07 - Ya Sudah, Res

6.6K 577 117
                                    

.......

"Tapi, Bu... pernikahan itu sesuatu yang sakral. Harus ada keseriusan di dalamnya. Saya memang sayang sama Ibu, tapi saya juga paham kalau Ibu gak suka sama saya. Saya gak pernah mau memaksa. Lalu, kalau Ibu menikah dengan saya, apa itu tidak menyiksa perasaan Bu Diana sendiri namanya?"

Fares berucap begitu lancar dan lugas. Diana sempat dibuat sedikit tertegun karena ia tidak tahu kalau Fares bisa selugas itu, sebab selama ia mengenal Fares, pemuda itu selalu bersikap malu-malu dan sungkan-sungkan saat bicara.

Ya tentu saja, Bu Diana. Karena Fares menyukai anda. Makanya dia bertingkah seperti itu, kalau pada orang-orang lain, Fares tidak semalu-malu itu.

Mendengar ujaran Fares, Diana jadi tertunduk malu. Apa yang dikatakan pemuda itu amat sangat benar adanya. Ingin mundur dan membatalkan semua, namun wajah sang Ayah tiba-tiba melintas dalam benak. Ia sudah berjanji, dan tidak ingin ayahnya kembali sakit karena dirinya.

"Maaf, Res... saya tau itu. Tapi saya gak punya pilihan lain. Mama saya mau menjodohkan saya sama orang lain, tapi saya sama sekali gak mau. Saya takut... kalau kamu, setidaknya... saya udah lama kenal sama kamu." Diana berucap jujur, malu sekali menatap lawan bicaranya.

Fares sangat ingin menerima tawaran ini karena tak bisa munafik, ia begitu tergila-gila pada Diana sejak dulu, jadi kalau diminta untuk menikahinya tentunya Fares akan sangat bersedia. Dan akan sangat munafik jika ia menolak, karena sampai detik ini pun Fares selalu gagal move on dari Diana.

Tapi...

"Bu, tapi kan... Bu Diana gak suka sama saya," ucap Fares pelan, menatap lekat Diana yang tak menatapnya.

"Maaf, Fares... soalnya saya-"

"Bukan, Bu," Fares tersenyum getir. "Maksud saya, apa gak masalah Ibu menikah dengan orang yang enggak Ibu cintai?" tanyanya penuh perasaan.

Diana bisa melihat manik Faresta yang berbinar-binar, memancarkan sorot yang Diana kurang paham juga apa artinya.

Itu ketulusan dan keikhlasan. Fares mencintai Diana, namun tak pernah ingin memaksa Diana membalas apa yang ia rasa. Apalagi, pernikahan sebuah konsensualitas. Fares akan memberikan apa pun yang Diana inginkan. Namun Fares bisa apa, jika bukan dirinya yang Diana inginkan untuk melakukan itu semua?

Diana tersenyum getir. "Gak apa-apa, Res. Ini demi ayah saya. Lagi pula... saya memang gak punya orang yang saya cintai selama ini. Jadi, ya sudah. Kayak gini aja," ujar Diana terdengar begitu pasrah.

Fares semakin bingung. Mengapa Diana selalu berkata demikian?

"Bu Diana ini.. apa bener gak suka sama cowok, ya?" Fares menerka-nerka asal. Yang mana terkaannya ternyata memang benar.

"Kalau kamu mau... nanti saya yang akan bayar biaya pernikahan kita berdua-"

"Hah?!" Pemuda itu tak ayal terkejut.

"Karena saya yang butuh pertolongan kamu, jadi harus saya yang bertanggung jawab sampai akhir," pungkas Diana.

"T-tapi, Bu...."

"Jangan ditolak, ya. Gak apa-apa." Diana tersenyum halus-entah ikhlas atau tidak.

Fares hanya bisa melongo, menatap Diana dengan guratan tak percaya. Mengapa semua ini terasa janggal dan gila? Tapi Fares pun tak mampu menolak.

Melihat Fares yang melamun dengan raut yang kaku, Diana mulai gugup. Namun ia harus tetap mencari kepastian. "Jadi, Res... gimana? Kamu mau?" tanyanya hati-hati.

"Emmm." Fares menggaruk kepala dan tengkuknya yang tidak gatal. "Saya... omongin sama bapak saya dulu ya, Bu. Nanti, nanti saya kabarin Ibu secepatnya-"

MY ASEXUAL WIFE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang