Yeyey!! Seneng banget udah 90 k😭...
Bantu 100k ya gyuss✨
_Happy Reading_
Bella dan Leon memasuki rumahnya. Namun langkah mereka terhenti saat mendengar suara tangisan dari arah belakang rumah.
"Mas, El udah pulang belum si? Kok aku merinding ya?" Bella mengusap buluk kuduk nya yang berdiri.
Leon menggeleng sebagai jawaban.
"Hiks...hiks"
Suara isakan terdengar semakin keras.
Bella dan Leon melangkah menuju belakang rumah. Di sana mereka dapat melihat punggung bocah cilik disamping akuarium.
"El?" Panggil Bella pelan.
"Huwaa! Mommy!" seru El lalu memeluk Bella erat.
"Ni anak kamu kenapa sih?" bisik Leon.
"Anak kamu juga kali!"
Leon mengambil alih El dan membawanya kegendongan nya dan mendudukan dikursi santai belakang rumah.
"Hiks...hiks..Mommy upin sama ipin,"
"Upin sama Ipin kenapa?" tanya Bella. Upin dan Ipin adalah nama yang diberikan oleh El untuk ikan nya.
"Upin sama Ipin mati Huwaaa!"
"Lah?" Bella dan Leon di buat melongo. Padahal mereka sudah khawatir kenapa anaknya yang super hyperaktif itu tiba-tiba menangis kencang. Ternyata hanya karena ikan mati. Padahal setahu Bella, tadi pagi saat ia memberi makan juga ikan itu masih hidup.
"Gimana ceritanya coba bisa mati? Padahal tadi pagi aja masih hidup?" tanya Leon.
El mengusap ingusnya dengan dasi yang dikenakan Leon. "Akuarium nya sama El dikasih bon cabe. Kasian Upin sama Ipin hidupnya di air yang putih terus takutnya kan bosen. Jadi, sama El dikasih boncabe biar airnya bisa jadi merah. Tapi Upin sama Ipin malah mati huwaaa!" tangis El kembali pecah.
Bella dan Leon menggeleng takjub mendengar cerita El. "Astaga! Gimana ngga mati coba! Air nya sama kamu dikasih bon cabe!"
"Hiks... Kan takutnya Upin sama Ipin kebosenen hidup di air putih."
Bella menepuk jidatnya. "Astaga anak mu mas! Pinternya ngalahin Albert Einstein."
"Bukan anak mas kalo kaya gini,"
***
Ting!
Suara notifikasi ponsel membuat Leon dan Bella yang sedang menonton tv saling berpandangan.
"Hp kamu bunyi sayang," ujar Leon lalu kembali fokus dengan layar tvnya sambil menepuk bokong El agar segera tidur.
Bella mengangguk lalu membuka ponselnya ada satu pesan dari rumah sakit tempat orangtuanya dirawat.
Rumah sakit
Selamat malam
Kami dari pihak rumah sakit ingin menyampaikan jika kondisi orangtua anda menurun. Dimohon untuk segera kerumah sakit untuk menyetujui tindakan selanjutnya."M-mas"
"Kenapa?" tanya Leon saat melihat raut Bella yang tidak mengenakan.
"Mama sama papa keadaan nya menurun. Ayo kita kerumah sakit,"
Leon mengangguk. "Mas ambil kunci terus kita titipin El sama mami,"
***
Bella dan Leon berjalan tergesa menuju ruangan orangtuanya. Bella hanya bisa berdoa dalam hati agar orangtuanya bisa selamat.
"Berdoa terus ya," bisik Leon membawa Bella kepelukan nya.
"Iya,"
Cukup lama mereka menunggu sampai dokter yang biasa menangani orangtuanya keluar. Rautnya sungguh tidak bisa terbaca.
"Maaf dengan berat hati saya harus menyampaikan jika orangtua anda meninggal dunia. Saya turut berduka cita. Kalau begitu saya pamit akan mengurus jenazah nya,"
"M-mas" tubuh Bella luruh kebawah. Dia tidak bisa menopang tubuhnya sendiri. Isakan mulai terdengar dari Bella.
Kenapa secepat ini dia harus kehilangan orangtuanya? Kenapa begitu cepat? Dia saja belum bisa memberikan kebahagiaan untuk kedua orangtuanya.
Dengan dituntun Leon, Bella memasuki ruang inap orangtuanya. Disana mereka berdua sudah terbujur kaku.
"Hiks! Mama! Papa!" seru Bella lalu berhambur memeluk tubuh mamanya dan juga papanya bergantian.
"Kenapa kalian ninggalin Bella secepat ini. Bella masih butuh mama, papa," lirih Bella.
Leon sebenarnya juga ikut sedih. Tapi dia harus terlihat kuat untuk Bella dan juga El. Apa jadinya jika dia sama-sama rapuh dan tidak ada yang menguatkan.
"Maaf tadi saya menemukan sebuah kertas untuk anak nya yang bernama Bella," ujar seorang suster.
Bella menoleh lalu mengambil kertas ditangan suster itu. Dia perlahan membukanya.
Hai Bella?
Gimana kejutan dari gue? Mengejutkan banget kan. Bahagia banget gue udah bikin nyokap sama bokap lo mati! Selamat ya gue turut seneng atas meninggalnya bonyok lo. Emm...kira-kira siapa target selanjutnya ya? Ah ya! Anak lo boleh juga hahaha... Gue ngelakuin ini karna lo belum juga ngelepasin Leon. Jadi jangan salahkan gue kalo gue perlahan-lahan buat lo hancur.
An
"Psikopat gila!"
Leon yang juga ikut membaca menggeram marah. An sudah bermain diluar batas.
"Bel,"
"Aku mau sendiri dulu,"
***
TbcHujatan untuk Celin terbuka lebar untuk kalian😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ellard ||Tamat
Ficção Adolescente(FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BEBERAPA PART DI PRIVAT) Budayakan Vote terlebih dahulu Nb ; Revisi setelah tamat🌺 Ini lah kisah seorang gadis bernama Aurellia Arabella atau yang kerap dipanggil Bella. putri bungsu dari keluarga yang terpandang di Indones...