Lembar Kedelapan

6.6K 710 45
                                    

...

Dia pulang, sikapnya juga tak sedingin waktu itu
Dan aku sedikit bersyukur akan hal itu..

...

Malam, sekitar pukul 2 dini hari Haechan terbangun dari tidurnya. Tenggorokannya kering, ia membutuhkan minum dingin yang tadi ia letakkan di lemari pendingin.

Tubuh Haechan membeku ketika menangkap seluit seseorang sedang berdiri di dekat lemari pantre, Haechan sudah was-was, siapa orang yang berhasil masuk kedalam unit apartemen Mark? Apakah ada orang yang tau kata sandi tempat ini kecuali dirinya dan Mark? Haechan rasa tidak kan.

"Mark Sunbae apakah itu kau?", Tanyanya pada bayangan tersebut. Padahal jika bukan bisa saja Haechan dalam bahasa sekarang.

"Ya ini aku", jawab seseorang itu dengan santai, berbanding dengan Haechan yang tadi dilingkupi rasa takut juga penasaran, tapi sekarang pemuda itu sudah bernafas lega karena seseorang itu adalah Mark, suaminya sendiri.

"Kapan Hyung pulang?", Tanya Haechan sembari mendekat kearah Mark yang sedang mengambil buah didalam lemari pendingin

"Kau yang mengisi ini?", Tanyanya menunjuk isi kulas melainkan menjawab pertanyaan Haechan barusan. Haechan tentu saja mengangguk, bagaimana bisa ia membiarkan kulas mereka kosong.

"Kau lapar?", Tanya Haechan kembali.

Mark mengangguk, yang membuat Haechan mengambil kardus di bawah yang berisikan Ramyeon.

"Mau ku buatkan Ramyeon?"

"Boleh"

Haechan tersenyum, lalu bergegas membuatkan Mark Ramyeon. Sedangkan Mark, laki-laki itu duduk di meja makan sembari memperhatikan Haechan membuat makanan untuknya.

"Haechan?"

"Ya Hyung?"

Mark menaikkan alisnya ketika mendengar Haechan mengganti nama panggilannya, yang awalnya Sunbae menjadi lebih santai yaitu Hyung, tak apalah pikir Mark ia hanya sedikit ragu saja.

"Tidak usah bersikap seolah kau memang istriku, kau mengerti kan?"

Haechan menghentikan pergerakan tangannya, "tak apa Hyung, ini sudah kewajiban ku meskipun aku menikah karena menggantikan Mina Noona", ujar Haechan dengan senyum manisnya. Mark sendiri hanya menggedikkan bahu, terserah Haechan saja batinnya.

"Oh ya satu lagi, di apartku ini memiliki dua kamar, aku tidak ingin privasi ku diganggu, kau mengerti kan?"

Haechan hanya diam, pemuda itu berjalan mendekat. Meletakkan satu cup Ramyeon dihadapan Mark, "aku mengerti, tapi bisakah besok saja aku pindah kamarnya? Ini sudah larut kau juga baru saja pulang, jadi lebih baik sesudah ini kau tidur Hyung"

Mark mengangguk, menyuap Ramyeon kedalam mulutnya ditemani dengan Haechan yang sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri.

.
.
.

Pagi pukul 6 Haechan sudah siap dengan seragam sekolah miliknya, ia kini sedang menyiapkan sarapan untuk Mark, hanya roti panggang dengan susu pisang sebagai minumannya. Bibir sewarna cherry itu tersenyum ketika mendapati Mark juga sudah rapih dengan seragam miliknya.

"Hyung sudah siap? Ini sarapannya sudah aku siapkan, dihabiskan ya", Haechan kemudian berlalu kekamarnya, yang terletak disamping kamar milik Mark, ia akan mengambil keperluan miliknya.

Soal semalam Haechan memang masih tidur di dalam kamar milik Mark sedangan si empu yang mempunyai kamar sendiri malah tidur di sofa depan TV. Haechan memakluminya, mungkin Mark merasa risih tidur dengannya, jadi pagi-pagi sekali Haechan sudah mengangkut separuh barangnya ke kamar sebelah.

[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang