-
-
-"Aurora!" panggil Agung--papah Aurora. Gadis yang di panggil di sebrang sana, menoleh kearah sumber suara. Ia terkejut saat tau itu adalah ayah nya.
"papah!" Aurora melambaikan tanganya dengan senyuman manis di bibir gadis itu.
Aurora menyebrangi jalanan. Ia menghampiri papahnya dan langsung saja Aurora memeluk sang papah, sudah lama juga Aurora bertemu kedua orang tua nya, setelah menikah dengan Askara.
Agung membalas pelukan Aurora erat.
Aurora saat memeluk papahnya, merasakan kenyamanan dan semua beban yang ia alami saat ini, seolah hilang. "papah, Aurora kangen banget sama papah." ucap Aurora, masih memeluk sang papah.Agung terharu. Agung merasa dirinya bukan ayah yang baik untuk anak. Agung menjodohkan Aurora kepada laki-laki yang jelas tidak Agung ketahui seperti apa Askara. Agung tak akan pernah tau, anak nya di perlakukan seperti apa oleh pemuda yang ia jodohkan dengan gadisnya itu.
"Ra, papah juga kangen,...banget sama Rora." ucap Agung, seraya tanganya mengusap-usap puncuk rambut Rora.
Aurora melerai pelukannya. Menatap sayu sang papah. Mata Aurora melirik keatas dan kebawah ia melihat tampilan ayah nya yang sangat berbeda. Aurora menatap mobil taksi, yang ada di samping antara dirinya dan Agung.
"Ini Ra, ini papah yang sekarang. Papah, supir taksi. kantor semakin hari semakin turun. Papah tidak bisa menggaji karyawan yang jumlahnya sisa belasan orang. Papah pasrah, papah rela jadi supir taksi online, demi kelanjutan hidup. Papah, supir taksi. bukan lagi seorang direktur perusahaan." Agung menatap lekat Aurora.
Aurora meneteskan air matanya. Aurora semakin hancur, tau ayahnya sudah jatuh sejatuh-jatuhnya. Aurora tak tega melihat sang papah yang sekarang harus menarik taksi. pasti hidup Agung dan Adisti kekurangan.
Agung menyeka air mata Aurora.
"jangan sedih nak. Ini ujian untuk keluarga kita, papah sayang sama Aurora. Papah juga sayang sama mamah, papah ingin menjadi lelaki yang berguna untuk mamah, dan ayah yang berguna untuk Rora. Walaupun sekarang kita jatuh miskin, papah janji, papah akan selalu bersyukur tidak akan putus asa.""Aurora sayang papah, Aurora gak tega liat papah sekarang harus narik taksi kaya gini pah, Aurora bakalan cari kerja buat bantu papah sama mamah."
"Ra, jangan sayang. Papah mamah tidak mau merepotkan kamu, kita hanya ingin Aurora bahagia. Kamu sama Askara pasti bahagiakan. Jangan kerja. Papah bilang jangan-jangan ya Ra."
"Sekarang, papah mau tanya. Kenapa kamu pulang sekolah jalan kaki? nggak bareng sama Askara?" Pertanyaan Agung membuat Aurora berpikir untuk mencari alasan. Aurora tidak mau Agung tau, kalau Askara pilihannya tak sebaik apa yang ia pikirkan.
"Askara... Askara dia lagi sibuk pah, jadi Aurora pulang jalan kaki. papah Aurora pengen kerumah, pengen liat mamah, Aurora ikut papah pulang ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA AURORA [END]
Roman pour AdolescentsTerpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong kasar dan tempramen. apa bisa Aurora bertahan? Aurora yang selalu di anggap sebelah mata oleh Askar...