Lembar Kedua belas

7.1K 756 74
                                    

...

Hari ini kenapa begitu menyesakkan?
Apakah begitu caranya menunjukkan padaku jika aku bukanlah siapa-siapa baginya?

...

Setelah kejadian itu, hubungan mereka kembali menjadi canggung, Mark memang sudah meminta maaf kepada Haechan dan tentu saja Haechan memaafkan, sepenuhnya memang bukan salah Mark kan, pemuda itu entah bagaimana bisa mengonsumsi obat perangsang tersebut.

[Flashback]

Mark bangun dengan keadaan bingung, sedikit merasa heran kenapa ia tak berada dikamarnya melainkan berada di kamar Haechan. Menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, ia baru tersadar apa yang ia lakukan pada Haechan semalam.

"Apa yang mereka masukan kedalam minumanku", desisnya ketika mengingat apa yang ia minum atau makan sebelum pulang kerumah. Ia tersadar bahwa Lucas memberikannya sebuah minuman berperasa malam itu sebelum mereka pulang.

Mark berdiri, ia akan membersihkan tubuh terlebih dahulu sebelum pergi menemui Haechan untuk meminta maaf juga menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah selesai membersihkan diri Mark tak menemukan Haechan, benar. Iya lupa kalau Haechan sudah pasti berangkat sekolah.

Tak

Mark menoleh dengan cepat ketika mendengar benda terjatuh dari arah balkon, bergegas kesana untuk mengetahui ada apa disana. Mark tertegun ketika menemukan Haechan sedang duduk sambil memegang cangkir ditangannya. Anak itu kedinginan tapi memaksa untuk tetap duduk dibalkon apartemen mereka.

"Hyung, kau sudah bangun?", Haechan ternyata menyadari keberadaanya, senyum tipis Haechan terulas disana.

"Kau tidak sekolah?"

Haechan tak menjawab melainkan hanya menggeleng, senyumnya perlahan pudar dan Mark baru menyadari bibir Haechan tak semerah biasanya, bibir Haechan kini pucat pasi.

"Kau sakit?"

Haechan menggeleng, "tidak, hanya sedikit pusing saja"

"Sudah sarapan? Minum obat?"

Haechan menggeleng kembali, "hanya ini", tunjuknya pada cangkir teh yang ia pegang.

Mark berdecak, raut kesal tercipta disana. Menarik Haechan untuk segera masuk kedalam. "Sudah tahu diluar dingin sedangkan kau merasa pusing, jangan mencari penyakit", Mark mendudukan Haechan di sofa di depan televisi.

"Tunggu disini dan biar aku yang membuat sarapan untukmu", lanjutnya lalu berlalu kearah dapur, saat ia sedang menyiapkan sarapan untuk Haechan tiba-tiba saja ia memikirkan sesuatu, kenapa ia melakukan hal ini?

Setelah selesai ia kembali ketempat Haechan berada, laki-laki yang berstatus sebagai suami Haechan itu meletakkan satu piring roti panggang di hadapan Haechan juga beberapa obat pereda pusing.

Haechan juga dengan pelan mengambil roti tersebut, entahlah ia malas hanya untuk sekedar membuat sarapan.

Disela kegiatan Haechan memakan rotinya, Mark menatap Haechan lamat-lamat, apakah waktunya untuk bertanya sekarang? Tapi entah mengapa ia harus menjelaskannya segera pada Haechan soal kejadian semalam.

[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang