(17) Perihal Kakak?

70.6K 5.1K 102
                                    

Cuma mau mengingatkan...
Jangan lupa Vote karna vote itu gratis...

Happy Reading
.
.
.
.

Tak terasa sudah satu bulan umur pernikahan Bella dan juga Leon. Semua masih sama, Diana dan Dimas yang masih belum sadar dari komanya. Bella yang masih mengerjakan skripsi dan Leon yang masih menjadi Dosbingnya. Walau anak kampus belum tau jika dosen idola mereka ternyata sudah menikah. Ah, bahkan sudah mempunyai anak.

Yang berbeda sekarang, Ellard bocah itu sekarang sudah masuk taman pendidikan kanak-kanak. Tiap hari pasti ada saja tingkah Ellard yang sangat menggemaskan.

"Mommy! Sepatu El mana!"

"Bell dasi saya yang warna merah mana!"

Seruan dari El dan Leon yang berbarengan membuat Bella yang sedang memasak di dapur menghembuskan nafas lelah.

"Bi Rina lanjutin dulu yah. Saya ke atas,"

"Baik non,"

Bella dengan hati dongkol naik ke kamar nya di lantai dua. Ya, mereka masih menempati rumah kediaman Admaja sampai kedua orangtua Bella sadar. Perusahaan juga sekarang di pegang kendali sementara oleh Leon. Bisa di bayangkan betapa sibuknya Leon saat ini.

"Mommy sepatu El mana?" tanya Ellard yang sudah rapih dengan seragam nya.

"Kan ada di lemari khusus El."

"Yang warna hitam Mom!" seru bocah itu.

"El lupa kalo sepatu nya lagi di cuci? El sendiri lho yang nyuci. Sekarang pake yang ada dulu Mommy mau ke Daddy kamu," ujar Bella.

Ellard menepuk jidatnya sendiri. "Oh ya El lupa,"

Bella menggeleng lalu melangkah menuju kamarnya. Disana dia bisa melihat Leon yang sedang membenarkan rambutnya.

"Kamu tadi nyari apa?" tanya Bella sambil bersedekap dada. Setiap pagi kesabaran nya di uji.

"Dasi saya," ujar Leon. Jangan heran jika Leon masih saja menggunakan bahasa formal. Dia belum terbiasa.

Bella mendengus. "Kamu tu ya! Tiap hari nyariin dasi mulu! Kan aku dah bilang ada di tempat biasa!" sentak Bella sambil mengambil dasi yang tadi di cari Leon.

"Nih, dasi nya!" seru Bella.

Leon hanya mengangguk. Bella sangat galak jika sedang dirumah. Omelan Bella pasti akan berlanjut sampai wanita itu puas.

"Kamu udah besar ya mas masa perihal dasi harus aku terus. Masa saingan sama El sih. Tiap hari saut-sautan cari barang."

Tuh kan Bella masih memperpanjang masa omelan nya.

"Iya saya minta maaf," ujar Leon.

"Diem kamu! Siapa yang suruh ngomong!"

Oke! Leon diam dari pada sang singa betina bertambah berapi-api.

"Kamu ngga ngertiin aku banget. Pagi aku sibuk ngurus dapur sama El. Belum lagi tiap hari harus ngerevisi skripsi aku! Ngga tau apa aku puyeng! Ngerti ngga kamu!"

Leon diam.

"Di bilangin malah Diem!" sentak Bella membuat Leon melongo. Lah? Tadi di suruh diam sekarang? Bella memang sangat membagongkan.

"Kan kamu nyuruh saya diem ya udah saya diem. Lah ini?" Leon mengangkat satu alisnya.

"Terserah kamu deh! Kamu anter El ke Tk!" sentak Bella.

Leon menghela nafas pelan. Mungkin Bella sedang PMS makanya dia terlihat sensi sekali pagi ini. Biasanya Bella tidak pernah ngomel sepanjang ini.

***

"Tas Bian bagus, El suka." ujar El saat melihat tas Bian yang bergambar kapten Amerika.

Bian teman baru El di taman kanak-kanak tersenyum lebar. "Iya dong, Bian kemarin di beliin sama kakak Bian yang ada di Bandung,"

El mengangguk mengiyakan. "Gimana sih rasanya punya kakak?"

"Enak! Apapun yang Bian pengin pasti di kabulin,"

El mengangguk lagi. Ah, dia jadi ingin mempunyai kakak.

"El jadi pengen punya kakak kaya Bian,"

"Minta aja sama Daddy nya El. Minta di beliin kakak. Daddy nya El kan holang kaya,"

"Emang bisa di beli?"

"Ngga tau siapa tau aja bisa. Makanan aja bisa di beli siapa tau kakak juga bisa di beli," ujar Bian. Entah dia kelewat pinter atau gimana

Mata bulat itu berbinar. El harus memberitahu pasal ini pada sang Daddy! Harus!

"Iya deh, nanti El minta sama Daddy."

**
Tbc

Spam komen:)

Janji deh update bab selanjutnya....

-perihal Adik!"

Itu buat part selanjutnya...

Bye-bye
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri.

Baby Ellard  ||Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang