VII - Not a Sinner

217 22 0
                                    

Berbekal segenggam asa yang selalu ia kumandangkan dalam diam dan damainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbekal segenggam asa yang selalu ia kumandangkan dalam diam dan damainya. Ryu Yerin selalu ingin membuat malamnya berlalu tanpa meninggalkan kesan buruk dalam ingatannya. Ia mencari-cari, bagaimana bisa pelukan sampai pagi itu terasa begitu nyaman. Ia yang biasanya harus menelan obat tidur pun malam ini seperti ia tidak membutuhkannya sama sekali. Ia terlelap dengan sendirinya hingga pagi hari. Ia tidak sadar bermalam di apartemen orang yang lumayan asing untuk dirinya.

Yerin kerap kali berpikir berat lantaran pagi sekali ia disambut dengan Han Jungkook yang sudah mandi dan wangi. Rambutnya masih setengah basah dan wajahnya segar, masih memakai bathrobe yang diikat longgar pada bagian pinggang. Dada bidangnya mengintip sedikit hingga tanpa Yerin sadari kepalanya pusing jika terus-terusan memandanginya. Lagi pula sekarang terlihat Jungkook mulai risih dengan tatapannya. Yerin kurang ajar sekali jika masih terus memandanginya. Ia disebut jalang oleh Jungkook, tapi dalam benaknya masih tidak terima lantaran ia tidak sejalang itu. Ia masih waras, walau hanya setengah otaknya saja yang waras.

Setajam mata elang memindai mangsa, sejurus itulah mata Ryu Yerin memantau setiap pergerakan yang Jungkook lakukan setelah berjalan sedikit kearah lemari besarnya. Membuka pintu berwarna putih yang berjajar lima dengan pakaian mahal semua yang tergantung didalam sana. Aroma semerbak manis vanilla maskulin mulai menginvasi indra pencium Yerin. Aromanya seperti ia mengenalnya tapi sangat sulit untuk mendeteksi siapa yang dulu memiliki wangi seperti Jungkook.

Ada sepotong ingatan tentang punggung polos lebar yang tegap menjauh dari pijakannya. Ia pernah menyaksikam seseorang pergi menjauh tapi wajahnya tidak terlihat. Hanya punggungnya saja dan beberapa kali langkahnya berhenti lalu berjalan lagi semakin jauh dan menghilang. Surai pendek yang manis dengan warna ombre hijau diujungnya saja membuat Yerin semakin bertanya-tanya dalam benaknya sendiri siapa gerangan yang selalu muncul dalam potongan memori yang membingungkan itu.

"Pakai hitam, dan sedikit lipbalm dibibir," ujar Yerin reflek saja saat Jungkook masih sibuk mencari-cari baju yang pantas dipakai pagi ini diantara ratusan bajunya yang tertata begitu rapi. Tidak dibiarkan kusam atau mengkerut. Semuanya licin dan pastinya wangi. Yerin tidak yakin juga Jungkook hidup sendiri tanpa seorang maid. Apa Jungkook serajin ini hingga sampah satu biji pun tak ada yang terlihat disetiap sudut yang ada.

Jungkook menoleh kearah dimana Yerin masih duduk diatas ranjangnya dengan selimut yang sudah tertata. Yerin hanya memakai pakaian tadi malam. Kaus kebesaran berwarna hitam polos dan sebuah hot pants yang membuat kaki jenjangnya terlihat begitu cantik menggoda. Reward untuk Jungkook yang bisa menahan diri hingga pagi. Ia tidak menyentuh lebih jauh selain memeluk dan sempat beberapa menit beranjak dari sana untuk melihat ponsel yang sedari tadi ia anggurkan. Ia lupa tidak mengabari bidadari kecilnya bahwa malam ini ia tidak bisa pulang karena ada urusan yang harus diselesaikan. Ia takut gadis kecilnya menunggu dirinya seperti malam itu. Gadis kecil manisnya itu sampai kedinginan karena tidak mau memakai jaket saat berdiri diteras balkon sambil menunggu kepulangannya.

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang