#29 Rumah sakit

78 28 16
                                    


" Langsung pulang, lo?" tanya Aldo memasang sepatunya. Mereka masih berada didepan musola.

"Nggak tau! Emang kenapa lo nanya gitu?" tanya Damar balik. Matanya masih fokus kearah sepatu dan tangan yang masih mengikat tali sepatu.

"Nggak, kirain lo mau kekafe dulu. Sekalian gitu!"

"Nggak deh kayanya,"

"Syifa udah pulang belum, ya? Kok gue belum liat dia ya dari tadi." batin Damar.

" Yuk," ajak Damar beranjka dari duduknya.

"Yuk," balas Aldo.

Mereka langsung menuju keparkiran. Aldo memutuskan untuk langsung pulang, sedangkan Damar menunggu Syifa digerbang sekolah.

"Dia udah pulang belum, ya?" batin Damar.

Hampir setengah jam Damar menunggu, Syifa. Namun tidak ada tanda-tanda Syifa keluar. Apa Syifa udah pulang? Dan dilihat, sekolah juga sudah sepi. Satpam juga sudah ingin mengunci gerbang sekolah. Dan itu pertanda bahwa sudah tidak ada siapa-siapa lagi disekolah.

"Mungkin dia udah pulang. Pulang aja, deh." lirih Damar. Lalu memutuskan untuk pulang kerumah.

***

Seorang dokter baru saja keluar dari salah satu ruang rawat. Pria berseragam sekolah yang tadinya terduduk dikursi langsung bangkit menghampiri dokter tersebut.

"Gimana dok keadaan temen saya?" tanya pria tersebut.

"Alhamdullilah, temen kamu baik-baik saja. Dia cuman pingsan. In syaa allah, bentar lagi dia juga sadar."

"Terima kasih ya, dok." ucap pria tersebut.

"Sama-sama,"

"Oya, dok, apa saya boleh liat temen saya?"

"Tentu saja! Yaudah saya permisi," ucap Dokter tersebut meninggalkan pria yang membawa Syifa kerumah sakit.

Pria berseragam sekolah sama seperti Syifa itu masuk kedalam. Wajah putih, badan tinggi, membuat pria tersebut tampak begitu tampan.(lebih tampanan Damar ya, hehe....)

Pria tersebut menarik sebuah kursi kesamping Syifa, lalu duduk sambil memandangi wajah Syifa yang masih pingsan .

Pria tersebut sedikit tersenyum.

"Udah lama ya, nggak liat kamu dari deket kaya gini. Kamu mungkin udah lupa sama aku, tapi tidak denganku." ungkap Pria tersebut.

"Zahra, Kita memang selalu dekat, tapi tidak pernah merasa dekat." lanjut pria itu lagi tersenyum kecut. Seperti ada beban yang ia simpan.

Syifa mengerjap-ngerjapkan matanya. Karena telinganya merasa mendengar seseorang memanggil namanya.

Syifa membuka matanya. Ia melihat kearah kesampingnya, ada seorang pria yang menunggunya. Pria tersebut tersenyum hangat kepada, Syifa.

"Bukannya dia yang tadi pagi nggak sengaja aku tabrak disekolah...?" batin Syifa sambil melihat kearah pria tersebut.

Syifa binggung, ia rasa terakhir dia pingsan digudang. Kenapa sekarang ia berada dirumah sakit?

Syifa melihat keselilingnya. Kepalanya terasa sedikit masih pusing.

"Apa dia yang bawa aku kesini?" batin Syifa menatap pria itu sekilas.

"Gue panggil dokter dulu," ujar pria tersebut.

Syifa tidak menanggapi pria tersebut. Pikirannya masih binggung, siapa pria tersebut? Kenapa wajahnya berasa tidak asing menurut, Syifa. Syifa tau, pria itu adalah pria yang ia tabrak tadi pagi disekolah. Tapi ... entahlah, rasanya Syifa pernah melihatnya sebelum itu.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang