20

55.7K 831 255
                                    


"Kamu baru saja pulang?" Tanya nara yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iyaa. Aku sangat lelah hari ini" ujar kevin.

"Lelah kenapa? Bukannya kamu tidak pernah lembur mengerjakan tugas kantor, lalu kenapa lelah" ujar nara melewati kevin dengan santainya.

***

"Apa maksudmu?"

"Aku mengatakan itu sesuai dengan apa yang dibilang satpam di kantormu" ujar nara lalu duduk di meja rias untuk menyisir rambutnya.

"Kamu tadi ke kantor?" Tanya kevin panik.

"Iyaa niatku ingin menemanimu tapi ternyata mendapat kabar yang tidak enak dihati" ujar nara.

"Bukan begitu—," ujar kevin namun dipotong oleh nara.

"Lalu apa?" Tanya nara sambil menaikkan alisnya sebelah menunggu jawaban kevin.

Kevin terdiam cukup lama membuat nara semakin menaruh kecurigaan pada kevin.

"Atau kamu baru saja menemui seseorang yang cukup penting?" Tanya nara berdiri menghadap kevin.

"Kamu menuduhku selingkuh?!" Sentak kevin.

"Bahkan aku tidak mengatakan kata "selingkuh" dalam kalimatku apalagi menuduhmu. Kenapa kamu jadi seperti tersangka seperti ini?"

"Ya sudah kalo kamu tidak percaya! Aku tidak memaksa setiap orang untuk percaya padaku. Minggir! Aku ingin mandi" kevin yang kehabisan kata-kata akhirnya mendorong kasar nara menjauh darinya.

"Selalu saja begitu" gumam nara. Ditengah-tengah perdebatan mereka selalu saja kevin mengalihkannya dan tidak mau menyelesaikan dan memilih meninggalkan dengan perasaan marah.

***

Mama!!"

Nara memeluk erat mamanya. Mereka berdua saling berpelukan melepas rindu setelah lama tidak bertemu.

"Kanapa mama tidak bilang sudah sampai? Aku bisa saja menjemputmu ke bandara" seru nara kembali memeluk mala.

"Aku tidak ingin merepotkanmu, bisa saja kamu sedang hamil kan? Apakah perut ini sudah ada bayinya" ucap mala mengelus perut nara.

"Mama ini bisa saja. Yaudah sini aku bantu"

"Dimana menantuku? Dia sudah merawatmu dengan baik kan?" Tanya mala.

"Tenang saja ma. Lihatlah! Buktinya aku baik baik saja!" tunjuk nara lalu memutar tubuhnya menunjukan bahwa dia baik-baik saja.

Malam ini nara memutuskan untuk tidur bersama mala di kamar milik ibunya itu.

Nara memeluk erat mamanya yang sudah berminggu-minggu tidak ia lihat. Tentu saja rasa rindu itu tidak bisa di cegah oleh nara. Walaupun dulu ia sudah terbiasa ditanggal pergi oleh mamanya tapi sekarang setelah menikah rasanya berbeda.

"Kamu kemarin kenapa nangis sayang?" Tanya mala mengelus kepala anaknya.

"Nara lagi bingung ma. Nara merasa kevin berubah" ungkap nara.

Candu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang