Bella celaka

56.5K 3.9K 65
                                    

Hello gyus!

Jangan lupa vote karna vote itu gratis!!

Pencet tombol bintang yang ada di pojok kiri.

Jangan pelit-pelit♥️

Happy Reading!!

"BELANJING!"

Bella memutar bola matanya malas. Teriakan Dira sangat membahana membuat orang-orang yang sedang berlalu lalang menatap Bella dan Dira bergantian.

"Berisik ogeb!" umpat Bella.

"Eits! Bumil ngga boleh ngomong kasar" Dira berkacak pinggang.

Refleks Bella memegang perutnya sambil beramit-amit. Dia lupa jika sedang mengandung.

"Nyok ke kelas bund!" seru Dira lalu berlalu terlebih dahulu dari hadapan Bella.

Bella melongo menatap Dira. Yang benar saja, tadi gadis itu memanggilnya kini malah meninggalkan dirinya.

"HELO-HELO EPRIBADEH!" seru Celin yang baru saja masuk kelas.

"WOY! MENTEMEN NGGA ADA RED CARPET APA! INCES CELIN DAT-"

Pluk

Teriakan Celin yang membahana terhenti saat Dandi, teman sejurusan mereka melemparkan kertas yang sudah di buat menjadi gumpalan.

"Berisik banget si lo! Ngga liat kita semua lagi belajar heh!" seru Dandi.

Bella dan Dira menggeleng. Apalagi teman kelas mereka. Sudah hal biasa jika Dandi dan Celin adalah musuh bebuyutan.

Celin berkacak pinggang lalu menunjuk Dandi tajam. "Gue yang teriak lo yang sewot. Masalah hidup lo apa sih sama gue?!"

"Banyak! Lo menganggu ketentraman hidup gue dan anak-anak yang lain!"

Celin menatap nyalang ke arah Dandi.

"Kalian berdua ribut mulu. Pacaran aja lah!" seru Aileen. Di angguki yang lain.

"Najis!" umpat Celin dan Dandi.

"Ngapain lo ngikutin ucapan gue babi!" seru Dandi.

"Lo bilang gue babi!" seru Celin sambil menjambak rambut Dandi.

Seisi kelas sudah tergelak melihat kelakuan dua orang itu. Apalagi Bella dia tertawa bebas tanpa beban.

"Aww... Asu! Asu! Sakit ogeb!" seru Dandi.

"Kasian mana masih muda," Dira menggeleng kan kepalanya. Prihatin melihat Dandi yang sedang di siksa Celin.

"Woy! Cicing elah! Bu Vina OTW kadie!" seru Asep.

"Mati lo!" seru Celin sambil berjalan menuju bangkunya yang berada di depan Bella.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Pagi bu!" seru seisi kelas.

"Kumpulkan proposal yang ibu minta kemarin sesuai absen ya majunya." ujar Bu Vina.

(Author ngga tau dunia perkuliahan jadi ngasal aja😌)

Bella yang menjadi absen kedua maju untuk mengumpulkan tugas yang di minta bu Vina.

Mungkin dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Bella. Saat dia hendak kembali ke bangkunya dia tersandung  kaki Celin.

"Bella!" pekik Dira dan Celin.

"Awss..." ringis Bella. Tadi dia jatuh sangat keras.

"Dir-dira perut gue sak-sakit," ringis Bella.

Dira kalang kabut mendengar ringisan Bella. Apalagi saat dia melihat darah yang mengalir dari paha Bella. Teman sekelas Bella yang memang belum mengetahui Bella sudah menikah hanya melihat. Menurut mereka kenapa Bella bisa meringis sakit seperti itu. Pikiran negatif mulai memenuhi pikiran mereka.

"M-mas Leon," lirih Bella.

Dira yang mendengar gumaman Bella segera mengambil ponsel Bella dan mencari kontak Leon. Celin raut gadis itu merasa sangat bersalah.

"Udah gue telfon. Lo yang sabar ya Dir,"

Bu Vina mematung. Dia menatap Bella dengan tatapan yang sulit di artikan.

Brak!

Pintu yang di buka paksa membuat atensi seluruh kelas melihat ke arah pintu masuk. Disana Leon berlari menuju Bella dengan nafas terengah.

"Bella!" seru Leon.

"Ayo pak kita bawa Bella kerumah sakit!" seru Dira.

Leon mengangguk lantas menggendong Bella ala bridal style. Tatapan seluruh kelas menatap kepergian Leon, Bella, Dira, dan Celin. 

Apa hubungan Bella dengan dosen idola kampus?

"M-mas,"

"Sayang bertahan ya,"

***
Tbc

Dalang utama akan segera hadir!!

Baby Ellard  ||Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang