"Ya ampun ... panas banget! Bisa gosong kulit gue kalau begini," keluh Nadin yang sedang memunggut sampah dilapangan.
"Iya! Rasanya gue nggak sanggup lagi. Pengen pingsan!" balas Jenni dengan gaya lebaynya.
"Lebay banget, loh! Lagian ini semuakan juga gara-gara elo, din. Coba lo bicarainnya baik-baik. Tambah lagi Mita yang emosian, jadi meledakkan." gerutu Clara sambil menyapu halaman.
Nadin hanya berdengus kesal mendengar tuturan, Clara.
"Untung nggak masuk buku kasus. Cukup sekali, udah! Gue nggak mau uang jajan gue dipotong lagi kaya waktu itu."
"Kalian enak, lah gue? Orang tua gue dipanggil lagi kesekolah besok. Bisa-bisa fasilitas gue dicabut semua gara-gara ini." tutur Nadin sedikit kesal.
Mereka melanjutkan pekerjaan mereka. Sesekali mereka berkipas dengan tangan karena kepanasan. Tiba-tiba mata Jeni tidak sengahja melihat Al diparkiran.
"Yaampun, lo kenapa bengong! Kerjaan masih banyak dan lo malah kaya patung disitu. Cepet kerjain. Abis ini gue ada kerja kelompok lagi tau, nggak." gerutu Nadin kepada Jenni.
"Iya-iya...." balasnya.
"Itu Al kok belum pulang? Jangan-jangan dia nungguin gue lagi. Sosweet banget sih, Al!" batinnya sambil tersenyum. Sedangkan Clara yang melihatnya langsung terlihat heran.
"Tugas apa, emang? Perasaan nggak ada tugas, deh?" tanya Clara kepada Nadin.
"Itu, yang proposal! Nanti jam 3 sih tapi."
"Inikan malming, masa mau ngerjain tugas. Kaya nggak ada hari esok aja." ucap Jeni tiba-tiba.
"Tau, Biasanya lo juga ogah-ogahan." timpal Clara.
"Yang ini beda! Nanti kita ngerjainnya dikafe Dara. Kalian mau ikut, Sekalian malmingan ." ajaknya sambip tersenyum.
"Bukannya itu kafe punya ayahnya Damar, ya?" tanya Clara.
"Emang, iya? " ucap Jeni sedikit tidak percaya.
"Iya...! Mau ikutan, nggak." ajak Nadin lagi.
"Gue ikut." timpal Clara.
"Lo mah karna ada, Gio! Lo gimana, jen?" tanya Nadin.
Clara hanya menanggapinya dengan terkekeh.
"Ikutlah, masa nggak." ucap Jenni.
Diposisi lain, tidak jauh dari mereka bertiga. Ada Syifa dan Mita yang juga sedang menyapu halaman. Terlihat mereka sedikit sudah kelelahan, ditambah lagi hari itu cuaca sangat panas.
Tiba-tiba ponsel Syifa berdering. Ia langsung menggangkatnya dan berjalan agak menjauhi, Mita.
"Assallamuallikum, bun! Ada apa?" tanya Syifa.
"Waallaikumussallam! Nggak, ini Bunda sama Ayah lagi nunggu kalian buat kerumah nenek. kalian sekarang lagi dimana?" tanya bunda yang berada dirumah.
"Syifa masih disekolah, bun! Bunda sama Ayah duluan aja kesana. Syifa sama Al kayanya agak maleman deh nanti kesana. Soalnya Syifa ada tugas mendadak gitu. Jadi hari ini udah harus selesai." terang Syifa.
"Owh... yaudah! Nanti kunci rumah Bunda simpen ditempat biasa, ya."
"Iya, bun."
"Yaudah, Bunda tutup dulu. Assallamuallaikum..."
" Waallaikumussallam, "
"Gimana, bun? Mereka udah dimana?" tanya Ayah pada Bunda.
"Mereka masih disekolah. Nanti malam mereka baru bisa kesana. Soalnya Syifa ada tugas yang harus diselesaikan katanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah✔[End]
Novela Juvenil~~My little friend is my life friend ~~ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA !!! #Masih pemula , jadi tulisannya masih agak berantakan😁 mohon dimaklumi🙏 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Ya ... walau kadang set...