prolog

622 115 12
                                    

Rabu, 17 November 2021

"Amal ," panggil anak perempuan yang belum terlalu bisa menyebut huruf R. Umurnya sekitar 4 tahunan . Dia berlari kearah temannya sambil membawa boneka kesayangannya.

"Ara." jawab seorang anak laki-laki yang tak beda jauh dari umurnya. Anak kecil yang tadinya duduk disebuah kursi taman dan bermain robot itu langsung berdiri menghampiri temannya yang berjalan kearahnya.

"Iya, ini Ala. Amal masih ingat Ala'kan?"

"Ara, Amar kangen, Ara. Ara baik-baik aja'kan?" ucapnya sambil memeluk, Ara .

"Ala baik-baik aja," ucapnya sambil melepas pelukan, Amar.

"Amal kenapa ngomong gitu? Emang Ala kenapa?" tambahnya .

"Amar takut Ara kenapa-kenapa! Soalnya Amar nggak pernah lagi ketemu , Ara. Ara jangan pergi lagi, ya!"

"Iya, Alakan nggak pernah kemana- mana." ucap Ara dan dibalas dengan senyuman oleh Amar.

"Ara duduk sini dulu, ya. Amar mau ambil sesuatu buat, Ara!"

"Amal mau kemana?"

"Amar mau kasih Ara sesuatu , pasti Ara suka,"

"Ara tunggu sini, ya! " pintanya pada Ara.

Ara hanya menanggapinya dengan sedikit anggukan. Amar langsung meninggalkan Ara untuk mengambil coklat yang mamanya belikan untuknya. Amar langsung bergegas balik ketempat dimana Ara berada.

"Pasti Ara suka." gumamnya dengan membawa coklat . Namun, ketika sampai disana, Aranya sudah tidak ada. Hanya ada beberapa anak kecil yang seumuran dengannya yang juga sedang bermain.

"Ara, Ara dimana? Amar udah balik ni." panggilnya.

"Ara, Ara dimana." ucapnya lagi sambil berjalan mencari, Ara.

"Sayang, kamu lagi cari siapa?" tanya seorang wanita berjilbab yang tak lain adalah ibunya (Fina). Fina lalu menyamakan posisinya dengan Amar dengan sedikit berjongkok.

"Mama ... hik... hik ... tadi , tadi Amar suruh Ara tunggu disana. Tapi sekarang Ara'nya nggak ada. Ara tinggalin Amar lagi." ucapnya sambil menanggis lalu memeluk bundanya

"Loh, anak mama kok nanggis, sih?" balas Fina sambil membalas pelukan, Amar

"Tadi Amar suruh Ara tunggu disitu bentar, hiks ... hiks ... tapi Ara malah tinggalin Amar lagi , hik... hiks...." ucapnya yang masih menanggis .

"Ara nggak ada sayang! Mama dari tadi disini , nggak ada liat Ara tuh. Udah, ya .... Jangan nanggis lagi. Anak jantan nggak boleh cenggeng! Udah, ya." tutur Fina mencoba menenangkan, Amar. Fina mengusap air mata Damar yang masih mengalir.

"Tapi tadi ada! Hiks ...hik, Amar tadi ketemu."

"Ara, Ara dimana ... hiks ... hik." ucapnya sambil mencari Ara diikuti mamanya.

"Ara," ucap Damar yang langsung terbangun dari tidurnya. Pria yang bernama lengkap Damar Pratama itu langsung bangkit dan mengusap wajahnya .

"Ternyata cuman mimpi." gumamnya .

Damar mengambil sebuah foto yang ia pajang diatas meja , tepat disamping tempat tidurnya. Difoto tersebut ada dua anak kecil berumur 4 tahunan yang sedang memakan icecream.

"Huh, sejak kejadian itu, kita nggak pernah lagi ketemu. Kamu tau, aku berharap banget , bisa ketemu kamu lagi." ucap Damar sambil memandangi foto tersebut. Belasan tahun, Damar yakin teman kecilnya itu pasti sudah sangat berbeda.

Happy reading!
Tinggalkan jejak kalian.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang