34 - Berkunjung [TAMAT]

14K 568 240
                                    

Keesokan harinya...

Seorang pemuda sedang bersiap-siap, mengenakan jaket lalu becermin menatap dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda sedang bersiap-siap, mengenakan jaket lalu becermin menatap dirinya. Ia mengambil parfum untuk disemprotkannya ke pakaian, sebelum memasukkan tangan ke dalam kausnya untuk menyemprot tubuhnya juga. Selalu saja Fares lupa untuk menyemprot tubuhnya lebih dulu baru mengenakan baju.

"Diana."

"Ya?"

"Aku mau ke makam Bunda dulu, ya," kata si suami sambil merapatkan jaketnya.

"Aku ikut, ya. Mau ganti baju dulu sebentar." Si istri membalas. Ia masih menggunakan handuk kimononya setelah mandi pagi.

"Gak usah, ntar aja kalau udah melahirkan."

Diana mengernyit langsung. "Kok gitu?"

"Orang hamil gak boleh ke kuburan, tau," jawabnya sambil menyisir rambut basahnya, "Btw udah gondrong ya, rambutku? Apa potong aja, ya? Cepak?" katanya lagi agak random.

"Eh, apaan cepak. Gak boleh ah, aku gak suka." Istrinya tidak setuju, sebelum membuka lemari tiga pintunya untuk memilih pakaian di sana.

Fares hanya tersenyum, tahu Diana akan tidak suka. "Ganteng, Di, kalau dicepak. Kayak tentara. Terus enak, gak boros sampo." Ia meledek lagi, namun nadanya serius.

"Ih, gak mau. Kamu kan bukan tentara. Biarin boros sampo."

Si suami terkekeh, melihat dahi istrinya sudah berkerut.

"Ntar kalau kamu cepak, aku gak bisa belai-belai rambut kamu. Gak seru," ucap Diana lagi, sudah menenangkan intonasinya.

"Belai-belai kulit kepalaku kan bisa."

Diana langsung mendelik, menatap sinis tanpa bersuara. Seperti biasa, suaminya mulai menyebalkan. Kalau sudah meledek, tidak mau berhenti.

Kemudian, Diana menghela napas saja, seraya mulai berpakaian. Lalu, ia kembali tersadar. "Oh iya, aku mau ikut ke makam Bunda, ya."

"Jangan, Di."

"Kenapa, sih? Kan mau ziarah juga." Diana menghampiri suaminya yang tengah duduk di kursi rias.

"Gak boleh ih, udah dibilang... entar aja kalau udah melahirkan. Serem kamu kalau ke kuburan." Fares tetap tak mengizinkan rupanya.

Diana memajukan bibirnya sebal. Ingin sekali mengatai Fares kuno karena bersikap seperti bapak-bapak jadul, padahal umurnya jauh lebih muda dari Diana. Namun seperti biasa, Diana akan tetap menuruti suaminya.

🌼🍂🌼🍂

Tak seperti biasanya. Kali ini, Fares sampai di makam sang Bunda dengan senyuman mengembang pada bibir merah mudanya. Sebab dirinya tengah membawa kabar baik yang ingin segara ia sampaikan.

"Bunda, bener kata Bunda, Fares bakal jadi ayah. Diana lagi hamil, Bun," katanya begitu ceria, menyapu-nyapu batu nisan bundanya.

MY ASEXUAL WIFE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang