...

7.9K 788 42
                                    

Yang Haechan rasakan adalah tubuhnya sangatlah enteng, ia bahkan tak menyadari bagaimana ia terjatuh. Teriakan sang anak adalah satu-satunya hal yang dapat ia dengar walau samar. Haechan bertanya-tanya apakah ini akhir dari hidupnya? Rasa nyeri di dada kian menyakitkan, kalau iya. Haechan hanya berharap Misun akan selalu bahagia dimana pun dan kapan pun anaknya itu berada, meski tanpa kehadiran dirinya.

Sunyi, Haechan merasa pandangannya kabur setelah menghantam permukaan air yang sangat menyakitkan tubuh, hingga ia rasa tulang-tulangnya bahkan sudah retak semua. Haechan memejamkan mata, tidak ada yang bisa ia dengar kembali selain bunyi berdenging di telinga.

Sedangkan diatas sana, Misun meraung, ia sudah banjir akan air mata, meneriakkan kata Eomma, bahkan Hendry harus menahannya mati-matian agar anak itu tidak melakukan hal-hal yang diluar dugaan.

"EOMMAAA.. TIDAK LEPASKAN AKU! EOMMAA." Tangisan pilu Misun membuat semua orang nampak terdiam. Hendry mencoba menenangkan namun semuanya hanya sia-sia.

"Misun-ah tenanglah Appamu sedang menyelamatkan Eomma." Hendry memeluk Misun, mengatakan hal demikian karena memang, setelah Misun meneriakkan kata Eomma, Mark sendiri langsung menoleh. Melihat bagaimana aksi Nyonya Im yang telah mendorong juga menembak sang istri yang terjatuh. Mark tanpa ampun mengarahkan senjatanya kearah Nyonya Im, menembak 2 kali tepat di paha juga punggung milik wanita itu. Setelah Nyonya Im berhasil dilumpuhkan kan Mark sendiri langsung saja terjun bebas, ia segera menyelamatkan Haechan.

Tak lama suara sirine polisi terdengar, anak buah Tuan Im terlihat kalang kabut, mereka tidak menyangka jika pihak dari Mark memanggil polisi.

"MISUN-AH?" Teriak salah satu laki-laki, ia sudah berlari mengambil Misun dari pelukan Hendry.

"Hiks.. Injun-Imo.. Eomma hiks Eomma." Isak Misun, ia memeluk Renjun dengan erat. Tangisnya sangat menyesakkan sekali.

Renjun mengangguk, ia mengusap pelan punggung Misun, memeluk erat tubuh bergetar sang keponakan. "Eomma akan baik-baik saja. Misunie tidak perlu khawatir ya."

Misun menggeleng, "Eomma jatuh Imo, bagaimana hiks ia juga terkena tembakan, ini semua gara-gara aku hiks." Misun tersedu, di sorot matanya terlihat sekali bahwa anak itu sangat-sangat terluka. Takut, Misun sangat takut kehilangan Eommanya.

"Hei tidak, jangan berpikiran seperti itu. Semua ini bukan gara-gara Misunie - MISUN-AH." Renjun berteriak, ia sangat panik ketika Misun kehilangan kesadarannya.

Hendry yang melihat itu lantas langsung menggendong anak dari Boss nya tersebut, dengan cepat membawa Misun kedalam mobil miliknya, Renjun sendiri ikut di dalam mobil milik Hendry sedangkan Jaemin membawa mobil sendiri.

.
.
.

Tempat persinggahan terakhir setelah semua kegiatan hari ini adalah rumah sakit. Sudah 1 Minggu berlalu namun kini Haechan tak kunjung membuka kedua matanya. Setelah kejadian itu, Mark berhasil menemukan Haechan, mengangkatnya dari dalam air kepermukaan di tengah malam yang dingin.

Misun sendiri sudah pulih, anak itu bahkan sudah masuk sekolah lagi, Ji-eun yang selalu berada disampingnya menjadikan anak itu sedikit kuat menjalani hari tanpa sosok Haechan seperti biasanya. Sedangkan keluarga Im sudah diamankan polisi, Im Sera bahkan dikeluarkan dari sekolah karena tindakan penculikan dan kekerasan yang ia lakukan.

"Misun-ah? Jieun-ah? Sudah siap?" Renjun sedikit menjerit dibalik pintu utama rumah Haechan.

"Sudah Imo, ayo berangkat." Misun berjalan kearah Renjun, Renjun tersenyum menatap kedua gadis dihadapannya ini.

"Baiklah ayo kita pergi." Renjun berjalan lebih dulu, sedangkan Misun juga Ji-eun berjalan mengiri dibelakang.

"Apa Eomma sudah bangun?" Tanya Misun, wajahnya menunjukkan harapan yang sangat besar. Renjun hanya menanggapi dengan senyuman tipis.

"Belum, Eomma mu masih nyaman untuk tidur," Ujar Renjun setelahnya. Ia mengusap pelan rambut Misun. Sedangkan Ji-eun, ia hanya menggenggam erat tangan Misun, berupaya untuk mereka saling menguatkan.

"Kalian hanya perlu fokus pada ujian yang sebentar lagi akan dilakukan, tidak perlu memikirkan tebtang hal lain."

Mereka bertiga memasuki mobil yang sudah terdapat Jaemin didalamnya. "Selamat pagi Nana-Imo." Sapa Misun juga Ji-eun secara bersamaan.

"Selamat pagi, sudah sarapan kan?"

"Sudah, tadi Injun-Imo buatkan sandwich." Kata Ji-eun menjawab pertanyaan yang Jaemin lontarkan. Jaemin sendiri menanggapinya dengan sebuah anggukan, tak lama mobil mereka melaju, siap mengantarkan kedua gadis ini menuju sekolah mereka.

Diperjalanan tak banyak yang mereka perbincangkan, hanya percakapan kecil tentang bagaimana jadwal sekolah mereka hari ini dan pulang jam berapa. Hanya itu, setelahnya sunyi, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, ditemani dengan lagu balad yang mengalun indah.

Beberapa menit mereka menyusuri jalanan menuju sekolah kini mereka sudah sampai, mobil milik Jaemin berhenti tepat di depan gerbang sekolahan.

"Hati-hati, kabari kalau kalian sudah pulang ya."

Keduanya serentak menjawab iya atas perkataan yang Renjun ucapkan. Kedua pasang mata itu menatap punggung Misun juga Ji-eun bersamaan. Tak sadar jika mereka menghembuskan nafas lelah secara bersamaan.

"Padahal niat kita kesini untuk senang-senang bersama Misun, tapi aku tidak tahu kalau jadinya seperti ini. Kenapa sih orang itu jahat sekali, padahal aku yakin Misun juga Haechan tidak pernah menganggu kehidupan mereka." Renjun menutup wajahnya, ia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Sudah berhari-hari ia pendam semua ini, namun hari ini rasanya ia sudah tidak tahan lagi.

Jaemin yang melihat Renjun menangis hanya dapat mengusap punggung Renjun, lalu setelahnya ia kembali menjalankan mobil tersebut untuk menuju rumah sakit, tidak ada tujuan lain selian tempat itu.

Sedangkan soal Ji-eun, mereka sudah mendengar penjelasannya dari Mark, awalnya Renjun juga Jaemin sempat kaget karena mereka tidak mengetahui kalau sebenarnya Haechan juga Mark sudah kembali bertemu, tapi malam itu Mark menceritakan semuanya, tanpa terkecuali. Oleh karena itu Renjun juga Jaemin memperlakukan Ji-eun tidak ada bedanya dengan memperlakukan Misun.

.
...

Haiii, apa ada yang nungguin GA ini update?

Maaf ya, lamaa banget UP GA, jalan ceritanya udah tertata di kepala Jee tapi masih bingung gimana cara menuangkannya, jadii ya gini. Lama banget ngetiknya 🙃

Selamat membaca, jangan lupa sama Vomentnya lohh 😗

See youuu yaa 💚💚💚

[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang