Lembar Ke-enambelas

8.6K 837 63
                                    

...

Sudah lama aku tidak menulis dibuku usang ini lagi..

Berapa lama? Entahlah.. sampai buah hatiku telah hadir, Misun..Lee Misun. Putri cantik yang sangat berharga bagiku.

Maafkan Eomma karena kamu lahir tanpa ayah..

Satu yang harus kamu tahu Nak.. Eomma mencintaimu, sangat. Meskipun tak ada sosok Appa, biarkan Eomma yang menjadi Appa untuk anak Eomma yang paling Eomma cintai.

Tumbuhlah dengan banyak cinta Misunie! ^^

...

Hari demi hari, bulan berganti tahun kini Haechan sedang menatap buah hatinya, anaknya tercinta. Bocah berumur 5 tahun itu sibuk dengan pensil warna miliknya, Misun memang sedang aktif aktifnya menggambar, menulis, atau apapun itu.

Haechan tersenyum, teringat kembali saat ia dulu  berdiri diantara dua pilihan. Kembali atau ia tidak akan pernah menginjakkan kaki dirumah orang tuanya lagi, dan Haechan memilih keduanya. Ia memilih untuk pergi, Jeju adalah kota yang ia pilih sebagai tempat pelariannya.  Menghabiskan uang tabungannya untuk mencari tempat tinggal yang layak untuk ia beli dalam kurun waktu satu minggu. Dan syukurnya ia mendapatkan itu, sebuah flat kecil yang layak huni di daerah yang menurutnya nyaman juga bersih, dekat dengan pantai.

Kemudian beberapa pekan depan Haechan kembali datang ke Seoul, kota kelahirannya untuk mengikuti Ujian Terakhir sekolah dengan perut yang sedikit membuncit, tapi syukurlah hal itu sama sekali tidak dicurigai oleh semua orang, mereka hanya mengatakan kalau Haechan sekarang sudah berisi.

Dua sahabatnya juga tidak mengetahui kalau Haechan sudah pergi ke kota Jeju karena memang sibuk dengan kegiatan masing-masing yaitu belajar. Setelah Ujian berkahir Haechan segera pulang kembali ke Jeju tanpa sepengetahuan siapapun.

"Eommaa.."

Haechan tersentak ketika mendengar suara Misun yang memanggilnya dengan sedikit berteriak.

"Ada apa sayang?", Tanya Haechan lembut sambil tersenyum teduh.

Misun menyodorkan gambaran miliknya dan Haechan mengambil selembar kertas tersebut. "Apa ini Eomma juga Misunie?"

Misun mengangguk lalu tersenyum, memeluk leher Haechan setelahnya. "Waah bagus sekali ya, Misun memang sangat pandai", kata Haechan mengacungkan jempolnya pada Misun, lalu ikut memeluk putri manisnya itu, juga menciumi wajah cantiknya yang diturunkan oleh ayahnya sekali.

"MISUN-AH"

Keduanya menoleh ketika mendengar teriakan tersebut, Haechan menatap sang anak dengan tersenyum. "Apa itu Taeoh?"

Misun mengangguk, "Eomma Misun main sebentar yaa, janji tidak akan lama, apa boleh?"

Haechan mengangguk, "boleh, tapi jangan jauh-jauh ya"

Misun mengangguk dengan mantap, "terimakasih Eomma, aku mencintai Eomma", anak itu kemudian berlari untuk menemui teman-temannya.

Setelah melihat anaknya sudah pergi Haechan kemudian berdiri dari duduknya dan memasuki kamar, wajahnya ceria tanpa bebanya telah berubah. Sejuah ini memang masih baik-baik saja, Misun belum mengerti juga tidak sering menanyakan keberadaan ayahnya.

[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang