Askara gelisah, tidak bisa tidur dengan tenang. ia memikirkan hasil ujian nya dan apa dia akan lulus sekolah? Askara tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. dia ingin buktikan, kalau Askara juga bisa membanggakan kedua orang tuanya.
Askara beranjak dari kasur. Aurora tidak ada di kamar entah kemana dia Askara melangkah kaki keluar dari kamar nya ia butuh Aurora di samping nya sekarang.
"Aurora.." panggil Askara
Turun tangga satu demi satu ia menginjak anak tangga menghampiri Aurora di ruang tengah perempuan itu duduk sembari menonton tv, Askara duduk di dekat Aurora ia melingkar kedua tangan nya ke pingang Aurora memeluk istri dari samping.
Aurora sedang serius nonton tv, terganggu karna Askara datang membuyarkan keseriusan nya nonton tv.
"Tumben, kenapa?" Tanya Aurora
"Ra besok aku lulus gak ya?" Belum menjawab pertanyaan Aurora sebelumnya, Askara bertanya seperti ini pada Aurora.
"Pasti kamu gelisah mikirin hasil ujian dan kelulusan kamu. sini, dengerin aku. kamu jangan mikir negatif terus, aku yakin kamu lulus. aku disini, berdoa buat kamu supaya kamu lulus dengan nilai terbaik. kamu pinter loh, aku sempet iri sama kepintaran kamu waktu awal masuk kelas dua belas dan satu kelas sama kamu."
Askara melepaskan rangkulan pinggang Aurora.
"Aku jadi tenang kalau kamu udah ngomong dan semangatin aku."
"Masa sih,"
"Iya, Ra."
Aurora tersenyum
"Oh ya tadi kamu bilang iri sama aku?"
"Iya, itu dulu waktu awal masuk satu kelas sama kamu."
"Iri sama suami sendiri, dosa tau."
"Eh aku iri nya waktu kita belum di jodohin sampe nikah sekarang, udah lama bahkan aku dulu pernah benci tu sama kamu tapi aku nelen ludah sendiri aku jadi suka sama kamu."
Mereka berdua pun jadi flashback.
"Gimana perasaan kamu saat aku nikahin kamu?" Tanya Askara kepo.
"Kaget. sedih, campur aduk jadi satu."
"Sedih nya?"
"Sedihnya karna nanti nya aku bakalan pisah sama kedua orang tua aku. dan benar, aku pisah dan ikut sama kamu ke apartement. kaget nya, karna aku kaget aja nikah sama cowok, yang aku kenal sebatas nama bahkan di kelas pun kita gak akrab, tau-tau kamu jadi suami aku. kan aku kaget," Curhat Aurora.
Askara terkekeh.
"Jangan kan kamu, aku sendiri juga kaget. perempuan pendiam di kelas, ternyata jadi istri aku. dan aku gak pernah menyangka kalau aku bakalan nikah secepet itu."
Aurora dan Askara melempar tatapan.
Aurora menguap pelan"Tidur yu" Aurora menepuk bahu Askara
"Ayo tidur besok aku harus bangun pagi, jangan lupa bangunin"
"Iya, pagi aku bangunin."
Askara bangkit dari sofa, Aurora juga bangkit dari sofa duduknya. mereka berdua berjalan bersama menuju ke kamar.
Menarik selimut menutup tubuh dirinya dan Aurora sebatas dada. posisi tidur mereka miring berhadapan
Askara memandangi wajah Aurora
"Dah, aku tidur duluan ya""Em ya tidur aja, aku bagian ngeliatin kamu tidur."
"Askara tidur juga besok kan mau sekolah. tidur..tutup mata" Aurora mengusap wajah suaminya Askara tersenyum "Raa.." Panggil Askara setelah wajah nya di usap Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA AURORA [END]
Teen FictionTerpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong kasar dan tempramen. apa bisa Aurora bertahan? Aurora yang selalu di anggap sebelah mata oleh Askar...