XXXI - Seduction

179 11 4
                                    

"Jung-eungh-sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jung-eungh-sakit..."

Gema takdir yang mencoba menodai sebuah kertas tak bertinta. Di mana lembar demi lembar kehidupan selalu terbuka dari masa ke masa. Dari yang terasa getir hingga yang tercecap begitu manis. Nyatanya, semesta selalu seimbang, di mana selalu menyama-ratakan atas sebuah derita dengan bahagia. Memang, tak ada yang menjamin bahwa setelah menderita maka akan bahagia selamanya. Tidak ada. Hanya saja, biarlah harapan manusia sekarang merajai logika, berpikir bagaimana perihal Tuhan yang selalu memberikan seribu kesempatan untuk menebus seluruh perbuatan yang telah berlalu.

Ryu Yerin bukan bereinkarnasi, hanya saja Tuhan terlalu baik memberikannya kesempatan untuk raganya kembali memijak pada tanah yang dulu sempat ia kira sebagai kutukan.

Bukan sebentar hingga pada akhirnya pemilik surai legam yang sudah panjang itu terduduk dengan bantuan seorang pria yang hampir saja ditendang jika saja tidak pelan-pelan menempelkan plester di ruas atas ibu jarinya yang tidak sengaja terluka karena pisau yang sempat membuatnya berdarah. Yerin benar-benar tidak sengaja melukai tangannya hingga membuat Jungkook panik dan hampir saja memanggil dokter.

"Kau seperti sedang mendesah," tuduh Jungkook sambil membenarkan lilitan plester yang memang susah sekali, tempat lukanya ada di ujung, susah tertutup rapat jika tidak dililitkan dua kali. Tapi Yerin yang memang dasarnya keras kepala semenjak masih bayi, dia menolak untuk dililit plester dua kali. Alhasil Jungkook hanya membersihkan lukanya dan membungkusnya dengan kain kasa dan plester yang hanya satu kali putaran.

Perihal ucapan Jungkook yang mengatakan bahwa Yerin seperti sedang mendesah saat menahan sakit, itu adalah benar adanya. Jika saja Yerin sekarang sedang berada dalam mood yang baik, mungkin Jungkook tak akan menunda untuk menyerangnya dalam artian kegiatan panas di atas ranjang besarnya. Tapi, sayangnya sekarang Jungkook juga sadar ia tak hanya berdua dengan Yerin, masih ada bocah kecil yang meminta dikuncir 2 pagi buta yang sekarang sedang bermain play station sendirian di depan layar televisinya.

Abel, akhirnya bisa merasakan kembali kehangatan tanpa huru hara. Memiliki dua daddy dan dua mommy membuat Abel begitu bahagia. Yerin tidak masalah saat Abel lebih dekat dengan Aira, ia senang, cukup melihat Abel tersenyum saja sudah membuatnya begitu bahagia.

Jungkook sudah menerima pukulan untuk kemarahannya saat Yerin mengetahui bahwa Jungkook membohonginya perihal anaknya yang tidak selamat. Ya, Abel lahir dengan bantuan pisau bedah dan keahlian lulusan dokter terbaik. Dalam keadaan prematur dan sedikit kelainan ringan pada sendi lutut kanan dan jantungnya. Dokter tidak mengatakan apa pun, hanya sedikit pencegahan yang menyarankan agar Abel jangan pernah mengalami traumatik, atau mendengar suara keras, apalagi pukulan, dan Jimin mendengarkan saran dokter semuanya. Dia merawatnya seperti anak sendiri, kasih sayang penuh dan segala yang Abel butuhkan, terpenuhi.

Yerin jadi berpikir, harusnya Jimin sudah memiliki anak saja setelah setahun sudah berlalu dari pengadilan akhirnya memvonis tuan keparat Ahn Boram dengan kurungan besi seumur hidup. Pada kala itu Jungkook menolak aju banding. Bukan hanya itu, Jungkook juga menolak adanya bebas bersyarat. Jungkook mutlak dengan keputusan hakim dan selalu mengajukan keberatan saat ada yang berencana meringankan hukumannya. Dan Jungkook juga menolak hukuman mati, karena Jungkook memiliki satu pegangan yang sama dengan Ryu Yerin yang berbunyi; "kematian tanpa rasa sakit adalah sebuah berkat."

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang