#24 jalan jalan

78 30 18
                                    

"Bunda," ucap Syifa ketika keluar Dapur.

Syifa menghentikan langkahnya begitu juga dengan Aisyah.

"Iya. Buat Al sama temennya, ya?" tanya Aisyah ketika melihat Syifa membawa nampan berisi 3 gelas Air dan cemilan.

"Iya, bun."

"Loh ada Damar? " tutur Aisyah sedikit terkejut ketika melihat Damar berjalan kearahnya.

Damar sedikit tersenyum.

"Iya, tante." balas Damar yang juga ikut berhenti.

"Yaudah, bun, Syifa anter ini dulu ya bentar." pamit Syifa.

"Iya." balas Aisyah sambil tersenyum. Syifa langsung membawa nampan tersebut keruang tamu.

"Yaudah, saya juga kesana dulu ya, tan." pamit Damar.

"Iya," balas Aisyah.

Damar langsung pergi menuju ruang tamu. Aisyah memandangi Damar seperti orang binggung. Damar memang sudah beberapa kali main kerumahnya. Tapi yang Aisyah pikirkan, kenapa Damar sama Syifa bisa berdua dari dapur.

"Apa Damar udah tau kalo Syifa itu temennya waktu kecil!" batin Aisyah.

Aisyah kembali terdiam. Entahlah, kenapa ia begitu penasaran dengan 2 anak muda itu.

***

Syifa baru saja selesai memberikan minuman dan sedikit cemilan kepada teman, Al. Ia berniat ingin pergi dan menghampiri bundanya didapur.

"Makasih, kakak ku yang cantik , imut n baik hati." tutur Al kepada, Syifa.

"Iya," balas Syifa lalu langsung meninggalkan ketiga temannya. Namun belum jauh melangkah suara Al menghentikannya.

"Loh, kak, nggak duduk-duduk dulu disini?" tanya Al.

"Ngapain?"

"Ya, ngobrol-ngobrol kek sama temen, Al." jawab Al tersenyum. Syifa memincingkan matanya menatap Al.

Sungguh mencurigakan!

"Iya, supaya makin deket, hehe..." tambah Aldo.

Syifa sedikit mengeleng. Sepertinya temen adiknya memang aneh semua.

"Lain kali aja, ya. Kakak lagi sibuk soalnya. Kakak kesana dulu." ucap Syifa langsung meninggalkan mereka. Damar yang baru saja duduk disamping Al hanya bersikap biasa-biasa saja.

"Ok." balas Al.

Al langsyng mengambil satu minuman yang kakaknya bawakan.

"Yaudah, diminum airnya. Buatan kakak gue loh, pasti nggak enak." ujar Al sedikit terkekeh.

Aldo yang hampir meminumnya seketika menatap Al sedikit kaget.

"Lah elo, salah ngomong atau gimana?" timpal Aldo lalu meminum airnya.

"Enak kok, manis ." jelas Aldo.

"Hehe , kakak gue." ucap Al.

Damar hanya mendengar celotehan kedua temannya. Dia memilih diam. Karena ia pikir kedua temannya sering tidak jelas. Jadi cuekin aja.

"Lo lama banget ketoiletnya, mar? Ngapain?" tanya Aldo.

"Lo modusin kakak gue, ya...?" Goda Al tersenyum jahil.

Damar langsung gelagapan.

"Wah... jangan-janga, iya."

"Gue tadi cuman ketoilet, kok." jawab Damar cuek. Mencoba bersikap biasa saja. Bisa gawat kalo temannya tau apa yang dilakukannya disana. Bisa malu tujuh turunan dia.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang