Kesempatan hanyalah sebuah angan kala kekecewaan memiliki kuasanya sendiri dalam benak yang merindukan sebuah bukti daripada hanya sekedar janji sialan. Layaknya janji sang malam, seperti itulah yang semua manusia inginkan. Malam berjanji akan mengembalikan cahaya esok hari, kendati harus melewati pekat miliknya, pada akhirnya malam selalu menepati janjinya.
Satu tarikan napas terdengar patah-patah saat Jungkook mencoba mencerna dalam pikiran perihal apa yang Yerin katakan. Satu kalimat panjang yang tidak hanya menggambarkan pada satu peristiwa dalam semalam. Itu adalah bentuk rekap, rentetan beberapa kejadian yang terjadi 7 tahun silam. Tentang malam kelam yang mengingkari janjinya bahwa akan membawakan cahaya untuk esoknya yang lebih berwarna. Tetapi kenyataannya pada malam yang sama Han Jungkook merasa hilang hingga sulit bahkan mustahil menemukan kembali dirinya sendiri dalam kepingan luka itu. Luka lama yang ia merasa tak akan pernah sembuh walaupun ia sudah mencoba mengalihkan semua atensinya pada sebuah agensi bayangan yang dulu menaungi kekasihnya. Jungkook menjadi bagian dari Acropolis tanpa Im Yoongi tahu.
Jungkook mulai membedah satu per satu kata yang Yerin ucapkan. Diam-diam menghanyutkan, Jungkook selalu menginginkan hal seperti ini terjadi sejak pertama kali bertemu kembali dengan wanita yang selama ini tak pernah berhasil ia temui. Sulit, keamanannya luar biasa, kamera pengintai dan pengawasan pada setiap sudut rumah Yerin yang di Amerika, membuat tidak semua orang bisa masuk, kecuali berani menunjukkan identitas asli dan hubungan apa dengan Yerin. Dan Jungkook hanya bisa memantaunya dari jarak jauh, hanya dapat melihat Yerin sehat dan tersenyum disetiap pagi saja sudah membuat Jungkook berhenti memikirkan banyak hal dan ia kembali fokus pada apa yang ia lakukan.
Tentang quicky, adalah satu hal yang Yerin benci sepanjang menjadi kekasihnya. Jungkook bahkan tak pernah mengatakan hal itu dulu pun sekarang. Kecuali beberapa malam terakhir dari malam ini, Jungkook mengatakannya lagi dan seperti dugaan awal bahwa Yerin akan selalu menolaknya karena membenci hal itu. Mungkin Yerin tidak bisa mengingat alasan dirinya membenci hal itu, tetapi rasa mana bisa berbohong, hanya baru berniat saja sudah ketahuan karena mata yang gelisah adalah ciri paling mudah dikenali pada seorang manipulator. Kecuali pada dua orang yang sekarang saling berhadapan untuk saling menemukan siapa yang berbohong, namun berakhir tidak menemukan apa pun. Keduanya lihai bermain kuasa diri, hingga hanya ingin melihat kebenaran pun mereka seperti sedang bercermin.
Kemudian Doggy style, adalah adegan dewasa terakhir yang Jungkook lakukan bersama Yerin jauh sebelum hari ini datang. Tepatnya saat Yerin mengatakan bahwa ia tidak enak dengan perutnya, saat itu juga Jungkook tidak pernah meminta macam-macam pada kekasihnya. Yang ternyata alasan dibalik Yerin yang selalu menolaknya adalah karena ia mempertahankan kehamilannya. Jungkook menjadi merasa sangat berengsek jika teringat kembali malam dimana ia tak peduli apapun dan ia menginginkan Yerin. Sampai akhirnya Yerin menamparnya dan masuk ke dalam mobil untuk meredamkan amarahnya dengan mencari pelampiasan. Jungkook tahu Yerin tak pernah menyukai paksaan, hanya saja ia seperti dirasuki napsu setan sialan yang membuatnya begitu menginginkan pelepasan di saat tidak ada konsent yang mendasari keinginannya dan tindakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sinner ✓
Fanfiction[COMPLETED!] Harusnya dari awal aku beritahu, bahwa seorang penyandang marga Ryu berumur 24 tahun ini adalah seorang yang berbahaya. Bukan berarti aku akan memakanmu, tetapi mungkin keberadaanku adalah ancaman untukmu. Namaku Ryu Yerin. Tidak biasan...