#28 pria asing

72 27 15
                                    

Syifa berjalan didepan koridor sendirian. Karena ini masih tergolong pagi jadi belum banyak siswa maupun siswi yang sudah sampai. Dari kejauhan Syifa melihat Damar dan Aldo yang berjalan mendekat kearahnya. Mungkin mereka akan pergi kekelas mereka.

Syifa memperkecil langkahnya, rasanya ingin putar balik saja, pikir Syifa. Rasanya Syifa tidak ingin bertemu Damar yang menurut Syifa, aneh. Apalagi menginggat permintaannya kemarin yang membuat Syifa hampit jantungan.

Namun Syifa mengurungkan niatnya, karena teringat kejadian kemarin, Damar yang membantunya. Syifa ingin melihat keadaan, Damar. Apakah Damar sudah baik-baik saja sekarang.

Syifa meneruskan langkahnya. Ketika jarak mereka cuman kurang lebih satu meter. Syifa melihat Damar yang terlihat sudah baik-baik saja.

"Alhamdullillah!" batin Syifa.

Syifa melihat wajah Damar yang masih tersenyum kearahnya. Syifa semangkin dibuat binggung akan tingkah teman Al yang satu itu. Dulu Syifa mengenal ia tergolong cowok yang agak cuek, tapi sekarang...?

Syifa hanya menampilkan wajah binggungnya ketika berpapasan dengan Damar dan Aldo. Tapi tidak dengan keduanya. Karena terlalu banyak mikir dan tidak memperhatikan jalan, akhirnya....

Brukk...
Syifa menabrak tubuh seseorang.

"Astaghfirullah," ucap Syifa Spontan.

Damar dan Aldo yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya kebelakang.

Syifa mengangkat pandangannya kearah orang yang ia tabrak. Seketika pandangan mereka bertemu. Pria itu memandang Syifa dengan penuh arti. Tapi tidak dengan, Syifa.

"Maaf," ucap Syifa pada pria langsung menunduk.

Belum sempat pria tersebut menjawab, Damar dan Bagus sudah menghampiri, Syifa.

"Syifa, lo nggak papa?" tanya Damar tiba-tiba.

"Nggak papa," jawab Syifa.

Pria tersebut sedikit mengepalkan tangannya ketika Damar datang. Entah karena melihat Damar yang peduli sama Syifa atau pria tersebut yang punya dendam pribadi dengan, Damar.

"Saya permisi," pamit pria tersebut berlalu begitu saja.

Pria tersebut berhenti tidak terlalu jauh dibelakang Syifa dan Damar.

"Ternyata dia sama sekali nggak ngingat gue.!" batin pria tersebut tersenyum kecut sambil melihat kerah Syifa dan Damar.

"Lo beneran nggak papa?" tanya Aldo lagi.

"Nggak, nggak papa. Aku duluan, ya," pamit Syifa langsung meninggalkan tempat tersebut.

Damar dan Aldo sedikit mengangguk. Namun dihati Damar ia seperti merasakan bahwa Syifa menghindarinya.

"Perasaan gue belum pernah liat tuh cowok, deh. " ucap Aldo menginggat-ingat.

"Um...." balas Damar menganggkat kedua bahunya tanda tidak tau.

"Sebenernya siapa sih tuh cowok. Kayanya gue pernah liat, deh! Tapi dimana, ya?" batin Damar mencoba mengingatnya.

"Yaudah, yuk kelas" ajak Aldo.

"Yuk ," balas Damar.

***

Nadin dan Jenni sedang berada dikantin. Mereka sedang duduk santai sambil memakan cemilan. Ya... mereka hanya berdua, karena Clara juga ikut kegiatan osis disekolah lain.

"Lo kenapa, sih? Dari kemarin kaya nggak ada semangat-semangatnya gitu?" tanya Nadin yang melihat wajah Jeni sedikit lesu, cemberut, entah apalagi.

"Nggak papa," jawabnya lesu.

Skenario Allah✔[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang