VIP || 33

1.6K 214 35
                                    

Harap tinggalkan jejak ya guys😉 itu ada tanda bintang di pojok⭐

Mohon maaf karena hari RABU kemarin aku gk UPDATE. Aku bener-bener kehabisan ide jadi aku milih gk UP, tapiii tenang sekarang idenya udah terkumpul kok tinggal lanjut ngetik lagi dee😃😄

Sekali lagi MAAFKAN AKU YA GUYS🙏🏻

Sekali lagi MAAFKAN AKU YA GUYS🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

"Susullah mereka setelah kau selesai dengan tugasmu melahirkan anakku, dia tak pantas memiliki ibu yang lemah sepertimu"

Sehun bahkan dengan entengnya mengatakan hal menyakitkan itu. Dulu dia tak menginginkan kehadiaran Baby, tapi sekarang dia seperti menjilat ludahnya sendiri.

Dasar brengsek.

Perkataan Sehun benar-menar menyakiti hati Yoona. Dengan perasaan kecewa Yoona kembali ke kamarnya, tangannya menyentuh dadanya yang terasa sesak bagai tikam oleh sebuah pisau. Melihat Yoona pergi dari kamarnya Sehun langsung menutup kembali pintu kamarnya dengan kuat sehingga menghasilkan bunyi yang cukup keras.

Brakk..

"Kau tak akan bisa pergi dariku Im Yoona, tak akan tanpa seizinku" Gumam Sehun penuh penekanan.

Tiffany terkejut mendengar banting pintu itu, dia baru akan ke kamar Sehun namun dia mengurugkan niatnya ketika melihat Yoona yang berjalan masuk kekamarnya sembari menangis. Meski ragu Tiffany memutuskan untuk menemui Yoona.

"Kau kenapa?"

Yoona mendongak melihat Tiffany berdiri di abang pintu. Dia hanya bisa menggelengkan kepalannya sembari terus terisak. Hal itu entah mengapa membuat Tiffany merasa iba kepadanya, dengan perlahan Tiffany mendekati Yoona, tangannya terangkat menyentuh bahu Yoona dan menepuknya pelan berharap wanita itu dapat menenangkannya.

Rasanya canggung bagi Tiffany bersikap lembut pada Yoona apa lagi mereka memang tak dekat sejak awal.

"Sehun menyakitimu ya" Ucap Tiffany.

"Aku tak tahu kau dan Sehun bertengkar karena apa? Hanya saja pikirkan tentang kandunganmu, kau tak boleh terlalu banyak pikiran itu bisa berdampak padanya" Jelas Tiffany lembut membuat Yoona berhenti menangis dan berbalik menatapnya keheranan, wanita di depannya ini kenapa tiba-tiba jadi selembut ini padanya. Tiffany tersenyum menyadari bahwa Yoona tengah kebingungan dengan sikapnya.

"Aku terlihat aneh ya? Sebenarnya aku pun bingung dengan diriku sendiri, kenapa bisa bersikap seperti ini kepadamu-"

"Kenapa begitu?" Tanya Yoona.

"Aku tak tahu hanya saja ketika mendengar kabar bahwa kau mengandung anak Sehun, aku jadi dilema sendiri, pikiranku terbagi..." Jelas Tiffany menjeda kalimatnya.

Yoona masih diam mendengar penuturan Tiffany.

"Dulu aku dan keluarga ku tinggal di LA. Ayah ku meninggal ketika dia datang ke Korea Selatan untuk menjalin kerja sama dengan ayah Sehun, dia ditemukan tewas di kamar hotel, setelah kejadian itu ibuku menjadi stress dan sering menyendiri, keadaannya semakin memburuk ditambah lagi saat itu dia tengah mengandung calon adikku, aku berusaha menghiburnya berharap dia akan kembali membaik namun semua itu hanya tinggal angan ketika aku melihatnya meregang nyawa bersama calon adikku yang masih berada dalam perutnya itu, aku kehilangan segalannya hingga tuan Lee datang dan membawaku ke Korea Selatan dan aku menemukan keluarga baru di sini, namun tetap saja rasa kehilangan itu masih ada hingga saat ini" Jelas Tiffany dengan nada sendu.

VIP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang