#25 naksir?

84 29 23
                                    

Hari ini Syifa berangat bersama ayahnya naik mobil kesekolah. Karena hari ini dan besok, Al sedang ada kegiatan osis diluar selama 2 hari. Mobil Syifa berhenti didepan gerbang sekolah. Syifa langsung berpamitan dengan ayahnya.

"Belajar yang rajin, ya," ucap Ayah.

"Iya, ayah hati-hati dijalan, Assallamuallaikum," balas Syifa menyalimi Ayahnya lalu langsung keluar dari mobil.

Melihat mobil ayahnya bergerak, Syifa melambaikan tangannya lalu bergegas masuk kedalam.

***

Damar dan Aldo baru saja sampai diparkiran. Mereka memarkirkan motor mereka masing-masing dengan rapi. Damar turun dari motornya dan menunggu Aldo yang masih membuka helmnya.

"Yuk, kelas," ajak Aldo sedikit memukul bahu, Damar.

"Nggak nungguin Al dulu, nih?"

"Hari ini Al'kan nggak masuk, masa lupa. Kemarinkan dia ada bilang waktu kita kerumahnya."

"Kenapa emang, Al? Perasaan Al nggak ada bilang deh kalo dia nggak masuk hari ini!" seru Damar.

"Ada, kemarin yang pas dirumahnya. Masa lupa, sih?" jelas Aldo lagi.

"Beneran gue nggak tau."

"Jadi 2 hari kedepan Al nggak masuk. Soalnya ada acara osis kalau nggak salah."

"Sama anggota yang lain juga?"

"Iya, masa Al sendiri. Inikan acara silaturahmi antar sekolah. Jadi, yang gue denger-denger nih ya, kayanya kita bakalan banyak freeclass deh hari ini. Secarakan guru-guru pasti ikut kesana. Walaupun nggak semua, sih."

Damar mengangguk.

"Umm... yuk," ajak Damar lalu langsung menuju kelasnya.

Ditengah perjalanan Damar tidak sengaja bertemu dengan Syifa yang ingin menuju kekelasnya.

Ketika berpapasan dengan Damar dan Aldo. Syifa hanya tertunduk tampa melihat kearah mereka.

Satu yang hanya Syifa takutkan, Nadin Dan teman akan kembali salah paham jika ia berdekatan dengan, Damar. Apalagi  mereka tau, Al adalah adik Syifa.

"Yaampun, Syifa cuek banget, ya? Disenyumin aja nggak, apalagi disenyumin sih, dilirik aja nggak." tutur Aldo sambil melihat Syifa yang sudah melewatinya. Mereka berhenti tak jauh dibelakang Syifa.

Begitu juga dengan, Damar. Damar tau dia hanyalah adik kelas, Syifa. Tapi apakah salah jika berharap. Walaupun ia tau berharap kepada manusia itu sangat sakit. Dan sekarang mungkin adalah awal sakit itu terbuka.

"Yuk," ajak Damar kembali melangkahkan kakinya.

"Aku kira hadirmu adalah obat kerinduanku, ternyata aku salah! Hadirmu tidak jauh hanyalah awal dari kekecewaanku." batin Damar tersenyum kecut.

***

Jam istirahat berbunyi, Siswa dan Siswi juga sudah keluar kelas dan pergi ketempat-tempat yang mereka sukai.
Syifa dan Mita berniat ingin pergi ketaman sekolah. Dengan membawa beberapa cemilan beserta minuman yang ada dalam plastik.

Namun ketika menuju taman, terdengar bunyi suara seseorang memanggil nama, Syifa. Syifa dan Mita menoleh kebelakang sambil menghentikan langkahnya. Dan ternyata itu Gio dan Bagus.

"Kalian panggil kita?" tanya Mita.

"Iya! Kalian mau kemana?" tanya Gio balik.

"Kita mau ketaman," jawab Mita dengan santai.

"Owh... kirain mau kekantin." timpal Bagus.

Gio beralih menatap, Syifa.

"Oya, Syif, nih buat kamu." ucap Gio sambil mengulurkan coklat.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang