XVII - Mission

139 14 0
                                    

Kala skenario semesta ternyata lebih epik dari seindah apapun skenario manusia, nyatanya apa yang sekarang Jungkook renungkan dalam heningnya pintu yang tertutup itu adalah kata demi kata yang terucap oleh Ryu Yerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala skenario semesta ternyata lebih epik dari seindah apapun skenario manusia, nyatanya apa yang sekarang Jungkook renungkan dalam heningnya pintu yang tertutup itu adalah kata demi kata yang terucap oleh Ryu Yerin. Kalimat-kalimat yang seharusnya tidak sepanas itu ditelinganya, karena bagaimana pun Yerin adalah yang selama ini dia tunggu. Bersama harapan yang retak, Jungkook telah menanti malam ini tiba, hanya saja saat malam ini usai, maka harinya akan berlangsung mengerikan. Jungkook tidak sedang membual, ia sendiri tahu apa yang akan ia lakukan saat sudah mengatakan misinya dimulai kala matahari belum muncul diufuk timur.

Pintu kamar mandi yang masih tertutup sejak 10 menit yang lalu, didalamnya bukan hanya ada gadis yang ia tunggui melainkan ada bocah kecil yang sedang membasuh kakinya. Jungkook menyuruh Abel memakai kamar mandi yang ada bathtubnya karena shower box nya sedang dipakai oleh Yerin. Jungkook ingin mengobati lutut Abel, sudah beberapa hari ini Abel sering terjatuh. Entah karena lemas, atau memang karena sendinya mulai bermasalah lagi. Sebenarnya tidak kurang Jungkook membawanya ke dokter, namun dokter itu juga selalu mengatakan bahwa Abel memiliki sedikit kelainan bawaan pada sendi lutut kanannya, jadi akan sedikit sulit jika ingin sembuh sepenuhnya. Kendati itu bukan hal mustahil, tapi mengingat Abel masih kecil, Jungkook tak ingin mengambil opsi operasi untuk memperbaiki sel sendinya. Resikonya akan lebih besar, ditambah jantung Abel yang terkadang tidak stabil.

"Abel, sudah?" tanya Jungkook dari luar.

Sebenarnya Jungkook hanya ingin cepat keluar dari sana karena ia tak bisa lebih lama lagi membiarkan fantasinya teredam. Shower box itu sialan sekali membuat pikiran Jungkook meliar. Bunyi gemericik air yang juga membuat Jungkook harus segera angkat kaki. Ia bisa gila jika membayangkan yang tidak-tidak. Apalagi saat ia menjadikan Yerin sebagai candunya yang nyata. Jungkook bukan serta merta menjadikan candu dalam artian yang sebenarnya, hanya saja Jungkook sudah menantikan ini sejak lama.

Tidak ada sahutan dari dalam, seolah Abel tidak ada disana dan Jungkook menjadi panik sekali. Ia takut terjadi hal yang seperti waktu itu, Abel terjatuh dan diam saja. Untungnya Jimin cepat tanggap dan membawa Abel kerumah sakit dengan cepat, beruntungnya tidak ada yang terluka, hanya sedikit kepalanya yang memar dan itu tidak menyebabkan apapun, kepalanya aman dan tidak ada kerusakan sel apa pun.

Jungkook harusnya tidak terlalu keras pada Jimin, tapi nyatanya sepanik saat itu Jungkook benar-benar membuat Jimin tidak mengenalinya. Jungkook menjadi orang yang berbeda saat sedang dalam keadaan panik, seolah ia tidak peduli pun siapa-siapa yang ia cecar dengan kalimat-kalimat pedas yang keluar dari mulutnya.

"Abel?" ulang Jungkook lagi, bebarengan dengan bunyi shower yang berhenti yang membuat suara Jungkook terdengar lebih keras. Pada saat yang sama itu lah ia bisa mendengar suara Abel yang mengisak dari dalam.

Jika biasanya orang lain akan menggedor sampai yang didalam membukakan pintunya, maka yang dilakukan Jungkook adalah mendobraknya sekalian. Tak peduli dengan pintunya dan kakinya yang jelas sedikit berasa karena menjejak pintu, tapi rasa sakit itu jauh tidak lebih penting daripada kekhawatirannya pada Abel yang menangis.

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang