#3 sabar

241 98 9
                                    

"Gimana hari pertama disekolah baru?" tanya Andi pada Syifa di sela-sela makan malamnya. Mereka berempat sedang melakukan dinner.

"Alhamdullilah, lancar!" jawabnya sambil tersenyum.

"Udah punya temen baru'kan anak, bunda?" tanya Aisyah lagi.

"Udah, bunda. Dia baik banget loh, bunda." jawab Syifa dengan perasaan senang.

"Oya, kapan-kapan ajak main kerumah."

"Iya , nanti Syifa ajak." jawabnya sembari memasukan nasi kedalam mulutnya. Mereka melanjutkan makan dengan tenang. Hanya terdengar bunyi sendok dan piring yang saling berbenturan.

"Oya ... Al, motor kamu kayanya bocor, deh." tutur Andi setelah meminum airnya. Kini ia sudah selesai makan.

"Hah! Masa sih, yah?"

"Iya, tadi ceritanya ayah mau pake bentar, Eh ... ternyata ban'nya kempes!"

"Ayah ...ayah, emang mau kemana sih, emm?" tanya Aisyah.

"Tadinya sih mau ajak bunda jalan-jalan naik motor."

"Emang ayah bisa apa bawa motor Al?" tanya Al sedikit meledek.

"Jangan salah! Gini-gini, dulu ayah anak motor, loh! Tanya aja sama bunda kalo nggak percaya." jawab ayah.

"Bener, bun?" tanya Syifa sedikit tersenyum, lalu bundanya menjawabnya dengan sedikit bergumam dan mengangguk.

"Wihh, pantesan mau pakai motor, Al. Ternyata, ada yang rindu masa muda, toh!" ucap Al diakhiri dengan tertawa, begitu juga dengan yang lainnya.

"Yaudah, berarti besok pakai motor kakak kamu dulu aja." ucap bunda

"Iya, bunda." jawab mereka

***

"Selamat pagi, Fafa." sapa Mita yang baru saja sampai dikelas. Ia berjalan menghampiri Syifa dan duduk disampingnya.

"Pagi! Kok Fafa, sih?" balasnya sambil tersenyum.

"Ya ... nggak papa! Biar beda aja, gitu!" balasnya sambil duduk disamping, Syifa.

"Gitu, ya?"

"Iya, lagian enakan Fafa panggilnya. Nggak papa'kan kalo gue panggil lo Fafa aja?"

"Nggak papa!"

"Aa... makacih. Gue seneng banget deh bisa punya temen baru kaya elo!" ucapnya sambil merangkul, Syifa.

"Aku juga seneng kok punya temen kaya kamu." balas Syifa tersenyum hangat.

"Lebay banget." ucap Nadin yang baru saja masuk kekelas, sedangkan Clara dan Jenika hanya tersenyum miring menanggapi ucapan, Nadin.

"Kayak bocah, dih ..." timpal Clara.

"Maklumlah, selama ini dia'kan nggak punya temen." ucap Nadin sambil tersenyum jahat.

"Untung ada anak baru! Kalo nggak, pasti dia kesepian, deh." tambah Jenika diakhiri dengan ketawa temannya.

"Jaga ya mulut kalian." Ujar Mita dengan emosi, sambil berdiri dengan tangan memukul meja.

"Udah, nggak usah di tanggepin, nanti malah ribut." ucap Syifa dengan pelan, mencoba menenangkan, Mita. Entah mereka punya masalah apa.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang