Di sebuah bangku di tengah hutan, duduklah seorang pria muda. Ia sendirian, dengan paras tampan yang tiada semangat walau secercah.
Tiba-tiba, ada yang memegang bahunya. Ia menoleh lantas mendapati seorang wanita berusia 40 tahunan, berpakaian serba putih tengah tersenyum padanya.
Manik mereka bertemu lekat. Tak berselang lama, tangis sang pemuda mulai pecah. Sang wanita pun merengkuh erat tubuh si pemuda, memeluknya hangat penuh sayang.
"Bunda, Fares kangen banget sama Bunda...." Pemuda itu menangis.
"Bunda juga kangen sama Fares." Wanita itu tersenyum, menyapu-nyapu punggung bergetar milik lelaki yang ternyata putranya.
Pemuda itu melepaskan pelukan, lantas menatap wajah bundanya dalam-dalam, dengan senyuman haru yang bertandang indah pada bibirnya.
Kedua tangan wanita itu mulai menggenggam pipi basah sang anak. "Fares bangun, Sayang."
Fares menggeleng. "Fares capek, Bunda...," lirihnya sedih sekali.
Kali ini sang Bunda yang menggeleng, sambil menyapu kepala anaknya. "Tapi Fares selama ini kan kuat?" ujarnya lembut, dengan senyuman yang sungguh menenangkan.
"Tapi Fares udah capek banget... Fares mau sama Bunda...." Suaranya tersedu-sedu.
Berbeda dengan Fares yang menangis begitu putus asa, bundanya sejak tadi hanya tersenyum tenang.
"Nanti, Nak, belum sekarang." Sang Bunda tersenyum lagi.
Putranya tak dapat lagi berkata. Hanya menangis sambil menatap pilu bundanya.
"Fares akan jadi ayah. Fares gak boleh di sini dulu." Bundanya berucap lagi, begitu lembut.
"Gak mungkin, Bunda...." Fares menggeleng perlahan, dengan wajah yang tiada harapan.
"Dia udah minta maaf, Sayang."
"Tapi dia tetep gak suka dan gak sayang sama Fares... pasti dia bakal bikin Fares sedih dan sakit hati lagi... dia gak pernah nganggep Fares, Bunda...," jelasnya begitu lirih.
Wanita bernama Arini itu hanya tersenyum. Memandangi anaknya yang tengah meratap serius di hadapannya. Mengeluarkan segala sakit hati yang selalu ia pendam dari khalayak ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ASEXUAL WIFE ✔️
RomanceDiana tidak tertarik baik pada lawan jenis atau sesama jenis. Apalagi kepada yang lebih muda, makin tidak berminat tentu saja. Hingga menginjak usia 32 tahun dan bekerja sebagai dosen pun masih tak ada minat pada asmara. Namun suatu ketika karena su...