#41 cinta

62 26 8
                                    

Jam menunjukan pukul 10 malam. Entah kenapa rasanya mata Syifa sulit untuk tertidur. Padahal biasanya pukul 9 malam ia sudah tidur dengan pulas.

Syifa pergi keluar balkon kamarnya. Syifa melihat kamar Al yang berada disampingnya sudah gelap. Mungkin Al sudah tidur, Pikir Syifa.

Syifa memandangi langit, rasanya pikirannya tidak lepas dari kejadian tadi.

"Aku yang memberi keputusan, tapi kenapa aku juga yang kepikiran, seolah-olah aku nggak terima akan keputusan yang aku buat sendiri." batin Syifa

"Aku binggung, aku binggung harus ngelakuain apa lagi. Keadaan yang memaksaku untuk ngelakuin ini semua." lanjut Syifa dalam Hati.

Syifa menarik napasnya pelan, marasakan hembusan-hembusan angin malam. Syifa memejamkan matanya, ingatan itu seketika muncul, dimana Nadin memintanya untuk menjauhi, Damar.

FLASHBACK ON

Syifa sedang berada dikelas sendirian. Kala itu, Mita belum sampai dan hanya ada dirinya dan beberapa siswi lainnya yang berada disana. Syifa membaca novel dan  tiba-tiba Nadin menghampirinya.

"Syifa," panggilnya dengan nada santai, tidak seperti biasanya.

"Iya," balas Syifa merasa ada yang aneh dengan sikap, Nadin.

"Boleh kita bicara sebentar?"

Syifa hanya terdiam, Syifa takut kejadian seperti dulu terulang lagi.

"Lo tenang aja, kejadian kaya waktu itu gue jamin nggak bakal keulang lagi. Gue jamin itu! Lo maukan?"

"Iya. Yaudah, kamu duduk dulu." suruh Syifa yang tidak langsung menjawab.

"Gue mau bicara sama lo bukan disini. Kita ketaman belakang."

Syifa mengangguk,

Syifa hanya mengikut apa kata, Nadin. Syifa rasa Nadin kali ini tidak akan membuat masalah lagi.

Syifa dan Nadin sekarang sudah berada ditaman dan duduk dikursi.

"Makasih ya karna lo udah mau ngobrol sama gue,"

Syifa hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum. Sebenarnya Syifa cukup penasaran dengan, Nadin. Tidak mungkin Nadin hanya mengajaknya mengobrol biasa saja, pasti ada sesuatu yang lain, pikir Syifa.

"Oya, nih." Nadin menyodorkan sebuah hp.

"Inikan hp aku." batin Syifa sambil mengambil hp tersebut.

"Waktu itu gue nemuin hp lo pas gue kegudang. Maaf baru gue kasih, soalnya waktu itu gue nggak tau kalo itu hp, lo."

"Makasih,  ya. Tapi kamu kok bisa kegudang? Dan kenapa kamu bisa tau kalo hp aku lagi hilang?" tanya Syifa merasa keheranan.

"Waktu itu gue...,"

"Aduh bego banget sih gue. Mau balikin hp tapi belum siapain alasan. Bisa-bisa dia curiga kalo gue yang udah ngunciin dia digudang waktu itu." gumamnya dalam hati.

"Gue disuruh simpen buku sama, pak Rudi. Iya, waktu itu karna gue dihukum sama pak Rudi gara-gara buang sampah sembarangan. Dan masalah hp lo yang ilang, waktu itu gue nggak sengaja denger ucapan lo sama, Mita!" alibi Nadin, ia sangat berharap kalau Syifa percaya dengan omong kosongnya.

"Owh, gitu ya?"

"Iya...."

"Oya, Syifa, boleh gue minta tolong sama lo?" ucapnya sedikit ragu-ragu.

"Gue tau, gue bukan siapa-siapa, lo! Gue sering banget jahatin, lo! Mungkin lo nganggep gue musuh, bahkan lo pasti benci banget sama, gue." lanjut Nadin.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang