"Mah," Ucap Damar yang baru saja pulang dari sekolah. Damar menghampiri Fina dan menyaliminya.
"Kamu kenapa baru pulang? Udah jam segini, loh. Kamu kekafe dulu tadi?" tanya Fina yang sedang duduk disofa menonton televisi. Ia sedarintadi menunggu Damar yang tidak pulang-pulang.
"Iya, ma." ucapnya sambil duduk disofa ruang tamunya.
"Udah makan?"
"Udah, tadi Damar makan disana."
"Mama kok nggak denger suara motor kamu? Emang kamu pulangnya naik apa?"
"Motor Damar tadi Damar tinggal disana. Jadi, Damar pulangnya naik taxi. Soalnya nanti Damar mau kesana lagi."
"Owh, mau mama buatin sesuatu,"tawar Fina.
"Nggak usah! Damar mau langsung kekamar aja."
"Yaudah!"
Damar langsung naik keatas untuk pergi kekamarnya. Baru menaiki beberapa anak tangga, ia mendengar ponsel berbunyi.
Drt....drtdrt...
"Waallaikumusallam, Ada apa? Tumben nelpon?" tanya Fina sambil tersenyum.
"...."
"Alhamdullillah, baik. Kayanya kita udah lama ya nggak ketemu."
"...."
"Ooo ...iya bulan lalu."
"Mama telponan sama siapa? Nguping dulu kali ya bentar. Siapa tau itu tentang, Ara." batin Damar.
"...."
"Insyaallah, nanti kalau sempet aku main kerumah kamu." ucapnya
"...."
"Alhamdullillah, baik kok. Kemarin sih dia sempet nanyain Ara gitu. Tapi ya, aku belum kasih tau, sih. Tapi kayanya dia nggak kenal deh sama, Ara. Tau sendirikan muka anak kamu banyak berubah." ucap Fina sambil terkekeh
"...."
"Yaudah, nggak papa! Nanti juga mereka ketemu, kok! "
"...."
"Waallaikumussallam...." balasnya menutup telpon lalu langsung menuju dapur.
"Mama telponan sama siapa, sih? kayanya aku ada denger nama Ara, deh! Apa jangan-jangan sama mamanya, Ara." batin Damar yang mendengarkan ucapan Mamanya dari awal.
***
Syifa dan Al sedang makan siang dirumahnya. Kali ini mereka hanya berdua. Dikarenakan Ayah dan Bundanya sudah pergi duluan kerumah neneknya.
"Al, kok kamu bisa tau sih, Kalo kakak dihukum?" tanya Syifa disela-sela makannya.
"Dari temen, Al! Damar."
"Itu temen kamu?"
"Iya. Lagian kakak kenapa bisa sih, sampe bertengkar gitu sama mereka? Kata temen Al tadi karna dia nolongin, kakak. Emang, kakak pernah ketemu sama, Damar? Dimana? Kok, Al nggak tau! Perasaan kalo disekolah Al selalu sama Damar dan nggak pernah ketemu, kakak? Kalo dirumah, perasaan nggak pernah,deh! kakak juga jarang keluar. Terus, gimana? Kok bisa? Masa lewat mimpi! Ah, mana mungkin coba." ucap Al panjang lebar. Syifa yang mendengarnya hanya memutar bola mata dengan malas.
"Panjang banget sih Al ngomongnya. Coba nanyanya satu-satu biar jelas."
"Iya... hehe! Terus kapan kakak ketemu sama, Damar. Eh... Maksud Al, emang kapan kakak ditolongin sama, Damar."
"Kemarin, pas nungguin kamu waktu rapat osis." ucap Syifa lalu memasukkan nasi kedalam mulutnya.
"Pulang sekolah, dong? Emang kakak ditolongin apa, sih?"
"Kemarin kakak hampir ketimpa sama papan nama yang ada diparkiran. Untung ada temen kamu. Kalo, nggak ... Nggak tau deh gimana jadinya."
"Ummm...! Temen Al ganteng loh, kak. Nggak baper, emang?" tanyanya sambil tersenyum jahil kepada, Syifa.
"Nggaklah! Kakak tuh bukan tipe cewek yang mudah baperan. Apa-apa baper, bukan kakak banget, tau nggak ! Apalagi cuman gara-gara ditolongin satu kali. Masa gitu aja baper."
"Tapi temen Al beda loh, kak. Selama Al kenal sama dia nih ya. Al, nggak pernah liat dia deket sama cewek. Dia selalu bahas temen kecilnya itu. Padahal dia sendiri aja nggak tau dimana temen kecilnya itu sekarang."
"Kasian banget." batin Syifa.
"Kenapa jadi bahas temen kamu sih, Al? Oya, nanti jangan bilang bunda ya, kalo kakak dihukum."
"Kenapa? Takut kena marah, ya?" ujar Al sedikit meledek.
"Bukan gitu! Tapi kakak cuman takut Bunda khawatir. Apalagi kalo nenek tau, pasti Bunda lagi yang disalahin." ucap Syifa.
"Umm, kesempatan nih,' batin Al sambil tersenyum. Ia seperti seseorang memikirkan sesuatu.
"Ok, tapi ada syaratnya."
"Kok, pake syarat segala, sih? Inikan demi, Bunda."
"Nggak mau, nih? Yaudah... kalo nggak mau nanti Al bilang sama, Bunda."
"Eee.. jangan dong."
Nasip punya adik yang nggak bisa diajak kerja sama.
"Mau, nggak?" kini Al menatap kakaknya sambil tersenyum jahil.
"Bukannya apa nih ya, ni anak kalo bikin syarat kalau disuruh traktir salama seminggu sih enak. Tapikan Al suka mintanya yang aneh-aneh. Kaya dulu tuh, masa aku disuruh pinjem buku pelajaran sama temenya. Kalo cewek sih nggak papa. Lah itu cowok mana genit lagi. Kalo nanti syaratnya kaya gitu lagi gimana? Tapi ... iya-iyain aja, deh." batin Syifa.
"Iya, tapi jangan aneh-aneh, ya! jangan kaya dulu."
"Iya, gampang kok syaratnya. Kakak cuman jadi pacar pura-pura, Al."ucapnya dengan santai.
Syifa terkejut bukan main! Ingin rasanya ia menjitak kepala adiknya.
"Hah... pacar pura-pura? Yang bener aja dong, Al? Ini kakak kamu loh, masa disuruh jadi pacar kamu, sih."
"Kan cuman pura-pura!"
"Iya! kakak tau! Tapi kakak nggak bisa. Yang lain deh, ya! Nanti yang ada kakak cuman nambah masalah baru, lagi . Tadi aja Jeni kaya kesel gitu sama, kakak."
"Itu, dia! Al risih tau nggak sih, kak. Yah, mau yah. Lagian ini juga untuk kebaikan kakak juga, kok. Supaya Nadin nggak salah paham lagi sama, kakak. Ya, walaupun Jeni sih yang salah paham. Tapi Jenni nggak senekat Nadin, Yang rela ngelakuin apapun demi tujuannya tercapai!"
"Bener juga sih kata, Al!"
"Yaudah, iya. Tapi jangan berlebihan ya, kakak nggak suka." ucap Syifa sedikit terpaksa.
"Iya, Al janji."
"Yaudah, abisin tuh makananya. Dikit lagi. Nanti kakak mau cuci piringnya."
Al melanjutkan makannya yang tinggal sedikit lagi.
"Nih, kenyang juga perut," ucap Al mengeser piringnya kesamping. Lalu mengusap-ngusap perutnya. Syifa langsung mengambil piring tersebut.
"Alhamdullillah," ucap Syifa sambil membawa piring kotor ketempat cuci piring.
"O... iya. Alhamdullillah, hehe..."
"Al, nanti kamu anterin kakak ya, kekefe Dara." pinta Syifa sambil mencuci piring yang tak jauh dari, Al.
"Iya, Al mau tidur dulu bentar. Nanti bangunin aja."balasnya sambil pergi kekamarnya.
"Ok." balas Syifa yang masih mencuci piring.
___________________________
《☆ Happy Reading all ☆》
■■■ vote, coment and share ya ■■■
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah✔[End]
Fiksi Remaja~~My little friend is my life friend ~~ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA !!! #Masih pemula , jadi tulisannya masih agak berantakan😁 mohon dimaklumi🙏 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Ya ... walau kadang set...