17. perasaan ingin memiliki

533 85 11
                                    

Ini no edit, karena panjang jadi malas.
.
.

Jinyoung memeluk erat pinggang sang suamI drngan wajah yg ia benamkan di dada bidang mark yg jg balas memeluknya hanya saja menggunakan tangan kanan karena tangan kiri ia gunakan untuk membuka pintu . . .

Jinyoung diizinkan pulang kerumah dengan alasan harus tetap dalam pantauan dan jangan biarkan jinyoung sendiri.

Sesampainya didalam rumah tepatnya di ruang tamu mark menunduk guna melihat jinyoung yg masih membenamkan wajah seolah bersembunyi, tangan yg sebelumnya ia gunakan untuk memeluk berganti menjadi mengelus punggung bahkan menepuk pelan

"Kita sudah sampai"

Barulah pelukan jinyoung mengendur dan ia membuka mata memindai ruangan tempat ia berada saat ini, jelas ini bukan kamar nya kamar miliknya dan mark dirumah wang, ini sebuah ruang tamu dan tempat yg tidak ia kenal  .

"hyung kita dimana ? "

"Rumah kita "

Jinyoung bungkam, ia melangkah kesamping mencoba memperhatikan sekitar ruang tamu tempat ia berdiri saat ini tidak seluas ruang tamu keluarga wang bahkan bisa dikatakan tidak setengah dari kamar pribadinya.

Segera ia menoleh kembali kearah sang suami yg mengangguk dengan senyum tipis, seolah meyakinkan jika ini adalah rumah mereka dan itu artinya mereka keluar dari rumah mewah keluarga wang .

entah jinyoung harus senang atau sedih, tapi jika harus jujur ia dominan senang karena itu artinya ia tidak akan bertemu lagi dengan wang li jiu dan wang li shin dan ia tidak akan diingatkan kembali dengan kejadian yg membuatnya ketakutan bahkan nyaris gila.

Tapi bagaimana bisa mark membawanya keluar dari rumah keluarga wang, karena jinyoung tahu sekali aturan orang kaya kebanyakan yg melarang anak mereka tinggal diluar rumah dengan alasan mereka harus tinggal di dalam rumah apapun yg terjadi .

"Sekarang kita tinggal disini apa tidak masalah ?"

Mark memecah keheningan, ia kembali mendekati jinyoung bahkan menuntun jinyoung untuk masuk kedalamnya dan ia bisa melihat ruang tengah yg lumayan luas jg dapur yg tidak dipisah hanya sebuah meja bar sebagai penyekat, sehingga jika ia menonton tv ia langsung bisa melihat dapur tapi rumah ini rapi dan terasa nyaman tidak banyak hiasan dan jinyoung menyukainya sederhana tapi elegan.

Dan sampai di kamar yg dipastikan miliknya jinyoung lagi hanya bisa diam, tapi tak bisa mengulum senyum, gorden, seprai dan letak nakas jg lampu tidur nyaris mirip dengan miliknya yg digunakan dirumah wang, mengerti sekali mark melakukannya agar jinyoung merasa nyaman tinggal disini padahal itu tidak berpengaruh .

Jinyoung akan nyaman jika ia tinggal jauh dari orang yg membuat ia nyaris celaka. 

"Bagaimana ?"

"Hyung apa aRtinya kita berdua akan tinggal disini "

Anggukan yg mark berikan beserta senyum tipis tampan sekali rasanya jinyoung ingin menciumnya .

"Hanya kita berdua kan ?"

"Ya ":

Dan jinyoung tidak bisa menahan diri lagi ia memekik pelan dan menubruk mark yg sebelumnya hendak membuka gordeng, tapi gerakan terhenti saat sebuah tangan melingkari perutnya dan rasa hangat dipunggung. 

"Aku menyukainya,  asalkan bersama dengan mu "

Mark tak bisa untuk tak tertawa melihat tingkah jinyoung, dalam hati tentu bersyukur jinyoung bisa sesenang ini karena jika harus jujur mark khawatir jinyoung tak menyukainya apa lagi rumah yg mereka tempati saat ini tidak sebesar dan sebagus rumah utama keluarga wang .

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang