Satu hal yang Misun lakukan sekarang adalah menangis, ia menangis dengan tersedu sambil menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan nya sendiri. Ji-eun yang melihat itu lantas mengusap punggung sang saudara dengan pelan.
"Mom, kenapa dengannya? Cengeng sekali."
Haechan yang baru saja tersadar dari koma nya terkekeh dengan lemah. Menatap kearah si anak dengan tatapan sendu, "kenapa?"
"HUEE EOMMAA MIANHEE HIKS, MAAFKAN MISUN EOMMA." Suara tersebut berhasil membuat yang lain tersentak. Sebenarnya di kamar inap ini hanya ada keluarga kecil mereka saja, soal Jaemin juga Renjun beserta jajaran para suami sedang berada di luar, mereka tidak ingin menganggu kebersamaan mereka pasca sadarnya Haechan dari komanya.
Ji-eun sendiri sudah sedikit menjauhkan kepalanya, ia menyipitkan matanya ketika mendengar teriakan dari sang saudara. "Misunie ingat ini rumah sakit, Mommy baru saja sadar jangan jerit-jerit."
Misun melirik kearah Ji-eun sekilas, ia mencebikkan bibirnya lalu menatap Haechan dengan wajah sendu. Haechan terkekeh dibuatnya, "sudah jangan menangis, Eomma sudah bangun. Sudah bersama kalian lagi. Jangan khawatir." Haechan mengarahkan tangannya, memberi gestur untuk Misun mendekat. Setelah sang anak dekat, ia menarik pelan tubuh Misun kedalam dekapannya. Sedangkan sang anak, ia malah kembali menangis.
"Eomma jangan tidur lama lagi ya! Ini rekor terlama Eomma tidur tahu!"
Lagi Haechan terkekeh, "tidak akan." Ia melirik kearah Ji-eun menyuruhnya untuk bergabung kedalam pelukan yang dipenuhi akan rasa rindu tersebut. Mereka bahkan melupakan satu orang lagi disekitar mereka. Yaitu seorang Mark Lee, mereka melupakan ekstensi laki-laki tersebut yang hanya bisa menatap ketiganya dengan wajah menahan tangis.
"Apa yang sedang Hyung lakukan?"
Mark terkesiap, ia menjadi gugup seketika. Menggelengkan kepala Mark hanya duduk diam sambil memperhatikan kedua putrinya.
"Tidak mau ikut bergabung juga?" Tanya Haechan sembari mencuri pandang karena tubuh Mark tertutup oleh tubuh Ji-eun yang masih betah memeluknya. Mark terdiam, tentu saja ia mau, tapi ia bingung dimana dia harus berdiri? Tidak ada space lagi untuk dirinya.
"Lain kali saja, aku tidak ada tempat."
Ji-eun tertawa mendengar itu, ia melirik kearah Misun yang sama sekali tak menunjukkan ekspresi, masih menyelesaikan tangisnya di balik ceruk leher milik Haechan.
"Misunie lihat Appamu, dia payah sekali."
"Dia bukan Appaku." Gumaman tersebut berhasil Haechan tangkap, ia melirik kearah Ji-eun juga Mark yang nampak biasa-biasa saja. Untungnya mereka tidak mendengar perkataan Misun yang membuat Haechan tidak mengerti maksudnya.
Apakah sesuatu terjadi selama ia koma? Kenapa Misun, sang anak berkata demikian. Mencoba mencoba menghiraukannya Haechan menepuk pela punggung kedua anaknya mengisyaratkan kalau acara pelukan mereka telah usai sebab salah satu dokter sudah memasuki kamar inap Haechan kembali.
"Wah rupanya aku mengganggu ya." Ujar Dokter berumur tersebut.
Mark yang sudah berdiri lantas tersenyum, "Ah tidak Dokter Kim, kami sudah selesai."
Dokter Kim tertawa, "baiklah mari periksa Tuan Lee sebentar, setelahnya kita akan pindah ke kamar inap biasa ya agar kalian bisa bebas kalau mau berkunjung nantinya."
Ji-eun beserta Misun keluar, hanya tersisa Mark yang masih tinggal. Ia memang sengaja untuk tahu keadaan Haechan dari sang dokter. Beberapa menit setelahnya, dokter Kim kembali berbicara. "luka tembaknya sudah mulai mengering, siang ini Tuan Lee bisa segera pindah." Dokter Kim tersenyum, ia menatap kearah Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 •𝐌𝐚𝐫𝐤𝐡𝐲𝐮𝐜𝐤•
Fanfic"KAU IBU YANG BURUK" . . "EOMMAA MIANHEE" . . "Haechanie, maafkan aku" ..... Start: 8 Apr 2021 Finish: 12 Jul 2021 ⚠️⚠️⚠️ B×B jangan salpak!!