#47 Bucin

65 18 0
                                    

Syifa dan Damar sudah berada diluar minimarket. Dan berjalan menuju motornya lalu memasukan belanjaan kedalam jok sedikit.

"Damar, kamu nggak seharusnya ngomong kaya tadi sama ibu-ibu. Kalo mereka salah paham, gimana?" tutur Syifa.

"Lagian kamu dari tadi diam terus."

"Kok nggak nyambung sih jawabnya? Kamu tau nggak, nanti kalo ada yang denger, gimana? Itu bisa jadi masalah, dan apalagi pihak sekolah tau, yang ada kita bisa dikeluarin."

"Nggak ada yang denger, kok. Disanakan cuman ada ibu-ibu. Lagian, kalaupun temen kita ada disana, ngapain juga mereka ketempat bahan-bahan dapur?"

"Tapi bisa ajakan salah satu dari ibu itu punya anak yang sebaya sama kita. Terus dia bilang sama anaknya. Gimana? "

"Lagiankan tadi aku cuman becanda. Jadi,  kamu tenang aja." Damar naik kemotor dan memutar motor tersebut.

Syifa sedikit kesal melihat tanggapan Damar yang hanya biasa-biasa saja.

"Yaudah, yuk naik."

Syifa langsung naik dengan duduk menyamping.

"Pegangan." suruh Damar.

"Udah," sahut Syifa, ia memegang pegangan yang ada diujung.

"Kok nggak kerasa, sih?"

Damar sedikit tersenyum.

Syifa sedikit melototkan matanya,"Maksud kamu apa? Kamu mau nyuruh aku pegangan sama kamu, gitu?"

"Ya, iyalah! Kan suami kamu." balas Damar sengaja mengoda, Syifa.

"Damar, kamu jangan buat aku marah, deh."

Damar tertawa kecil,"Iya-iya! Aku sengaja aja buat kamu marah. Makin imut soalnya."

"Damar...! Kalo nggak mau pulang sekarang, kamu turun aja. Biar aku pulang sendiri." ancam Syifa.

"Ee, iya! Nih, jalan."

Damar langsung menarik gasnya secara tiba-tiba.

Spontan Syifa tak sengaja memegang bahu Damar karena kaget.

Syifa langsung melepas tangannya.

"Makanya pegangan."

Damar tersenyum kecil.

"Damar jangan gitu, dong. Jangan main-main gas aja. Kalo jatoh gimana? "

"Iya. udah belum."

"Udah."

Damar tersenyum melihat wajah Syifa dari kaca spion yang terlihat kesal. Lalu menjalankan motornya menuju rumah.

***

"Surprise...,"

Damar langsung menghentikan motor dan Syifa langsung turun.

"Suprise-suprise! Apa yang surprise, coba?" tanya Damar.

"Tau, kamu ngapain sih Al kaya, gitu?"  tanya Syifa. Bocil sekali adiknya itu.

"Jadi ceritanya kalian udah tau nih kalo Al mau kesini?"

"Udah." jawab Syifa dan Damar.

"Kok, bisa? Tadi Al'kan nggak bilang."

"Tadi bunda telpon kamukan deket, Kakak. Ya, jadinya Kakak taulah."

"Nggak jadi suprise, dong. Hih.... gagal sudah. Eh, btw kalian dari mana? Kok cuman berdua? Cie... dari mana, hayo." kini Al mengoda Kakak bersama temannya.

"Kita dar...,"

"Stop, saya juga sudah tau." potong Al.

"Udah tau kenapa nanya? " kesal Syifa.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang