(FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BEBERAPA PART DI PRIVAT)
Budayakan Vote terlebih dahulu
Nb ; Revisi setelah tamat🌺
Ini lah kisah seorang gadis bernama Aurellia Arabella atau yang kerap dipanggil Bella. putri bungsu dari keluarga yang terpandang di Indones...
Sebelumnya makasih buat 1k pembaca gyus. Pokoknya aku seneng banget😩
Makasih yang udah nyempetin mbaca cerita ku yang ngga jelas. Makasih gyus🤲♥️
Happy reading gyus!!!
"Leon!" Pekik Letta saat melihat Leon yang baru saja keluar dari mobil sport nya.
Leon mendengus saat mendapati Letta berjalan ke arahnya dengan mata berbinar. Apalagi saat melihat pakaian yang di kenakan Letta jauh dari kata sopan.
"Leon kata tante Viya kamu mau kesini makanya aku dateng," ujar Letta dengan nada yang manis yang malah membuat Leon muak.
Tanpa menjawab perkataan Letta, Leon meninggalkan Letta dan memasuki mansion rumahnya. Rumah yang jarang di datangi karna dia lebih senang tinggal di Apartemen. Apalagi gara-gara sang mama yang sering menjodohkan dirinya.
"Bagus baru kesini kalo mama baru nelfon," ketus Viya sambil bersedekap dada.
"Yang penting Leon kesini."
"Halah! Terserah kamu deh. Eh, calon mantu mama kesini," ujar Viya saat melihat Letta yang berada di belakang punggung tegap Leon. Lalu setelahnya mereka ber cipika-cipiki ria.
"Papa kapan pulang?" tanya Leon.
"Lusa pas hari ulangtahun nenek kamu,"
Leon mengangguk.
"Leon keatas,"
"Loh, Nanti-nanti! Ada Letta loh di sini. Pokoknya kamu ngga boleh naik." bantah Viya lalu menyuruh agar Leon duduk di sofa yang bersebrangan dengan Letta.
"Apasih ma, Leon cape mau istirahat!"
"Bentaran doang astaga! Masa kamu kaya gitu sama calon mantu mama,"
"Ngga papa ma, Leon pasti cape butuh istirahat," timpal Letta dengan nada semanis mungkin.
Leon memutar bola matanya muak. Melihat tingkah Letta yang terlihat sok baik di depan nya. Tanpa berkata-kata lagi Leon segera beranjak dari duduknya. Tapi suara menggelegar Bryan membuat langkah Leon terhenti.
"Hai everyone! Bryan yang ganteng badas datang! Aunty Viya mana Red carpet nya yuhu!!" teriak Bryan tanpa tau malu.
Viya, mama Leon berdiri untuk menyambut Bryan.
"Kebiasan kamu Yan kalo kerumah Aunty teriak-teriak. Di kira ini hutan apa!" kesal Viya tapi tak ayal dia juga memeluk Bryan yang sudah dia anggap seperti anak nya sendiri.
Bryan cengengesan setelah melepas pelukan nya dengan Viya. Matanya beralih menatap Leon.
"Oyy bos kampret!! Mentang-mentang lo bos jadi lo bisa nyerahin tugas lo semua ke gue gitu aja hah! Kemana aja lo seminggu ini?! Di butuhin ngilang ngga di butuhin ada. Lo ngga kasian sama gue yang harus lembur hah?!" semprot Bryan panjang kalih lebar.
"Lebay!"
"Aunty Viya, anaknya minta di gampar bolak-balik!" rajuk Bryan.
Viya menatap Leon tajam.
"Kamu dari mana aja seminggu ini?" tanya Viya penuh selidik.
"Urusan,"
Viya mendengus pelan. Sudah habis stok kesabaran nya menghadapi anak semata wayang nya itu. Letta? Perempuan itu hanya mendengarkam karna dia tidak ada hak untuk ikut campur.
"Bry ikut saya," titah Leon lalu meninggalkan ruang tamu.
"Leon mama belum selesai ngomong. Mama kepo urusan apa?!" seru Viya dengan tingkat ke kepoan meningkat.
"Jangan jadi orang kepo takut cepet di panggil tuhan,"
"ANAK DURHAKA KAMU YON!!"
Bryan di belakang Leon terkekeh. Ia tau bahwa hubungan Leon dengan mamanya sering terjadi pertengkaran.
"Jadi? Lo kemana aja seminggu ini?"
"El sakit,"
Bryan mengangguk tentu dia tau siapa El yang di maksud oleh Leon. "Sekarang gimana keadaan keponakan gue?"
"Baik,"
"Satu lagi," ujar Leon sesaat setelah keheningan mereka.
"Apa?" tanya Bryan malas.
"Selidiki Letta dan latar belakangnya,"
*** Tbc
Cuma mau bilang jangan lupa vote
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
