Silahkan skip/close apabila tidak nyaman dengan adegan pada chapter ini. Yang masih di bawah umur juga sebaiknya close chapter ini.
Happy reading🙏
..
.
.
.......
Diana membuang semua egonya, ia membuang semua rasa jijiknya, bahkan tak keberatan untuk menyesap saliva prianya.
Tubuh Fares semakin memanas, kala merasakan Diana yang balik melumatnya—meskipun dengan cara yang tidak terlalu benar. Namun, rasanya Fares sudah melayang, diterbangkan ke atas awan.
Si suami mulai menggapai bibir bawah istrinya, menariknya dengan seksi sebelum menyesapnya dengan halus. Lalu, mendalamkannya lagi, menciptakan bunyi-bunyian yang sensual. Fares ingin mendominasi sebentar, untuk mengajari Diana cara berciuman yang benar.
Diana menurut saja, mengikuti apa yang mantan mahasiswanya itu ajarkan.
Setelah lumatan-lumatan cinta yang Fares lakukan, ia memasukkan lidahnya ke dalam mulut terbuka kecil milik Diana. Kedua tangan Diana, Fares bawa melingkar pada lehernya.
Diana kembali menurut, tak ingin melawan arahan-arahan yang tengah tersuguh. Ia melenguh tanpa sadar, ketika merasakan Fares menghisapi lidahnya sambil menahan tengkuknya.
Sebenarnya, Diana masih begitu asing dengan semua sensasi yang tengah ia rasakan, namun ia tetap bertahan. Malah sudah menikmati titik-titik tertentu yang membuat dirinya merasakan indah yang membingungkan.
Fares membaringkan tubuh Diana di atas ranjang, setelah sejak tadi duduk bercumbu lembut di atas ranjang. Lantas, setelah Diana sudah berbaring, posisi Fares berada di atas wanitanya, mengungkung rapat.
Sesaat kemudian, pemuda itu melepas bibirnya. Membiarkan Diana mengambil oksigen selagi dirinya ingin turun ke leher istrinya. Hendak melakukan hal yang seringkali ia bayangkan: melukiskan tanda-tanda kepemilikan.
Lantas, Diana langsung mendesah tanpa sadar, membuat Fares merasa dirinya adalah lelaki tertampan di dunia. Entah pikiran macam apa itu.
Menit-menit kian berlalu, Diana sudah dibuat mabuk. Lehernya tak lagi bersih, akibat noda-noda merah marun keunguan yang bercokol begitu banyak pada leher mulus dan tulang selangkanya. Maklum, memang cita-cita sang suami.
Terus terang, Diana tak menyangka pada dirinya sendiri. Rasa jijik dan ragu-ragunya telah lenyap. Ia menikmati. Apalagi, saat tangan Fares masuk ke dalam daster satin minimnya, meremas lembut dan memainkan area depannya. Diana semakin tak habis pikir dengan semuanya.
Tanpa meminta izin, lelaki itu membuka pengait bra milik sang istri, lalu melepasnya. Kemudian, menanggalkan dress tidur navy tersebut dari tubuh wanitanya.
Diana refleks menutupi dadanya dengan tangan, tapi dengan perlahan, Fares menyingkirkan tangan Diana dari sana. "It's fine," kata suaminya tersenyum, menatap Diana dengan sayu nan lembut.
Sedangkan Diana, hanya memandang pasrah, ketika pemuda itu membuka kaus putihnya. Menampilkan tubuh indah yang baru kali ini Diana lihat dengan saksama.
Fares menuju pada bibir Diana lagi. Seolah bergerak sendiri, tangan Diana merayap mengelusi tengkuk dan leher sang suami.
Setiap lumatan dan kecupan yang Fares berikan, mengandung cinta yang begitu banyak di dalamnya. Dan setiap sapuan yang Diana lakukan ke permukaan kulit suaminya, mengandung kepercayaan dan perasaan yang begitu dalam di baliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ASEXUAL WIFE ✔️
RomanceDiana tidak tertarik baik pada lawan jenis atau sesama jenis. Apalagi kepada yang lebih muda, makin tidak berminat tentu saja. Hingga menginjak usia 32 tahun dan bekerja sebagai dosen pun masih tak ada minat pada asmara. Namun suatu ketika karena su...