XXXII - Affection

162 10 0
                                    

Jimin sama sekali tidak terkejut dengan apa yang baru saja tertangkap oleh kedua netranya, di mana di sana ada Yerin dan Jungkook dengan posisi yang erotis seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin sama sekali tidak terkejut dengan apa yang baru saja tertangkap oleh kedua netranya, di mana di sana ada Yerin dan Jungkook dengan posisi yang erotis seperti itu. Bayangkan duduk di atas konter dapur, pasangan yang entah kenapa selalu seperti pasangan pengantin baru padahal keduanya tidak pernah menikah. Seolah mereka adalah sepasang manusia yang sedang dimabuk cinta. Memang benar, tapi bisakah ada yang menebak kalau sebenarnya mereka sudah mencintai dari waktu yang sangat lama? Bukankah biasanya jika sudah terlalu lama berpacaran akan bosan satu sama lain?

Benar, Jimin juga membenarkan hipotesa orang awam itu, bahwa lama waktu bersama tidak sama sekali menjamin keharmonisan. Bisa saja yang sudah bertahun-tahun berpacaran pada akhirnya memutuskan untuk berpisah, menapaki jalan setapak masing-masing tanpa takdir yang mengikat dan tanpa status yang menjerat. Namun, baru kali ini Jimin melihat dan merasakan betapa hubungan yang ada di antara dua manusia yang tak lain adalah adik iparnya dan seorang wanita yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri itu, yang selalu terasa begitu manis setiap harinya.

Jimin tak pernah mendengar satu kali pun Yerin mengucap kata bosan, bahkan yang ia dengar setiap saat adalah kalimat bahwa Yerin mencintai Jungkook, dan sebaliknya saat di mana pun dan kapan pun Jimin sedang bersama Jungkook, Jungkook selalu menyempatkan untuk mengatakan kalimat-kalimat manis 'aku mencintaimu' dalam berbagai bahasa.

Serius, Jimin jadi belajar banyak sekali bahasa hanya dengan mendengarkan Jungkook mengungkapkan betapa besar dan dalam perasaan cintanya pada wanitanya. Bukan hal aneh saat Jungkook selalu menyebut Yerin gadisnya, padahal kenyataannya Yerin sudah bukan seorang gadis lagi, Yerin itu seorang ibu untuk putrinya yang manis. Ahn Abel, yang harusnya jika lahir di jalur yang benar memiliki nama utuh Han Abel.

Pun seperti itu tak masalah, Abel itu anak pintar yang sangat manis, bahkan jika bukan Jimin pun, akan ada banyak orang tua yang ingin mengadopsi Abel sebagai anak mereka. Itu pun kalau Jungkook mengijinkannya, karena dulu menikahi Aira yang karena memang suruhan ayahnya, Jungkook sempat mengatakan untuk menjemput anaknya di panti asuhan dan masukan dalam daftar keluarga. Jungkook sudah rela sejak saat itu, ia tak tahu lagi harus apa, kepalanya pening sekali. Bingung, dan semakin gila karena ia kehilangan Yerin dan ia tak mungkin lupa bahwa Yoongi menyuruhnya untuk melupakan orang yang sangat dicintainya. Gila! Mana bisa?!

"Hyung, sudah lama?" tanya Jungkook sesaat dirinya menyadari ada presensi lain selain 3 orang di dalam apartemennya.

Jungkook memang tidak pernah mengunci apartemennya kecuali saat malam hari. Jimin juga sudah terbiasa masuk-keluar apartemen Jungkook, Adik iparnya yang tampan, untung saja dulu Jimin masih waras dengan tidak membunuh Jungkook. Jika saja saat itu para iblis sedang menggila, sudah pasti Jimin akan kalap dan menghajar Jungkook. Ia geram setengah mampus saat mengetahui bahwa Jungkook tidak memasangkan sebuah rompi anti peluru. Walau yang berdasar kenyataannya adalah Jungkook telah memakaikan Yerin rompi itu dan dengan beraninya Yerin melepaskannya.

Alasan yang sebenarnya tidak pernah bisa Jungkook terima bahkan hingga detik ini adalah saat Yerin duduk diatas ranjang rumah sakitnya, menyendok bubur hangat hambarnya, kemudian menyeletuk dengan nada sok kuatnya. "Jika tidak seperti ini, hukuman Boram tak akan maksimal."

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang