"OMG, pokoknya lo harus liat ini!" seru Jeni dengan hebohnya.
Ia menghampiri Nadin yang duduk diatas kasurnya sedang memainkan handphone.
"Ada apa, sih?" tanya Nadin.
"Lo harus liat ini. Bentar, eh... mana, sih? Nih, coba lo liat," ucapnya sambil menyodorkan ponselnya pada, Nadin.
"O MY GOT, ini seriusan? Ngapain mereka berduaan disana?" ucapnya dengan kesal melihat foto Damar bersama, Syifa.
"Awas aja kalo sampai beneran tuh anak deketin, Damar." batin Nadin sambil melihat foto tersebut.
"Gue juga kaget pas liat itu. Tapi, kalo dilihat-lihat, kayanya sih Damar cuman bantuin Syifa, deh! Liat aja, sampe duduk-duduk ditanah gitu," tutur Jeni.
"Ini siapa yang ngirim sih, emang?" ucapnya sambil mengecek ponsel, Jenni.
"Nggak dikenal lagi nomornya! Lo tau siapa yang ngirim?" tanya Nadin menatap Jeni.
"Mana gue tau! Lagian tuh orang kenapa ngirimnya kegue coba? Salah alamat banget!" celetuk Jeni.
"Liat aja, lo bakal tau akibatnya karna lo udah ganggu apa yang gue perjuangin selama ini." batin Nadin.
***
"Sayang, bunda masuk, ya? " tanya Aisyah dari luar kamar, Syifa.
"Iya, bun, masuk aja." balas Syifa yang sedang belajar. Namun, dengan segera ia merapikan buku-bukunya.
"Kamu lagi belajar?" tanya bunda sambil berjalan masuk lalu duduk diatas kasur, Syifa.
"Iya! Tapi udah selesai, kok! " balasnya sambil menghampiri bundanya.
"Oya, bunda mau ngapain kesini? Apa bunda butuh sesuatu?" lanjutnya. Iia duduk disamping, Aisyah.
"Nggak! Bunda cuman mau liat kamu aja!" terang bunda.
"Oya, bun, tadi bang Reza ada telpon, Syifa. Katanya dirumah nenek ada buat syukuran gitu. Jadi, nenek suruh Bunda buat bantu-bantu disana." ucap Syifa.
"Syukuran apa, emang?"
"Syifa kurang tau sih, bun. Soalnya tadi bang Reza juga nggak ada kasih tau."
"Kenapa Reza nggak telpon bunda langsung, ya? Terus, acaranya kapan?"
"Besok malam, bun! Tadi, kata bang Reza hp Bunda nggak aktif, makanya telpon, Syifa. Soalnya nanti takut kelupaan juga katanya. Apalagi bang Reza suka sibuk'kan ngurusin kuliahnya." terang Syifa.
"Oo...iya, bunda lupa. Hp bunda tadi baterainya abis. Bunda lupa ngecasnya lagi! Yaudah kalo gitu, kamu tidur, ya! Udah malem. Bunda mau kekamar dulu." pamit bunda .
"Iya, bun." balas Syifa.
***
"Jadi hari ini kita masuk kemateri tentang proposal, ya! Jadi, nanti Ibu akan menjelaskan sedikit tentang materi ini. Kalian buka aja materinya dibuku kalian masing-masing." ujar guru tersebut sebagai guru bahasa indonesia, sebut saja buk Tika.
"Baik, buk." jawab beberapa siswa.
"Pasti nanti kita disuruh buat proposal, nih. " ucap Mita pada Syifa tampak sedikit kesal.
"Kok, kamu bisa tau?" tanya Syifa sedikit tertawa karena lucu melihat ekspresi, Mita.
"Emang biasanya kaya gitu, kok. Dulu ya, kita juga pernah disuruh buat cerpen. Lo bayangin aja! Untung sekarang teknologi pada canggih, jadi bisa browsing diinternet," balasnya sambil membuka buku.
"Kan untuk nilai! Nanti kalo nggak dikasih tugas, nggak ada nilai, dong!"
"Tapikan soal dibuku juga banyak. Kenapa coba, eng..."
"Sut..., nanti kita diomelin lagi." potong Syifa menyuruh Mita diam. Mereka langsung mengalihkan tatapan mereka kedepan.
"Ada yang tau apa itu proposal?" tanya buk Tika.
"Saya, buk." ucap Clara sambil mengangkat tangannya keatas.
"Silahkan,"
"Propasal adalah rencana yang di tuangkan dalam bentuk rancangan kerja." jawab Clara sambil membaca buku paketnya.
"Betul! Proposal itu adalah rencana yang di tuangkan dalam bentuk rancangan kerja. "ucap guru tersebut.
"Orang dibuku ada juga, kok," ucap
Nadin yang duduk dibelakangnya."Syirik aja, lo." balasnya
"Dan proposal juga merupakan rencangan kerja yang disiapkan sebagai landasan dalam melakukan kegiatan. Oleh karena itu, proposal dibuat sebelum pelaksanaan kegiatan. Kenapa? Karena proposal itu merupakan rancangan dan persiapan segala yang berhubungan dengan alur pelaksanaan kegiatan tersebut." Buk Tika diam sejenak.
"Berdasarkan sifatnya, proposal itu dibedakan menjadi 2 yaitu formal dan nonformal. Sedangkan berdasarkan kegunaannya proposal juga terbagi menjadi 2 yaitu umum dan penelitian" ucap buk Tika panjang lebar.
Sedangkan siswa dan siswi hanya fokus menyimak bahkan ada yang sekedar melamun saja.
Waktu hampir habis, materi juga sudah hampir tersampaikan semua. Dan keliatan buk Tika sedikit capek, mungkin karena dari tadi buk Tika tak berhenti bicara .
"Nggak capek apa ya buk Tika dari tadi ngejelasin nggak berhenti-henti. Gue aja yang dengerinnya capek. Heran gue, katanya tadi cuman dikit mau ngejelasinya! Lah ini waktunya hampir habis." ucap Mita.
"Supaya kita ngerti," balas Syifa.
"Tapi ngantuk tau." keluhnya lagi
"Ada yang ingin bertanya tentang pembahasan kita tadi?" tanya buk Tika yang baru saja selesai menjelaskan.
Semuanya hanya diam sambil saling melihat keseliling mereka.
"Baik kalau tidak ada, kita tutup sampai disini. Dan untuk tugas nanti ibu kirim digrup saja, ya! "
"Kenapa nggak sekarang aja,buk? Waktunya juga masih 10 menit," ucap Bagus.
"Iya, ibu tau, tapi nanti Ibu harus bagi kelompok kalian dulu."
"Pake kelompok, buk?" tanya Nadin kaget.
"Iya, nanti ibu yang pilihkan!"
"Sekarang aja, buk! Atau kita aja yang milih sendiri." timpal Jeni.
"Kalau sekarang takutnya waktunya nggak cukup. Kaliankan kadang suka ribut kalo milih kelompok. Jadi ibu putuskan biar Ibu saja nanti yang pilih. Nanti untuk tugas dan nama kelompok akan ibu kirim digrup kalian." ucap buk Tika.
"Yah, kok gitu. Nanti kalo kita nggak satu kelompok gimana?" keluh Jenni pada Nadin.
"Ya... nggak gimana-gimana. Emang harus gimana?"
"Lebay banget si lu, jen-jen." sahut Clara sambil melihat Jenni yang duduk dibelakangnya bersama, Nadin.
"Biarin." balas Jenni
"Semoga aja gue satu kelompok sama, Gio." batin Clara sambil melihat kearah, Gio.
Vote
Coment
Jangan lupa, ya💪😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah✔[End]
أدب المراهقين~~My little friend is my life friend ~~ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA !!! #Masih pemula , jadi tulisannya masih agak berantakan😁 mohon dimaklumi🙏 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Ya ... walau kadang set...