Lembar Kelima belas #2

8.2K 811 64
                                    

Astagaa maapiin Jee.. kelupaan *tepok jidat

Yaudah yuuk cekidot

.
.

"Haechan? Ada apa sayang?"

Ibu Mark tersenyum penuh kelembutan menatap sang menantu yang hari ini datang kekediamannya seorang diri, wajah cantiknya berubah sendu ketika menatap raut wajah Haechan tak seceria seperti biasanya, wajah menantunya kali ini terlihat mendung.

"Mommy, Haechan ingin mengatakan soal Mark Hyung dan Mina Noona", jawab Haechan tanpa ragu, tak terlihat nada gugup atau apapun disana.

"Iyaa, bagaimana? Apa kau mengizinkannya?"

Haechan mengangguk dengan mantap, "aku mengizinkannya, tapi tidak dengan dimadu Mom, setelah aku berpikir cukup panjang. Disini aku memang bukan siapa-siapa, aku menikah dengan Mark Hyung juga karena aku menjadi pengganti Mina Noona, sekarang posisinya memang seharusnya aku kembalikan", Haechan tak lagi mengatakan hal tersebut dengan mata berkaca-kaca, hanya ada tatapan pasrah disana.

Ibu Mark malah sebaliknya, ia menatap wajah sang menantu dengan tatapan berkaca-kaca, "tidak Haechan, kenapa? Kau masih bisa menjadi istri Mark"

Haechan menggeleng, menahan air matanya mati-matian karena melihat Ibu Mark sudah menangis dihadapannya, "seperti apa yang Mommy tanyakan saat awal pernikahan kami dulu kan? Sekarang adalah waktunya, aku melepaskan Mark Hyung, bagaimanapun anak yang di kandung Mina Noona adalah anaknya, dia harus tumbuh dengan sosok ayah disampingnya, dan tidak seperti anakku nanti", kalimat terakhir tentu saja Haechan katakan dalam hati.

"Haechan..", Ibu Mark menarik Haechan kedalam pelukannya. Seilah tidak ingin menantunya itu meninggalkannya.

"Maafkan Haechan Mom, bisakah Mommy mengurus surat cerainya segera? Pernikahan Mark Hyung juga Mina Noona harus segera di laksanakan bukan?", Haechan menatap Ibu Mark dengan tatapan lembut, menghapus air mata yang mengalir di wajah cantik sang Ibu mertua.

"Haechan pamit dulu yaa, harus belajar bersama teman-teman, Minggu depan Ujian Terakhir akan dilaksanakan", Haechan mencium pipi kiri Ibu Mark, lalu berlalu meninggalkan Ibu Mark dengan raut sendu menatap punggung Haechan yang kian menjauh.

.
.
.

"Haechan.."

Haechan berhenti tepat 1 meter dihadapan orang yang memanggilnya itu. Tak ada senyum di wajah mendungnya saat matanya bertemu pandang dengan seseorang itu.

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Katakan, aku sibuk Noona", Haechan mencoba tenang, Mina bukan satu-satunya pihak yang salah disini, tak seharusnya ia melampiaskan rasa sakit hatinya pada sepupu dari pihak ayah tirinya itu.

"Kumohon padamu, biarkan Mark menikahi ku, kau tahu Mark mencintaiku kan? Ini memang bayinya Haechan, kami melakukan itu, Mark kelepasan waktu itu..", jelas Mina, perempuan itu mencoba menjelaskan pada Haechan.

Haechan mengangguk, "aku tahu, Noona tenang saja, akan ku kembalikan posisimu yang dulu, Mark Hyung akan segera menikahi mu tak lama lagi, selamat karena kau telah mengandung anak suamiku Noona", Haechan menatap datar Mina yang sekarang menatapnya dengan sorot mata bersalah.

"Terimakasih, aku tidak mau anak ini tidak mempunyai ayah Haechan, terimakasih karena sudah merelakan Mark dan merelakan posisimu padaku", ucap Mina sambil memeluk Haechan. Haechan sendiri tak bergeming lalu setelahnya pemuda itu berlalu.

Tujuan Haechan sekarang adalah ke rumah orang tuanya, tapi sebelum itu ia akan kembali kerumahnya juga Mark untuk membenahi semua barang-barang miliknya. Ia sudah memutuskan untuk kembali ke rumah dan mengatakan ia akan segera ceria dengan Mark, urusan alasan kenapa mereka cerai bisa dipikirkan nanti. Yang ia mau sekarang hanyalah keluar dari rumah sederhana itu segera, karena Mark sekarang sedang bekerja.

[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang