"Enak ya kalo bawa bekel. Nggak perlu cape-cape kekantin. Udah jauh, eh... pas dateng kesana ngantri juga, lagi! " ucap Mita yang baru selesai meminum airnya. Mereka sedang berada didalam kelas."Itu kenapa aku selalu bawa bekel kesekolah."jawab Syifa.
"Emang kalau lagi disekolah lo yang dulu, lo juga bawa bekel kaya gini, ya?"
Syifa menggangguk sambil bergumam sedikit tanda mengiyakan.
"Gue kira lo bawa bekel kaya gini karna malu mau kekantin. Secarakan lo anak baru nih ya, Jadi gue mikirnya kaya gitu, hehe...!"
Syifa hanya tersenyum menanggapi ucapan, Mita. Syifa jadi teringat kejadian tadi. Apakah mungkin selama ini Mita tidak pernah memiliki seorang teman? Tapi kalo Syifa liat, Mita itu anak yang baik, ceria dan kayanya dia juga pengertian.
"Syifa." panggil Gio. Syifa menoleh kesumber suara.
"Iya, kenapa?"
"Boleh aku minta tolong?"
Syifa melirik Mita sebentar. Syifa liat Mita kelihatan binggung.
"Boleh."
"Emang lo mau minta tolong apa sama, Syifa?" tanya Mita.
"Aku cuman minta bantuin bawa buku itu sedikit. Soalnya kalau aku semua yang bawa, kebanyakan!" ucap Gio sambil menujukan kearah buku diatas meja guru didepan.
"Kaya nggak ada orang lain aja!"batin Mita.
"Emang Bagus kemana? Bukannya biasa kalian berdua, ya?"
"Bagus masih dikantin! Kelamaan kalo nunggu, Bagus!"
"Udah, nggak papa!" ucap Syifa pada Mita
"Emang mau dibawa kemana?" tanya Syifa pada, Gio.
"Perpustakaan! Nggak jauh, kok!"
"Yaudah! Mit , kamu mau ikut?" tanya Syifa
"Gue disini aja, ya? nggak papakan?"
"Iya, nggak papa! Aku kesana dulu bentar."
"Iya ...."
Mereka langsung membawa buku tersebut keperpustakaan. Sebenarnya Mita merasa sedikit agak heran dengan sikap Gio sama, Syifa. Tapi yaudahlah, bukan urusannya juga pikir, Mita.
"Oya, gimana? Kamu betah nggak sekolah disini?" tanya Gio mulai membuka suara. Karena sedari tadi mereka hanya diam. Tidak ada obrolan selama diperjalanan.
"Alhamdulillah ... betah, kok! Cuman, ya ... butuh adaptasi sedikit, sih."
"Nggak papa. Lagian kamu'kan baru beberapa hari disini." Syifa hanya tersenyum sambil sedikit mengangguk.
Syifa melihat keselilingnya, banyak sepasang mata yang memperhatikan dirinya dan, Gio. Syifa jadi teringat ucapan Mita hari itu, emang semost wanted itu Gio disini, pikirnya.
"Kayanya kamu most wanted banget ya disini." ucap Syifa tiba-tiba. Gio sedikit tersenyum.
"Kenapa kamu ngomong gitu, hem ...?" ucap Gio menghentikan langkahnya sambil memandangi, Syifa. Syifa hanya memandang Gio dengan tatapan gugup, jatungnya berdetak lebih cepat kali ini.
Sedangkan diposisi lain yang tak jauh dari tempat mereka, ada yang mengawasi mereka secara diam-diam. Siapa lagi kalau bukan Nadin cs.
"Ehh ... tunggu, deh! Itu kaya Gio sama anak baru bukan, sih?" ucap Jenika kepada temannya. Mereka baru saja dari kantin dan hendak ingin kembali kekelas.
"OMG!! Kok bisa, sih?" Clara sedikit terkejut. Bahkan matanya hampir keluar melihat pemandangan didepannya.
"Ya, bisa-bisa aja'lah dan nggak menutup kemungkinan juga, kalo Gio suka sama dia." ucap Nadin sedikit meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah✔[End]
Roman pour Adolescents~~My little friend is my life friend ~~ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA !!! #Masih pemula , jadi tulisannya masih agak berantakan😁 mohon dimaklumi🙏 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Ya ... walau kadang set...