Kemarahan Bella

44.8K 3K 145
                                    

Hola-hola gyus....
Thanks buat 100 k pembaca😍😍😍

Happy Reading
ಡ ͜ ʖ ಡ

Setelah pemakaman Diana dan Dimas selesai. Bella dan juga kedua sahabatnya kini sedang berada dikamar El. Beberapa kerabat ada yang sedang menyiapkan acara tahlilan untuk nanti malam.

Leon? Laki-laki itu putus asa saat dari rumah sakit kemarin, Bella tidak mau berbicara dengan nya.

"Bella,"

"Pergi kamu mas!" sentak Bella. Dira dan Celin mengusap bahu Bella.

"Bel kenapa kamu hukum mas kayak gini?" lirih Leon.

Bella mengusap air matanya kasar lalu menatap Leon tajam. "Kamu lupa atau gimana? Semua yang menimpa aku itu gara-gara kamu!"

"B-bel"

Celin yang melihat pertengkaran Bella dan Leon tersenyum senang. Dalam hati ia menyorak bahagia saat rencananya kali ini berhasil.

"INI SEMUA GARA-GARA KAMU MAS! COBA AJA AKU NURUTIN PENEROR ITU MUNGKIN AKU NGGAK AKAN KEHILANGAN ORANG YANG AKU SAYANG!" bentak Bella.

Leon yang merasa tersalahkan menggeram marah. Kenapa disini dia yang salahkan?

"AKU JUGA NGGA MAU KAYA GINI BEL!"

"TAPI SEMUA GARA-GARA MAS! MENDINGAN MAS SEKARANG PERGI DARI HIDUP AKU DAN JUGA EL!"

Leon terkekeh miris melihat Bella yang terang-terangan memintanya pergi.

"Baik! Saya akan pergi dan urus surat perceraian kita!  Puas kamu!" seru Leon lalu memilih pergi dari kamar El.

Sedangkan Bella sudah menangis di pelukan Dira. Berbeda dengan Celin yang sudah berbunga-bunga hatinya. Akhirnya dia bisa menyingkirkan Bella dari hidup Leon.

"Lo yang kuat ya Bel, kita akan selalu dukung lo." ujar Celin sambil mengusap bahu Bella yang bergetar.

"Iya Bel, ada gue sama Celin" timpal Dira.

Bella mengulas senyum nya. "Thanks ya."

"Jangan bilang makasih, kita kan sahabat." ujar Dira diangguki Celin.

***

Leon mengendarai mobilnya ugal-ugalan. Mengabaikan para pengendara lain yang mengumpati cara nya menyetir. Dan sampai lai dia di sebuah jembatan yang tidak terlalu ramai.

Leon menetralkan nafasnya yang memburu. Amarahnya benar-benar terkuras karna Bella.

Brak!

"Argahh! Sialan kamu Bel!" seru Leon sambil menendang ban mobilnya.

Celin yang melihat Leon dari jauh menyeringai puas. Ah, dia sungguh bahagia sekarang.

"Akhirnya kamu bakal jadi milik aku," lirih Celin.

Leon mengacak-acak rambutnya kasar. Disatu sisi dia tidak ikhlas melepas Bella dan di satu sisi yang lain dia marah pada Bella yang terang-terangan menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi.

"Pak Leon!"

Leon menoleh dan mendapati Celin yang membawa sebotol air minum pada dirinya.

"Bapak minum dulu supaya emosinya stabil." ujar Celin lembut.

Leon tersenyum tipis lalu menerima minuman dari Celin. "Makasih,"

Celin mengangguk. Dia menatap kagum kearah Leon yang terlihat sangat tampan. Baru kali ini dia dapat melihat Leon dari jarak yang sangat dekat. Tidak seperti dulu yang hanya bisa melihat dari jauh.

"Kenapa kamu bisa ada di sini? Bukan nya tadi kamu sama Bella?" tanya Leon membuat lamunan Celin buyar.

"Saya ngga sengaja lewat sini pak. Terus saya liat bapak yang lagi frustasi."

Leon mengangguk mengiyakan. "Sekali lagi makasih," ujar Leon.

"Kalau begitu saya permisi dulu pak," ujar Celin.

Leon hanya mengangguk lalu melihat Celin yang memasuki mobilnya. Namun mobil yang dikendarai Celin tidak bisa menyala.

"Kenapa mobilnya?" tanya Leon.

"Ngga tau pak. Tadi aja masih nyala"

"Ya sudah kamu saya antarkan pulang. Bagaimana?" tanya Leon.

Celin tersnyum. Dia tentu tidak akan menolak tawaran yang sangat menggiurkan ini. Kapan lagi dia bisa naik mobil bersama Leon kan?

"Ngga ngrepotin bapak?"

"Tidak"

Celin tersenyum manis lalu memasuki mobil disamping kemudi. Tapi wajahnya langsung murung saat melihat foto Bella di dashboard mobil. Dia menggeram malah dalam hati.

"Bapak kayaknya cinta banget ya sama Bella," ujar Celin sambil terus menatap foto Bella.

Leon yang sedang menyetir lantas mengikuti apa yang dilihat Celin. Namun setelahnya tangan nya bergerak dan membuang foto Bella ke jok belakang.

"Jangan bahas Bella lagi. Saya muak!"

Celin mengangguk. "Jujur saya ngga suka sikap Bella yang malah menyudutkan bapak"

Celin menunduk dengan suara yang dibuat memelas. Ikut merasa priatin atas apa yang menimpa Leon.

Leon menghembuskan nafas kasar. "Jangan bahas lagi."

Setelahnya keadaan di mobil itu terasa hening. Apalagi perjalanan kerumah Celin masih jauh.

"Kamu mau permen?" tawar Leon sambil mengulurkan satu permen kaki kesukaan El yang kebetulan tertinggal di mobil.

Celin mengangguk lalu menerima uluran permen dari Leon. "Makasih pak"

Leon menatap Celin sebentar lalu mengangguk dan kembali fokus dengan jalanan didepan.

Mobil Leon berhenti di depan gerbang rumah mewah. Dan dia beralih menatap Celin yang malah tertidur.

Leon tersenyum menatap Celin yang terlihat pulas. Lalu merogoh saku nya untuk menelfon seseorang.

"Hallo..."

***
Tbc

Cie digantungin...

Stok hujatan boleh kalian lemparkan sekarang😀😂

Menurut kalian part ini gimana?

Bye..bye..
Vote 100 + 50 komment Update cepet

Baby Ellard  ||Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang