Pagi hari Keluarga Lee

9.3K 751 28
                                    

"Eommaa.. Appaa.." Misun memanggil kedua orang tuanya yang tak kunjung keluar kamar, padahal jam sudah menunjukkan hampir jam 8 siang.

"Tidak menyahut." Ujar Misun ketika melihat Ji-eun baru keluar dari kamar mereka.

"DAD! MOM!" Teriak Ji-eun, hanya seorang Ji-eun yang berani bertidak seperti ini, kalau Misun dia tidak akan bisa berteriak seperti itu. Ya, beda cerita kalau anak itu sedang marah atau badmood.

"Astaga, mereka ini kemana? Aku lapar, kau juga Misunie?"

Misun mengangguk, ia menyandarkan kepalanya pada pintu kamar kedua orang tuanya.

Ceklek

"Ada apa?"

Ji-eun mendengus, ia menatap kearah Mark dengan wajah masam miliknya, "Dad, ini sudah siang. Kami lapar!" Katanya lalu berlalu kearah dapur. Mungkin ingin memasak sebuah nasi goreng dipagi ini.

"Mana Eomma, Appa?" Tanya Misun, anak itu masih berdiri sambil menatap kearah sang ayah.

"Eomma masih tidur." Kata Mark, ia menggiring Misun untuk duduk di sofa depan TV. Misun sendiri yang mendengar hal itu lantas terkejut.

"Tidur? Tidak biasanya. Eomma kan paling pertama bangun biasanya." Tanyanya dengan bingung.

Mark mengedipkan matanya, berusaha mencari alasan yang sebisa mungkin bisa diterima oleh anak-anaknya.

"Eomma sedang sakit, jadi biarkan saja dia tidur dulu ya." Kata Mark dengan asal, hanya itu yang terlintas dikepalanya sekarang.

"Sakit?" Tanya Ji-eun dengan khawatir, ia sudah hendak mengarah ke kamar, ingin mengecek apakah Haechan benar-benar sakit atau tidak. Jika ia, pasti Ji-eun juga Misun akan sedih.

"Jieun-ie mau kemana?"

"Kamar Eomma."

"Tidak perlu, biarkan Eomma istirahat. Dia baru bisa tidur dini hari tadi."

Kedua anak gadis tersebut sontak saja membelak kaget, "benarkah? Kasihan sekali Eomma." Ujar Ji-eun dengan nada sedihnya begitu pula dengan Misun.

Mark sendiri hanya dapat terdiam, ia tidka bisa berkata lagi setelah ini, tapi syukurlah Ji-eun tidak benar-benar mengecek keadaan Haechan sekarang. Sebab ibu mereka itu masih terlelap dengan tubuh full naked, berabe kalau anak-anak melihat ibu mereka dalam keadaan seperti itu.

Sedangkan di dalam kamar Haechan menggeliatkan tubuhnya, ia menyipitkan mata ketika cahaya memasuki Indra pengelihatannya lewat sebuah jendela yang sudah terbuka lebar.

Haechan mulai merasa resah, ia dengan pelan meraba nakas yang berada disamping ranjang miliknya, ketika melihat jam berapa sekarang Haechan langsung saja menundukkan dirinya. Menyingkap selimut putih yang menutupi tubuh naked nya.

"Ya ampun aku kesiangan." Gumamnya sambil melangkah dengan cepat menuju kamar mandi. Sedikit meringis ketika bokongnya sedikit nyeri.

Setelah berapa menit membersihkan diri Haechan bergegas menggunakan baju rumahan miliknya, ia keluar dari kamar, namun langkahnya terhenti ketika Mark juga anak-anaknya menatap ia dengan wajah terkejut.

"Eomma?" Suara Misun yang pertama kali Haechan dengar.

"Ya sayang?"

"Kata Appa Eomma sakit." Misun melangkahkan kakinya menuju Haechan, mengarahkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Haechan. Mengernyitkan alisnya mana kala tak merasakan panas yang terasa di kening sang ibu.

"Tidak panas." Ujar Misun, lalu menatap Haechan juga Mark dengan wajah bingung miliknya.

Haechan yang sudah tahu ulah siapa ini hanya melirik Mark sekilas, ia menatap Misun dan tersenyum, "sudah mendingan sayang, tadi sudah minum obat."

Misun membulatkan mulutnya, ia lalu mengangguk, menggiring sang ibu untuk ikut bergabung bersama mereka.

"Wah masak apa nih?"

"Nasi goreng ala kadarnya Mom, Mommy mau?" Tanya Ji-eun, belum sempat Haechan menjawab anak itu sudah lebih dulu berdiri untuk mengambilkan nasi goreng untuk Haechan.

"Ini, kalau rasanya aneh maklumi saja ya Mom." Ji-eun terkikik, yang mana ditanggapi oleh Haechan dengan sebuah senyuman lembut. Mereka menikmati pagi ini dengan sarapan nasi goreng bersama serta menonton TV bersama juga.

.
.
.

"Gara-gara Hyung aku tidak masuk bekerja." Rutuk Haechan, ia menatap Mark dengan wajah sengit miliknya. Sedangkan Mark, ia hanya tersenyum lalu merangkul bahu Haechan.

"Keesokan harinya dan seterusnya kau tidak perlu bekerja lagi."

Haechan menoleh, "maksud Hyung? Jadi kalau begitu aku beri makan apa anak mu nanti?"

Mark memberut, "kau tidak mau hidup denganku?"

"Ya, bukan begitu.."

"Lalu apa? Setelah ini kita akan kembali menjadi sepasang suami istri, entah kita sudah berstatus cerai atau belum pokoknya aku akan menikahi dirimu lagi. Kau akan tinggal dirumah ku bersama dengan anak-anak kita juga." Kata Mark, ia menatap lurus kedepan.

Alasannya membawa Haechan juga anaknya liburan ke Seoul bukan hanya karena liburan biasa, tapi juga ingin membawa Haechan kembali pada keluarganya, ingin kembali menyatukan bahtera rumah tangga mereka yang dulu sempat kandas karena perkara yang tak perlu diingat kembali.

Hari ini, di sebuah Cafe yang terletak di pinggir jalan Mark mengeluarkan sebuah kotak cincin, di sana terdapat sebuah cincin sederhana yang pasti Haechan sukai desainnya.

"Haechan.." panggil Mark. Ketika Haechan menoleh Mark memperlihatkan cincin tersebut. Memasangnya di jari manis Haechan sebelah kiri. Haechan yang tidak tahu apa-apa sontak saja terkejut.

"Hyung? Maksudnya apa?"

"Haechan, kembali lah padaku, jadilah istriku kembali, mari jalani kisah ini dari awal kembali. Ayo kita hidup bahagia bersama selamanya."

Haechan tak percaya, ia menatap Mark dengan tersenyum lembut, "jadi ini lamaran begitu?"

"Ya bisa dibilang seperti itu, kalau bisa aku akan menikahi mu kembali sekarang juga."

"Tapi bukankah kita belum cerai Hyung?"

"Ya, kau benar. Kalau begitu tidak perlu menikah. Hanya buat acara saja untuk kembalinya hubungan kita, bagaimana?"

Haechan tertawa, "sudah seperti pacaran saja."

Mark tersenyum, "anggap saja seperti itu."

Lalu keduanya saling memeluk, mungkin keputusan Haechan untuk memaafkan Mark adalah sesuatu yang benar, segala kesabarannya selama ini berbuah dengan indah. Dan kali ini Haechan berdoa semoga keinginan nya atau bahkan Mark juga dapat terkabul, yaitu bahagia selamanya.

Dan juga jangan lupakan kedua malaikat cantik mereka yang sangat mereka sayangi, Haechan sangat-sangat bersyukur memiliki anak yang manis juga cantik seperti Misun juga Ji-eun. Haechan tersenyum.

"Mina Noona tenang saja, aku akan menjaga Ji-eun dengan baik sebaik aku menjaga anakku sendiri. Semoga tenang di sana ya, kami mendoakan mu dari sini." Katanya dalam hati.

.
...

Jangan lupa mampir di work sebelah yaa..

Judulnya GULANA / MARKHYUCK

See youu part depan yaaa 💚💚💚

[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang