"Mommy!"
Bella yang tadinya lesu menjadi bersemangat lagi. Ah, Ellard sudah seperti mood booster untuknya. Ellard bocah itu berlari dan memeluk sang Mommy.
"Ututu anak Mommy sayang," kekeh Bella sambil membalas pelukan Ellard.
"Yuk masuk!" ajak Bella lalu menggandeng tangan mungil Ellard.
Bella segera menuju ke kamarnya di lantai dua. Setelah mengganti pakaian nya dengan yang santai Bella duduk di samping Ellard yang sedang menggambar.
"El lagi gambar apa sayang?"
Ellard mendongak menatap Bella lalu memperlihatkan hasil gambaran nya. Ellard tersenyum lebar sampai memperlihat kan gigi kelincinya.
"El gambal Ellard, Mommy, Daddy!" seru Ellard.
Kata terakhir yang di ucapkan di ucapkan Ellard membuat Bella menegang. Sudah lama dia tidak mendengar Ellard mengucapkan kata Daddy.
Bella mencoba tersenyum. "Gambar Ellard bagus. Mommy suka,"
"Benelan Mom?"
"Iya dong, anak Mommy gituh!" kekeh Bella.
Ellard terdiam sebentar lalu menatap Bella dengan mata bulatnya. "Mom, where my daddy?"
Damn it!
Bella kembali bungkam karna perkataan Ellard. Kenapa bisa tiba-tiba begini. Di saat dia kembali bertemu dengan daddy Ellard lagi. Semesta seperti sedang mempermainkan dirinya.
"Tadi El main sama Nino, telus Nino tanya mana Daddy El gituh,"
Bella masih diam.
"Mommy!" seru Ellard saat melihat sang Mommy yang malah terdiam.
Bella tersadar lalu tersenyum tipis sambil mengusap surai hitam milik Ellard.
"Daddy Ellard lagi kerja jauh makanya dia ngga di sini sama Ellard,"
"Daddy kelja?"
Bella mengangguk sebagai jawaban.
"Kenapa daddy ngga pelnah pulang? Papa Nino aja bisa pulang kan?" tanya El lagi.
"Papa Nino sama Daddy El itu beda. Pekerjaan daddy nya El itu sulit makanya ngga bisa pulang. Udah ya sekarang El mandi, katanya mau ke Mall."
Mendengar kata Mall membuat mata Ellard berbinar.
"Ayo Mom! Kita ke Mall!"
***
"Yon, sebenernya gue bingung. Siapa sih perempuan sama anak kecil yang lo suruh gue buat awasin ?" tanya Bryan saat mereka sedang berdua di ruangan kerja milik Leon.
"Terus, kenapa bocah yang namanya El itu mirip sama lo. Jangan-jangan lo buntingin anak orang ya?!" pekik Bryan lagi.
Leon mendengus lalu melempar bolpoin ke arah Bryan. Untung saja Bryan sigap, jika tidak mungkin jidat mulusnya yang akan menjadi sasaran.
"Anak gue."
"Hah? Serius lo, Gila survey membuktikan kalo lo ngga homo!" seru Bryan kelewat GJ.
"Ngga jelas."
"Serius ini bambang! Lo benerean ngebubtingin anak orang?"
"Hm," ketus Leon.
Bryan manggut-manggut lalu menatap Leon intens.
"Lo beneran mau tanggung jawab kan?"
"Hm,"
Bryan menggangguk lagi sebelum tersenyum smrik menatap Leon.
"Gimana Yon rasanya naena?" Kekeh Bryan sambil menaik turunkan alisnya.
Leon menatap Bryan tajam dia bersiap akan melemparkan gelas ke arah Bryan yang menyengir tanpa dosa.
"BRYAN SETAN! KELUAR LO!" seru Leon.
Leon mendengus kasar setelah kepergian Bryan. Kenapa dia masih saja betah mempunyai sekretaris sableng semacam Bryan.
Mata Leon beralih menatap foto Bella dan Ellard yang sedang tersenyum bahagia. Membuat Leon ikut menarik sudut bibirnya ke atas.
"Arghh!! Pekerjaan sialan!" kesal Leon.
Seharusnya dia ingin ikut melihat Bella dan Ellard yang sedang berada di Mall tapi, naas pekerjaan nya di kantor sedang menumpuk.
***
Ellard Xander admaja
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ellard ||Tamat
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BEBERAPA PART DI PRIVAT) Budayakan Vote terlebih dahulu Nb ; Revisi setelah tamat🌺 Ini lah kisah seorang gadis bernama Aurellia Arabella atau yang kerap dipanggil Bella. putri bungsu dari keluarga yang terpandang di Indones...