(9) Dosen Gila!!

92.7K 6.5K 45
                                    

.Absen dulu yuk! Yang baca cerita ini dari mana aja.

Happy reading!!!

Sial!

Begitulah kata yang menggambarkan kekesalan Bella saat ini. Bagaimana tidak, mobil yang dia kendarai mogok di tengah jalan. Sialnya lagi dia mempunyai jadwal kelas pagi. Ah, dewi fortuna tidak memihak kepadanya.

"Sial....sial"

Dengan kesal Bella menendang ban mobilnya agak keras. Membuat dia mengaduh kesakitan.

"Damn! Mobil sialan!" umpat Bella.

Dengan perasaan dongkol Bella duduk di tepi trotoar berharap ada malaikat yang turun ke bumi. Sialnya lagi, jalan yang di lewati Bella adalah jalan sepi yang jarang di lewati kendaraan. Yang lewat pun bisa di hitung menggunakan jari.

Dalam hati Bella terus menggerutu. Andai ada yang menolongnya dia akan memberi satu permintaan. Kaya jin aja ya Bella.

Tin!

Bella segera berdiri saat ada mobil pajero hitam sport yang berhenti tepat di belakang mobilnya.

"Tuan plis bisa tolong saya!" seru Bella.

"Loh Mr!" pekik Bella saat ternyata melihat orang itu adalah Leon. Orang yang sangat Bella harus hindari. Tapi bagaimana pun juga sekalipun dia berlari menjauh dia akan harus terus bertemu dengan Leon. Andai saja dia bisa request untuk memilih Dosbingnya.

Leon yang kebetulan lewat di jalan yang sama menerbitkan senyumnya. Hal yang sangat jarang di lakukan oleh seorang Leon Xander William.

Leon turun dari mobil pajero hitamnya lalu menghampiri Bella yang kini menggerutu kesal.

"Kenapa Mr harus lewat sini sih? Mesti gara-gara Mr. Mau lewat sini saya jadi sial!" seru Bella kelewat ngawur.

Leon menaikan satu alisnya bingung. Lah kok jadi dia yang di salahkan? Dia juga memang sering lewat sini dan Leon memang kebetulan melihat Bella yang sedang duduk di pinggir jalan.

"Saya saja tidak sengaja," sangkal Leon yang tidak terima di salahkan.

"Yang ngga tau pokoknya salah Mr!"

"Terserah kamu aja, kamu mau nebeng saya nggak? Kamu ada kelas pagi kan?"

Ibu anak satu itu memicingkan matanya menatap Leon. Setelahnya dia menghembuskan nafasnya kasar.

"Ngga usah! Saya bisa cari taksi online!"

"Beneran? Padahal kelas kamu akan di mulai. Jangan lupa sekarang adalah jam saya. Jadi, jangan salahkan saya jika saya akan memberi kamu hukuman."

Daebak! Mungkin jika Bryan ada bersama Leon mungkin laki-laki itu akan berteriak heboh mendengar seorang Leon berkata panjang lebar.

Bella yang mendengar ucapan leon yang tersirat nada ancaman itu mendengus.

"Kok Mr. maksa!"

Leon mengendikan bahunya acuh. "Kata siapa?"

"Saya lah!" jawab Bella ngegas.

"Padahal saya hanya menawarkan. Ya sudah jika kamu menolak. Saya permisi,"

Bella yang melihat Leon sudah memasuki mobilnya mendadak menjadi gelisah. Apalagi jam nya sudah hampir mepet.

"Tunggu!" seru Bella.

Leon yang mendengar teriakan Bella tersenyum tipis. Dia membuka kaca mobilnya.

"Fine! Saya ikut bapak!"

Leon menyeringai puas. Lalu membuka kan pintu mobil sebelahnya. Setelah Bella masuk dia mulai menjalankan mobilnya.

"Shit! Mobil gue!" lirih Bella yang tentu dapat di dengar Leon.

"Nanti biar orang dari bengkel langganan saya yang ambil mobil kamu," ujar Leon yang membuat Bella menghela nafas lega.

Setelahnya mereka berdua kembali hening. Hanya ada suara lagu dari Ed-Sheeran yang mengalun indah dari radio di mobil Leon. Sampai suara Leon memecah keheningan.

"Bella"

"Hm," Bella berdehem sebagai jawaban.

"Saya minta maaf untuk kejadian lima tahun lalu. Saya benar-benar minta maaf karna secara tidak langsung saya sudah menghancurkan masa depan kamu,"

Bella menahan nafasnya. Tangan nya berkeringat dingin sekarang.

"Dulu saya di jebak oleh seseorang. Sekali lagi saya minta maaf,"

"Apa dengan minta maaf bapak bisa ngembaliin apa yang sudah hancur? Nggak kan?" ujar Bella yang kini sudah terbawa emosi.

"Saya tau bahkan mungkin maaf saja tidak akan cukup untuk menebus kesalahan saya. Dulu saya tidak sadar, jika bisa saya juga tidak ingin merusak masa depan kamu Bell," kata Leon lembut. Kini dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu menggenggam tangan kanan Bella.

"Bapak ngga tau gimana kehidupan saya empat tahun ini. Semua impian yang sudah saya inginkan dalam satu malam hancur semuanya. Saya depresi pak! Apalagi saat tau saya hamil! Di situ dunia saya benar-benar hancur," ujar Bella dan melirihkan ucapan terakhirnya. Kini Bella benar-benar terlihat rapuh.

Leon membawa tubuh Bella agar mendekat ke arahnya lalu memeluknya erat. Bella menangis terisak di dada bidang milik Leon. Menumpahkan segala kesedihan nya yang sudah terpendam empat tahun ini. Percayalah, Bella tidak sekuat itu.

"Bapak jahat! Brengsek!" isak Bella sambil memukul dada bidang milik Leon.

"Maaf," lirih Leon.

"Beri saya satu kesempatan dan kita akan membesarkan anak kita sama-sama. Saya mohon,"

***
Tbc

Baby Ellard  ||Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang