• MATURE 21+
• FOLLOW DULU, BARU BACA!
• DON'T COPY MY STORY, NGOKEYY⚠
The most impressive ranking🏅
#1 in seyoon
#1 in yoonasnsd
#1 in vip
#1 in loveshot
#1 in exoshidae
#1 in yoonhun
#1 in sehunoh
#1 in snsd
#1 in imyoona
Start: 25-05-2020
Finis...
Harap tinggalkan jejak ya guys😉 itu ada tanda bintang di pojok⭐
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading!
Sudah tiga hari Willis menginap di mansion tuan Im dan selama dia berada di sana dirinya selalu dibuat heran dengan seorang wanita yang selalu lalung-lalang menaiki tangga menuju lantai tiga dengan membawa paper bag yang entah apa isinya. Hingga pagi ini dia berpapasan dengan wanita itu, yang tak lain adalah Yuri. Dia melihat Yuri tergesa-gesa menuruni tangga dan hampir saja menabraknya.
"Ma-maaf. Maafkan aku Mr.Willis, aku sedang buru-buru jadi tak memperhatikan langkahku" Ucap Yuri sembari menunduk takut.
"It' ok, aku mengerti"
"Trima kasih, aku akan lebih berhati-hati lagi"
Willis mengangguk sebagai jawaban.
Setelah tadi hampir menabrak Willis, Yuri berlari menuju lantai satu, di sana Lucas sudah menunggunya dengan wajah kesal. Yuri menghubungi Lucas untuk pergi mengantarkannya mencari makanan yang Yoona inginkan. Awalnya Lucas tak mau tapi karena itu untuk nona mudanya dia pun mengiyakan permintaan Yuri.
Yuri pusing setengah mati dengan keinginan Yoona yang semakin hari semakin aneh. Yoona meminta dibelikan es buah, Yuri ingin menolak tapi melihat Yoona yang ingin menagis membuatnya terpaksa menuruti keinginan wanita itu.
Sedangkan Yoona kini tengah menyibukan dirinya membaca majalah di dekat jendela kamarnya. Tadi dia memaksakan diri untuk memakan makanan yang dibawakan Yuri untuk makan malamnya tapi dia malah memuntahkannya. Dia sadar sudah menyusahkan Yuri dengan meminta ini itu, namun mau bagaimana lagi, Yoona tak percaya siapapun di mansion untuk membawakan apa yang dia inginkan. Hanya Yuri yang dia percaya. Yoona tau Yuri lelah mengurusnya, harusnya yang melakukan semua itu adalah ayah dari bayinya, tapi itu tak mungkin terjadi bukan? Mengingat wajah Sehun saja Yoona sudah ketakutan apa lagi harus membayangkan Sehun yang menatap tajam dirinya karena meminta ini itu, atau mungkin Sehun akan membunuhnya jika terlalu manja dan banyak maunya.
Yoona mengusap perutnya yang masih rata itu. Dia tak pernah menyangkan dia akan menjadi seorang ibu, Yoona ragu sekaligus takut jika tak bisa menurus anaknya kelak tanpa sosok seorang ayah.
"Baby, aku tau kau belum sepenuhnya tumbuh tapi aku berharap kau akan menjadi anak yang kuat suatu saat nanti, jangan seperti aku yang lemah ini dan jangan seperti Daddy mu juga, dia sangat menyeramkan" Ucap Yoona dengan senyum tipisnya.
"Aku takut pada Daddy mu tapi aku tak bisa memungkiri jika aku merindukannya.. Aku bodoh sekali karena meridukan orang yang menghancurkanku, tapi aku tak menyesal memilikimu, kau harus tau kalau kau adalah alasan aku untuk hidup sampai saat ini, kau sangat berharga bagiku, trima kasih sudah hadir, Mommy sangat mencintaimu"
Air matanya mengalir begitu saja, semenjak hamil Yoona mulai sensitif dengan hal-hal kecil, dan entah mengapa dia selau memikirkan Sehun meskipun yang muncul di pikirannya adalah Sehun yang menatap tajam dirinnya.