Pembuka
(Leon senyum nya ngajak nikah :v😁)Bella memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Dengan langkah riang dia memasuki rumahnya. Suasana hatinya sedang berbahagia sekarang.
"El mana?" tanya Bella sambil menyalami punggung tangan Leon.
"Ikut mama,"
Bella mengangguk dia ingin segera ke kamarnya tapi Leon menahan tangan nya.
"Kenapa?" tanya Bella.
"Kita perlu bicara."
Bell menaikan satu alisnya. Apa yang akan di bicarakan Leon?
"Saya ngga suka sikap kamu tadi,"
"Sikap aku? Yang mana?"
"Yang kamu menyuruh El untuk menumpahkan minuman di atas paha Vina. Saya ngga suka dengan sikap kamu. Secara ngga langsung kamu mengajari El berbuat yang tidak baik." Ujar Leon.
Bella terdiam lalu setelahnya dia tersenyum miring. "Mas ngga suka aku nyuruh El kaya gitu?
"Ya! Saya ngga suka, apa untungnya kamu mengajari El seperti itu. Apa pantas seorang ibu mengajari seperti itu pada anak nya? Nggak kan?"
Bella tersenyum sinis. Dia melakukan ini juga karna Leon kan? Jika saja laki-laki itu tidak duduk berduaan dengan dosen muda itu pasti Bella tidak akan bertindak demikian. Sakit hati? Tentu Bella merasakan itu.
"Secara ngga langsung mas juga belain bu Vina!" sentak Bella yang juga emosinya tersulut.
"Ini semua ngga ada hubungan nya sama bu Vina. Tapi ini hubungan nya tentang kamu mengajarkan El untuk melakukan yang ngga bener!" Leon yang memang gampang tersulut emosi juga ikut meninggikan suaranya.
"Lalu? Mas membenarkan tindakan mas yang duduk berdua dengan bu Vina di kantin gitu?"
"SUDAH SAYA BILANG! INI NGGA ADA HUBUNGAN NYA DENGAN BU VINA!" bentak Leon.
Bella refleks mundur saat mendengar bentakan Leon. Tak terasa air matanya turun. Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanya sangat sensitif.
Bella mengusap air matanya lalu terkekeh miris. "Kamu bentak aku gara-gara bu Vina mas? Aku kecewa sama kamu!" seru Bella lalu keluar dari rumahnya.
"Argghh!" Leon menggeram frustasi.
Bella mengemudikan mobilnya tak tentu arah. Air matanya juga masih turun membasahi pipinya.
Rumah sakit adalah tempat yang sekarang dituju oleh Bella. Dia ingin curhat dengan mama dan papanya.
"Ma, pa Bella kangen hiks," isak Bella. Ia menggenggam tangan Diana.
"Hiks..tadi mas Leon bentak Bella. Apa salah Bella sih, padahal Bella cuma ngga suka mas Leon deket-deket perempuan lain selain Bella. Bella ngga suka hiks. Bella udah sayang sama mas Leon,"
"Bella hiks kecewa," lirih Bella.
Bella memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. Rasanya dunia seperti berputar. Terakhir yang di lihat Bella adalah seorang perawat yang memasuki ruangan sambil meneriaki namanya. Dan setelah nya semuanya gelap.
***
Di lain tempat, Leon terlihat gusar. Dari tadi dia mondar-mandir. Apa perlu dia mencari Bella? Tapi di lain sisi.
"Biarin Bella dulu. Biar dia sadar sama kesalahan nya." Monolog Leon lalu melihat jam yanb melingkar di tangan nya.
"Shit! Ada meeting penting!"
***
"Eugh..."
"Alhamdulillah mbak udah sadar," ujar seorang dokter perempuan.
"Sa-saya kenapa dok?" tanya Bella sambil memegang kepalanya yang berdenyut nyeri.
"Tadi mbak pingsan diruangan orangtua mbak." Jelas sang dokter.
Bella mengangguk lalu dia terdiam. Dia kembali mengingat pertengkaran nya dengan Leon tadi. Seketika hatinya kembali berdenyut nyeri.
"Selamat juga ya mbak,"
Bella memandang bingung ke arah dokter itu.
"Selamat mbak nya hamil. Usianya masih dua minggu,"
"Hah?!"
***
TbcSorry typo bertebaran....
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ellard ||Tamat
Dla nastolatków(FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BEBERAPA PART DI PRIVAT) Budayakan Vote terlebih dahulu Nb ; Revisi setelah tamat🌺 Ini lah kisah seorang gadis bernama Aurellia Arabella atau yang kerap dipanggil Bella. putri bungsu dari keluarga yang terpandang di Indones...