Nara perlahan membuka matanya. Ia menatap ruangan putih yang ia yakini adalah rumah sakit."Kamu udah sadar?" Ucap seseorang yang berada disamping nara. Nara baru menyadari ada orang disampingnya.
Nara menatap asing wanita yang berada di depannya.
"Kenalin aku maya. Aku lihat tadi kamu pingsan di jalan lalu aku meminta bantuan pada beberapa orang yang lewat sana untuk membawa kamu ke rumah sakit" ucap maya lalu mengacungkan tangannya.
Nara menerima dengan baik lalu memegang tangan maya. "Aku nara. Makasih udah nolong aku! Ta-tapi aku gapunya uang untuk bayar rumah sakit ini" nara menundukkan kepalanya.
"Tenang aja aku udah bayar semuanya kok" ujar maya tersenyum.
Lalu nara menatap maya. " terimakasih, aku gatau harus ngomong apa dan aku gatau bagaimana cara bales kebaikkan kamu"
"Ngomong-ngomong kenapa kamu keluar larut malam dalam keadaan hamil?"
Deg
"Ha-hamil??"
Kanapa bisa?
Nara shok bukan main mendengar kalimat yang diucapkan maya. Lalu nara reflek memegang perut ratanya itu.
"Iyaa kamu hamil. Apa kamu belum mengetahuinya?"
Nara menggelengkan kepalanya pelan. "Pantas kamu belum mengetahuinya usia kandunganmu baru 1 bulan. Dokter menyarankan jangan terlalu lelah dan banyak pikiran. Untung janinmu sangat sehat jadi tidak rentan keguguran" ujar maya.
Seharusnya ia senang bisa hamil. Tapi kenapa baru sekarang bahkan nara tidak merasakan tanda-tanda kehamilannya.
"Sekali lagi terimakasih. Untung aku bertemu orang yang baik seperti kamu" ujar nara terswnyum tulus.
"Dokter mengatakan jika kamu sudah sadar, kamu bisa langsung pulang" nara yang tadinya tersenyum seketika wajahnya suram. Ia tidak tau harus kemana sekarang.
"Em baiklah aku akan pulang" ujar nara berusaha tersenyum.
"Aku bisa mengantarmu pulang. Tidak mungkin aku membiarkanmu untuk pulang sendiri saat kondisi mu sedang hamil" ujar maya.
"Tidak perlu! Aku tidak ingin merepotkanmu lagi" ujar nara.
"Aku sudah menganggapmu temanku. Jadi kau tidak boleh menolaknya!" Ujar maya.
Nara memejamkan matanya. Ia tidak bisa lagi berbohong. "Sejujurnya aku tidak tau harus kemana. Suamiku mengusirku dari rumah" ujar nara. Ia harus menghilangkan rasa gengsinya.
Tentu maya terkejut dengan ucapan nara. "Kenapa kamu diusir?!" Tanya maya penasaran.
Nara hanya diam tidak tahu harus menjawab apa. Lalu maya mengerti dengan raut wajah yang diberikan nara.
"Maaf aku tidak seharusnya bertanya seperti itu. Itu privasimu"
"Tidak seharusnya kamu minta maaf!"
"Bagaimana kalau kamu tinggal bersamaku?" Tawar maya.
"Tidak perlu! Kamu sudah sangat banyak membantuku" tolak nara.
"Bagaimana aku bisa membiarkan mu yang sedang hamil sendirian apalagi sekarang sudah larut malam. Aku memaksa! kamu harus ikut aku!" ujar maya membuat nara mengenyampingkan egonya.
"Tapi aku tida—," ucapan nara lalu dipotong oleh maya.
"Sudah lebih baik kamu pikirkan janin yang ada diperutmu!" Ujar maya. Lalu nara dengan tidak enak hati menerima bujukan maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu
Teen Fiction21++ PART ACAK -dibawah umur jangan mendekat -dosa ditanggung sendiri Cerita menantu yang bercinta dengan ibu mertuanya Kevin yang selalu candu dengan ibu mertuanya dan rela bermain api dibelakang istri Mala yang tidak bisa menolak kenikmatan menan...