VIP || 41

1.6K 229 72
                                    

Harap tinggalkan jejak ya guys😉 itu ada tanda bintang di pojok⭐

Harap tinggalkan jejak ya guys😉 itu ada tanda bintang di pojok⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Tiffany membawakan makanan untuk Yoona. Beberapa menit yang lalu wanita itu sudah kembali sadar, kata dokter Yoona harus makan dulu sebelum meminum obatnya. Tapi ini akan sangat sulit karena sedari tadi Yoona tak mau membuka mulutnya, dia hanya duduk diam di ranjang dengan tatapan kosongnya. Tiffany berusaha membujuknya tapi tak dihiraukan, itu membuatnya pusing sendiri menghadapi Yoona.

"Yoona, aku mohon makanlah. Sedikit saja juga tak apa, setelah itu minum obatmu ok" Ucap Tiffany penuh harap.

"Sehun. Aku ingin menemuinya" Ujar Yoona.

"Kau yakin?" Tanya Tiffany khawatir.

"Iya"

"Baiklah. Tapi kau harus makan dulu, setelah itu minum obatmu dan aku akan memanggil Sehun"

Yoona mengangguk lemah.

Setelah menghabiskan makanannya dan meminum obat. Yoona menunggu Tiffany pergi keluar untuk memanggil Sehun. Dia ingin bertemu dengan Sehun, meski dia tahu harusnya dia membenci Sehun dan menghindarinya namun cintanya untuk Sehun lebih besar dari rasa bencinya.Dia akui dia memang bodoh karena masih menyimpan perasaan cinta untuk pria yang telah menghancurkannya dan membunuh kedua orang tuanya.

Pintu terbuka membuat Yoona mengalihkan tatapannya dan mendapati Sehun berdiri di ambang pintu sembari menatapnya.

Sehun melangkah mendekatinya.

Beberapa menit berlalu tapi tak seorangpun yang mau membuka pembicaraan, Sehun hanya berdiri sembari menatap Yoona, sedangkan wanita itu terus menundukkan kepalanya.

"Aku tak memihak padanya, tapi dia berhak untuk bahagia Sehun, dia sudah cukup menderita setidaknya melepaskannya adalah cara terbaik agar dia tak kembali terluka dan menderita, kau tak boleh egois, kita juga sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, jadi lepaskan dia, aku mengatakan ini bukan sebagai teman tapi sebagai seorang kakak untukmu Sehun"

Perkataan Suho kembali memenuhi kepalanya. Apakah dia harus melepaskan Yoona dan membiarkan wanita itu menikmati kebahagiaan yang selama ini tak pernah dirasakan? Atau tetap pada egonya mempertahankan Yoona, dan memaksa wanita itu hidup bersamanya. Yap, Sehun tak bisa memungkiri bahwa dia tak bisa melepaskan Yoona, tapi perkataan Suho ada benarnya. Yoona pantas untuk bahagia dan jalan Yoona menuju kebahagian akan terhalangi dengan adanya Sehun di samping wanita itu.

"Baby sudah tak ada Sehun" Ujar Yoona membuat Sehun tersadar dari lamunannya.

Kini Yoona menatapnya dengan teduh menahan diri untuk tak menangis. Hal itu membuat Sehun merasa bersalah untuk yang kesekian kalinya. Lagi dan lagi dia menjadi alasan Yoona menangis.

"Aku tahu"

"Ini semua sal-"

"Salahku. Dia tak ada karena aku, kau benar aku brengsek dan gila, aku juga egois. Maki aku, pukul jika kau mau karena aku tak akan menghukummu lagi, sebaliknya aku pantas mendapatkan hukuman darimu" Ucap Sehun menyelah perkataan Yoona.

VIP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang