25

55.9K 1K 312
                                    


"Kamu masih memakai jaket rio, begitu pentingnya dia dalam hidupmu?" Tanya kevin lalu berusaha melepaskan jaket itu dari tubuh nara.

"Ja-jangan!! Tolong jangan!!" Pinta nara pada kevin untuk tidak menarik paksa jaket yang dipakai nara.

***

"Oh jadi aku tidak boleh melihat tubuhmu sedangkan rio boleh?" Tanya kevin dengan senyum smirknya.

"Bu-bukan begitu" ucap nara gugup.

Kevin semakin merobek dress nara sehingga tersisa hanya pakaian dalam saja.

"Vin ka-kamu mau apa?" Tanya nara melihat kevin menaiki ranjangnya.

Kevin hanya diam tidak memedulikan ucapan nara. Kevin membenamkan kepalanya di leher nara lalu memberi tanda disana.

"Vin sadar jangan ulangi kesalahan lagi, kita sebentar lagi akan cerai" ujar nara berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan kevin namun tenaga kevin lebih besar dari nara.

Lalu ciuman kevin semakin kebawah turun ke payudara nara. Kevin menggigit payudara nara membuat nara kesakitan.

"Sakit! Cukup!" Rintih nara berusaha untuk menjauhkan dirinya pada kevin namun gagal

"Diam!!" Gertak kevin menjambak rambut nara.

Selanjutnya kalian pasti tau kan apa yang kan terjadi. Udah bayangin sendiri aja jangan libatkan author.

Pagi hari

Nara tarbangun karena sinar matahari mengusik tidurnya. Nara memejamkan matanya membayangkan perlakuan kevin yang menurutnya sangat jahat.

Namun bodohnya ia masih tetap mencintai laki-laki itu padahal kevin sudah sangat menyakitinya.

Nara berjalan bertatih-tatih ke kamar mandi. NSetelah membersihkan tubuhnya, lalu setelah rapi ia turun kebawah.

Hari ini nara memang bangun kesiangan. Tidak seperti hari-hari sebelumnya nara akan bangun pagi.

Ia turun kebawah melihat ibunya sedang sarapan.

"Nara kamu sudah bangun? Sini sayang, biar mama ambilkan roti." Ucap mala yang tadinya duduk lalu terbangun mengambilkan nara roti.

Nara menuruti ucapan mala. Mala mengoleskan coklat pada roti nara.

"Kamu fokus makan saja, dia sudah besar kenapa harus isi diambilkan?" Ujar kevin yang baru saja datang dari kolam renang.

Lalu kevin mencengkram lengan nara lagi. "Kamu bisa ambil sendiri kan? Kenapa harus di ambilkan?"

"Ja-jangan lagi" kevin selalu mencengkram tangan nara membuat nara ketakutan padanya.

Setelah kevin melepaskan cengkramannya.
"Ma biar aku aja" dengan cepat nara mengambil roti yang pegang oleh mala.

"Aku yang minta vin" ujar mala membela nara.

"Tapi kenapa dia gak nolak? Apa dia tidak tau kamu sedang hamil? Atau dia ingin balas dendam" ucap kevin dengan sinis.

Sedangkan nara hanya bisa menundukkan kepalanya. Lalu ia bangun ingin meninggalkan meja tersebut.

Candu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang