Stay
Chap 2. Kamu gege ku
.
.
."Maafkan aku "
Yibo duduk bersimpuh tepat diatas karpet lembut di kamar mark dengan kepala menunduk tapi sesekali melirik sang kaka yg terlihat tak perduli. Berharap sekali kakak nya ini simpati akan tindakannya sekalipun ia sadar sekali tindakan yg ia lakukan berakibat buruk, ia hanya bermaksud baik ia tidak ingin mark lagi lagi di jadikan boneka, terus di paksa sesuatu hal yg tidak mark inginkan, tapi siapa yg tau berakhir seperti ini, lagi lagi mark yg menjadi korbannya dan ia penyebabnya.
Terlihat jejak darah di sudut bibir jg pipi tirusnya memerah akibat tamparan yg ia terima untuk menolong yibo .
"Ge, maaf"
Mark masih tak menjawab sehingga wajah merana yibo semakin buruk bahkan ia cemberut dengan ujung hidung memerah , rasanya ingin menangis, mark adalah orang yg paling ia sayangi setelah sang ibu sekalipun mark tak pernah menunjukan kasih sayang padanya, hanya yibo bisa menebak di hati kakak satu satunya ini ia menyayanginya .
"Aku salah ge___"
Bersamaan suara pintu di ketuk, mark yg masih sibuk melepaskan pakaian kerja yg terasa tidak nyaman menoleh kearah pintu, melirik yibo yg masih bersimpuh, ia menghela nafas panjang tapi kembali membuang muka dan berjalan kearah pintu .
"Tuan muda, nyonya menyuruhku membawakan ini "
Kotak obat
"Terima kasih "
Kembali pintu ditutup, mark menenteng obat teraebut dan meletakannya diatas meja kembali menatap punggung sang adik yg tak bergeming seolah anak ini mengatakan ia tidak akan bangun jika ia tak memaafkannya,
Huft kekanankan .
"Bangunlah, dan kembali kekamarmu ini sudah malam "
Mendengar suara sang kaka yibo bahagia akhirnya sang kaka membuka suara walau di akhir kalimat terdengar jika mark mengusir tapi lebih baik seenggak nya mark membuka mulut
"Aku akan menginap "
Mereka tinggal satu atap dan kamar yibo hanya berbeda lantai bagaimana yibo mengatakannya seolah ia tinggal ditempat yg berbeda jg tempat yg jauh, anak ini benar benar konyol, mark menatap yibo tanpa ekspresi setelahnya menggeleng pelan tanpa suara .
"Ge aku akan menginap "
Melihat sang kaka yg tidak menunjukan reaksi apapun yibo tentu mengulangnya lagi bahkan ia berjalan mendekat
"Aku bisa membantu mengobati lukamu "
"Tidak perlu "
Suara dingin seperti biasa , bahkan ekspresi tidak berubah datar dan tak menunjukan reaksi apapun bahkan terlihat tidak menerima kehadiran yibo, tapi yibo anak ini keras kepala ia mana mungkin mengalah dan menyerah begitu saja dan mark jelas tau itu, ia meraih kotak obat dan membawanya masuk kedalam kamar mandi .
Yibo merengut saat niat baiknya di tolak , tapi pun tak ada niat untuk kembali kekamarnya ia memilih berjalan menuju meja kerja sang kaka yg berada disudut dekat pintu beranda, menyibak gordeng guna melihat keluar dan benar semuanya gelap gulita mengingat kediaman wang berada di pinggiran kota dan dekat pegunungan sehingga tidak ada tetangga atau rumah lain selain pepohonan .
Sebenarnya bukan hanya mark yg tidak menganggap rumah ini nyaman karena yibo pun merasakannya, entah seperti apa arti rumah untuk semua orang hanya saja rumah ini rumah mewah yg diinginkan semua orang sejujurnya yibo tak menginginkannya rumah ini, terasa mencekam dan menyesakan tidak ada ketenangan jg kedamaian di dalam rumah ini