Hari bahagia yang selama ini tidak pernah Misun bayangkan akan terjadi dihidupnya, liburan keluarga. Ya, dia menyebutnya begitu, sebab keluarganya begitu lengkap. Ada Appa, Eomma juga Ji-eun yang sekarang adalah kakak tirinya. Ah atau sebenarnya mereka adalah sepupu, tapi Misun tau Ji-eun adalah putri angkat ayahnya. Jadi, entah bagaimana ia menyebutkan Ji-eun, yang ia tahu Ji-eun adalah sosok kakak perempuan yang sangat baik padanya.
Haechan, Eommanya itu sedang sibuk menata bekal untuk diperjalanan nanti, mereka belum liburan sekolah, akan memasuki tahap sih sebenarnya. Sebab mereka akan melakukan ujian sekolah dulu baru nanti mereka akan berlibur. Terimakasih atas ide Mark yang mengatakan kalau anak-anak harus refreshing sebelum nanti belajar dengan penuh untuk ulangan mereka.
Kalau Haechan ya setuju-setuju saja, dia bilang akan ikut kalau ada libur kantor, oh bahkan ibu 2 anak(?) Itu lupa jika Mark adalah Boss di kantor tempatnya bekerja. Maka dengan mudah Haechan mendapatkan cuti untuk 2 hari penuh. Syukurlah hubungan keduanya, antara Haechan dan Mark sudah semakin membaik, Mark benar-benar melaksanakan apa yang Haechan pinta, ia memperlakukan Misun juga Ji-eun dengan adil, tidak ada perbedaan kasih sayang disana. Mark memang ayah yang baik untuk anak-anak mereka, begitu pula dengn Haechan, ia menganggap Ji-eun sebagai putrinya, melakukan hal yang sama dengan Mark, memberikan kasih sayang pada Ji-eun seperti ia memberikan kasih sayang pada Misun sendiri.
"Apa ada yang perlu di bantu?"
Haechan menoleh, ia kemudian tersenyum kearah Mark yang berdiri disampingnya.
"Tidak ada, sudah semua"
"Haechan"
"Ya hyung?"
"Eumm, bagaimana kalau kita ke Seoul? Aku ingin mempertemukan Misun dengan Mommy"
Haechan nampak terdiam, "jangan sekarang Hyung, maaf.. aku belum siap"
Mark tersenyum tipis, ia memaklumi apa yang Haechan rasakan. "Tak apa, nanti jika sudah siap katakan padaku ya"
Haechan mengangguk, ia mengucapkan kata terima kasih karena Mark mau memahami dirinya. Tak lama dua gadis cantik mereka datang sudah siap dengan tas punggung yang mereka gendong. Haechan terkekeh, entah apa yang keduanya bawa didalam tas tersebut.
"Kalian sudah siap?"
Keduanya serentak mengangguk dengan lucu, seperti anak berumur 10 tahun yang akan diajak berlibur diakhir pekan. Haechan jadi gemas sendiri.
"Apa yang kalian bawa?" Tanya Mark penasaran.
Keduanya menggeleng, "tidak ada, gayanya saja sih membawa tas, ya kan Misun"
Misun mengangguk juga tersenyum, yang mana mengundang tawa dari kedua orang tua mereka. "Ada yang mau bantu Eomma bawakan ini?"
"Ji-eun," dengan senyum cantik miliknya Ji-eun membantu Haechan membawa bekal yang sudah Haechan buatkan tadi, sedangkan Misun ia hanya mengikuti Ji-eun dari belakang. Mark juga Haechan hanya terkekeh melihat tingkah keduanya.
.
.
."Wahhhh indah sekaliii"
"Heii heii, Misun-ah pakai topi mu, nanti hitam!" Ji-eun mengingatkan, sudah seperti ibu yang cerewet pada anak perempuannya, hal yang membuat Haechan tersenyum menanggapinya.
Mereka sudah sampai disebuah tempat wisata, Pulau Udo yang terletak di Pulau Jeju bagian Utara. Mereka memilih tempat tersebut sebab disana adalah tempat yang paling tepat untuk liburan keluarga. Haechan sendiri sudah menggelar tikar bersama dengan Mark, menatap makanan yang mereka bawa tadi.
"Misun-ah ayo kita naik sepeda"
"Ayo"
"Mom, kami mau naik sepeda, boleh ya?"
Haechan tersenyum, ia mengangguk, "sewa sepedanya dengan Daddy kalian ya"
"Okaayy" ujar kedua gadis tersebut, lalu berjalan bersama semari bergandengan, dengan Mark yang mengiringi dari belakang.
Haechan menatap ketiganya dengan senyum tipis yang mengembang, bahagia rasanya melihat Ji-eun juga Misun akur begitu, juga bagaimana Mark yang terlihat sekali berusaha menjadi sosok ayah yang baik bagi kedua putrinya.
"Mina Noona, lihat mereka akur sekali. Aku bahagia melihatnya, kau juga kan?" Monolognya seorang diri. Ingin menangis mengingat bahwa Mina sudah tidak ada lagi.
"Sudah?" Tanyanya ketika Mark sudah kembali dan duduk disampingnya sambil menselonjorkan kaki, mencomot satu buah anggur hijau yang mereka bawa.
"Sudah, itu mereka" tunjuknya pada Ji-eun juga Misun yang sedang bersepeda bersama.
"Ada apa? Wajahmu nampak murung"
Haechan menggeleng, "tidak, aku hanya teringat sesuatu, tidak usah bahas hanya terlintas saja tadi"
Mark mengangguk, mengambil kembali anggur untuk ia suapkan pada Haechan. "Bukankah kita terlihat seperti sedang berkencan?"
Haechan tentu saja mendengus, "sudah tua, jangan menghayal"
Mark terkekeh, "tua-tua begini aku masih tetap tampan"
"Manusia PD"
Mark tertawa, ia menggusap surai Haechan pelan. Ia tatapi wajah manis yang teterpa oleh sinar matahri yang menembus dibalik dedaunan. Tak menyangka bahwa kini ia bisa melihat mataharinya tepat berada didampingnya, tak menyaka bahwa ia masih bisa melihat Haechannya kembali bersama dengan Putri mereka bersamanya.
Ji-eun, semua itu berkat Ji-eun. Anak itu berhasil memeprtemukan ia dengan Mommynya.
"Haechan, ayo mulai semuanya dari awal"
Haechan menoleh, "hyung," Haechan menggeleng, "belum saatnya, maaf. Aku masih terjebak bayang-bayang masalalu, maaf"
Mark mengangguk, ia paham, tidak akan memaksa Haechan untuk terburu, ia akan menunggu dengan sabar, menunggu sampai Haechan siap untuk bersama dengannya kembali, bersama membangun rumah tangga mereka yang hampir. Hampir terbangun jika saja semua itu tidak terjadi, ah sudah lupakan masa lalu sebab mereka kini berada di masa sekarang.
"Tinggal denganku?"
Haechan belum menjawab, seperkian detik berikutnya barulah ia menoleh. Menatap Mark lekat lekat yang mana laki-laki itu juga melakukan hal yang sama. Dimata Mark tersiratkan sekali sebuah harapan yang saat besar, berharap Haechan mau menerima ajakannya yang satu ini.
"Beri aku waktu"
Mark kembali tersenyum menatap Haechan, "baiklah, jangan lama-lama ya"
Haechan hanya mengangguk sebagai jawabannya. Menoleh ketika suara Misun berteriak memanggil dirinya dari arah barat bersama dengan Ji-eun yang mengendarai sepeda.
"Menyenangkan?"
Keduanya mengangguk, meletakkan sepeda tak jauh dari tempat mereka duduk. Keduanya ikut bergabung bersama dengan orang tua mereka.
"Makan dulu ya, sudah siang"
Keduanya kembali mengangguk, mengambil piring masing-masing yang sudah Haechan siapkan, "Kimchi, ah Eomma mana semangkaku?"
Haechan terkekeh, mengeluarkan semangka yang memang belum ia keluarkan di sebuah keranjang yang terletak tak jauh dari tempat Haechan duduk.
"Ini"
"Wahh terimakasih," ujar gadis manis itu dengan bahagia.
Haechan yang tahu tidak hanya Misun yang menyukai semangka melirik kearah oknum yang duduk disampingnya. "Dia sama seperti mu"
Mark yang sedang menatapi Misun menoleh kearah Haechan, ia mengangguk. Benar-benar sama seperti dirinya.
"Apa kau mau Hyung?"
Mark tanpa ba-bi-bu mengangguk, sudah jelas kalau Mark itu maniak semangka. Haechan terkekeh melihat reaksi yang Mark berikan. Mengambil satu potong besar semangka untuk Mark.
"Terimakasih" katanya yang membuat Haechan terkekeh, lucu. Seperti anak kecil yang diberi mainan kesukaannya. Mereka menikmati liburan kelurga ini dengan bahagia, hari singkat namun terasa begitu menyenangkan ini sangatlah berkesan untuk Haechan dan juga Misun tentu saja, mungkin juga untuk Mark dan Ji-eun.
.
....See youu next part yaaa 💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤•
Fanfic"KAU IBU YANG BURUK" . . "EOMMAA MIANHEE" . . "Haechanie, maafkan aku" ..... Start: 8 Apr 2021 Finish: 12 Jul 2021 ⚠️⚠️⚠️ B×B jangan salpak!!