...
Ternyata dugaanku benar..
Nana pemilik Plaster Luka tersebut, akhirnya Misun bertemu dengan Imo cantik-nya itu..kkkk
...
"Jaemin-ah"
"Eoh Mark Hyung? Sedang apa kau disini?", Tanya Jaemin terkejut, tak menyangka bahwa seseorang yang ia tabrak adalah Mark.
"Memangnya apa lagi?", Ucap Mark sambil melirik bahan-bahan yang telah ia beli.
Jaemin mengintip troli yang Mark bawa, mengangkat alisnya ketika melihat troli itu cukup penuh. Seingatnya Mark tidak bisa memasak, jadi.. Jaemin mengangkat bahunya acuh lalu kembali melanjutkan langkahnya tanpa menoleh kearah Mark kembali. Mark sendiri melanjutkan langkah tak memusingkan bagaimana Jaemin memperlakukannya.
"Hei ada apa? Kenapa menggerutu?", Tanya Jeno yang baru saja memasukan Snack yang ia dapat di dalam troli yang ia bawa.
"Aku bertemu dengan si bajingan Lee itu", dengus Jaemin, wajahnya sedikit terlihat kesal.
Jeno hanya tertawa, ia sudah tahu pasti siapa yang istrinya itu sebut si bajingan Lee itu, "tadi sore dia sampai", kata Jeno yang berhasil membuat Jaemin hanya ber-oh-ria saja.
Semenjak 5 tahun berlalu ia sangat membenci laki-laki yang bernama Mark Lee itu, kalau bukan karenannya Haechan tidak akan pergi dan entah kemana sampai sekarang. Jaemin tiba-tiba merindukan sahabat baiknya itu, sudah lama ia tidak pernah bertemu dengan Haechan setelah Ujian Akhir sekolah mereka.
[Flashback]
Malam itu Jaemin hendak mengembalikan buku Haechan yang ia pinjam, sebanarnya sudah lewat beberapa minggu buku itu masih berada dengannya, dan Jaemin ingin menelpon terlebih dahulu dimana keberadaan sahabatnya itu, sebab Haechan pernah mengatakan bahwa ia sudah tidak lagi tinggal di apartemen milik Mark.
Tapi beberapa menit ia menelpon nomor tersebut tidak aktif, tidak seperti biasanya. Haechan bukan tipikal orang yang nomornya tidak pernah tidak aktif, tidak mungkinkan kalau dirumah Haechan yang sekarang tidak ada jaringan? Jaemin rasa itu adalah hal yang sangat mustahil sekali.
Sudah beberapa kali Jaemin menghubungi tetap saja nomor tersebut tidak aktif, alhasil Jaemin menyerah ia pikir mungkin handphone Haechan sedang lowbat. Ia bermaksud untuk menghubungi temannya itu keesokan hari saja.
Keesokan harinya ia kembali menelfon tapi hasilnya sama, entah kenapa Jaemin merasakan hal yang membuat hatinya bergemuruh, ia memutuskan untuk kerumah Ibu Haechan saja dan mengajak Renjun untuk menemaninya.
.
Sesampainya mereka dirumah Ibu Haechan, Jaemin menatap rumah besar tersebut dengan perasaan aneh, rasanya begitu berdebar. Menoleh kearah Renjun yang sedang memasukkan handphone kedalam saku celananya.
"Perasaanku berdebar"
"Tenang, kita bukan hendak dilamar atau melamar", Renjun melirik sekilas ketika mengucapkan ujung kalimatnya. Lalu bersikap acuh dan mengajak Jaemin untuk segara memasuki kediaman orang tua Haechan itu.
"Imo..", Jaemin bergetar ketika melihat Ibu dari sahabatnya itu menatapnya dengan tatapan sendu. Wajah berseri yang selalu ia lihat sekarang tak ada lagi, hanya ada mendung tercipta disana.
"Jaemin-ah.. Renjun-ah", lirihnya sambil memeluk keduanya, entah keduanya tidak tahu kenapa, Wanita yang mereka anggap sebagai Ibu mereka sendiri ini menangis dengan tersedu. Yang dapat mereka lakukan hanya diam, sambil menunggu Ibu Haechan sedikit mereda tangisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤•
Fanfiction"KAU IBU YANG BURUK" . . "EOMMAA MIANHEE" . . "Haechanie, maafkan aku" ..... Start: 8 Apr 2021 Finish: 12 Jul 2021 ⚠️⚠️⚠️ B×B jangan salpak!!