Damar duduk dimeja paling ujung bersama, Aldo. Namun, bukannya mengobrol tapi Damar malah memperhatikan Syifa dari jauh. Tapi kalo mau ngobrol pun, Aldonya saja sibuk main game. Tiba-tiba, Al datang lalu langsung duduk dan meminum minuman, Damar.
"Uhh, seger." ucapnya sambil menyimpan kembali minuman Damar yang habis Al minum.
Al melihat kedua temannya sibuk dengan urusan masing-masing. Yang satu main game, yang satu malah ngelamun. Sampai-sampai nggak sadar, kalau air minumnya sudah Al habiskan. Apalagi air minum sih, mungkin Al datang saja mereka juga belum sadar.
Al sedikit binggung melihat Damar dan Aldo. Pasalnya ketika ia datang, temannya seperti tak menganggapnya.
"Damar kenapa benggong gitu? Kaya patung aja. Nggak gerak-gerak lagi." batin Al menatap Damar dengan kening berkerut.
"Damar, Da..mar...." Panggil Al sambil melambaikan tangannya tepat didepan wajah, Damar.
"Kok, nggak direspon, sih! Yaallah ada apa ini? Apa hambamu ini sudah tiada atau dia yang sudah... dan kenapa dia tidak bergerak? Eh, tunggu ... sebenernya aku ini masih hidupkan?" batin Al mulai berpikiran yang tidak-tidak.
"Aldo, lo liat gue'kan?" ucap Al sedikit panik. Ia sedikit mengoyangkan tubuh, Aldo.
"Lo kenapa, sih? Ganggu banget." kesal Aldo yang masih fokus dengan gamenya.
"Alhamdullilah, yaAllah... ternyata hamba masih hidup." ucapnya bersorak kegirangan sambil memeluk leher, Damar.
"Aduh apain, sih. Siapa sih, nih?" ujar Damar sambil melepaskan dan melihat kearah belakangnya dan ternyata itu, Al.
Al hanya tertawa menampakan deretan giginya yang putih kinclong itu.
"Lo ngapain sih Al kaya gitu? Buat malu aja tau, nggak." gerutu Damar dengan mata mengikuti pergerakan Al yang duduk disampingnya.
"Hehehe, gue seneng banget tau nggak, ternyata gue masih hidup. Habisnya kalian waktu gue dateng kaya nggak anggep gue gitu. Lo juga, dipanggil nggak nyaut-nyaut."
"Lagian lo aneh banget sih, Al. Lo mikirinnya kejauhan tau nggak." sahut Aldo. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran temannya yang satu itu
"Hehehe, maaf-maaf."
"Lah, minuman gue kok abis? Perasaan tadi masih banyak, deh." tutur Damar. Binggung, padahal tadi minumannya masih banyak bahkan ia sentuh juga belum. Dan sekarang, kosong?
"Tadi gue yang minum. Soalnya gue haus banget, habis dorong motor pas mau kesini." terang Al diakhiri dengan cengiran.
"Emang motor lo kenapa?" tanya Damar penasaran.
"Bannya bocor! Karna itu gue capek banget, haus, laper lagi. Mar... lo pesenin gue, dong! Ya.. yah." ucapn sedikit memohon.
"Pesen aja sendiri sana." suruh Damar datar.
"Lo yang traktir," pinta Al.
"Iya."
"Makasih..." ucapnya lalu langsung memesan makanan.
Damar seketika teringat ponsel Al yang ada pada dirinya.
"Oya Al, nih...." ucapnya sambil memberikan ponsel.
"Inikan hp gue? Kenapa ada sama lo?"
"Tadi tuh cewek yang ngasih!" seru Damar sambil menunjuk kearah, Syifa. Al langsung melihat kearah tersebut.
"Siapa, sih?" tanya Al.
Karena hpnya tadi Syifa yang Pegang, pikirnya.
"Itu yang pake jilbab, cewek disamping, Gio." terang Damar lagi, sambil melihat kearah Syifa yang terlihat sibuk mengerjakan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah✔[End]
Teen Fiction~~My little friend is my life friend ~~ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA !!! #Masih pemula , jadi tulisannya masih agak berantakan😁 mohon dimaklumi🙏 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Ya ... walau kadang set...