XXVIII - The strongest will also die

117 12 0
                                    

Harus dikatakan apa seseorang yang mengorbankan nyawa manusia lain untuk hidupnya sendiri? Egois? Hedonis? Dan sampah! Menjijikkan dan sangat tidak pantas dimanusiakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harus dikatakan apa seseorang yang mengorbankan nyawa manusia lain untuk hidupnya sendiri? Egois? Hedonis? Dan sampah! Menjijikkan dan sangat tidak pantas dimanusiakan.

Ryu Yerin berkali-kali mencoba memandang pria tua di hadapannya ini adalah manusia. Seorang manusia yang lahir dan besar oleh manusia, tetapi nyatanya sebanyak apa pun Yerin berpikir dan menyangkal yang di depannya ini adalah iblis, sebanyak itu pula Yerin tetap meyakini bahwa yang sekarang menyeringai setelah mendengar namanya adalah iblis dari neraka. Bagaimana bisa sekarang pria tua itu seperti tidak berdosa setelah membuat lebih dari seratus nyawa yang dijaminkan pada perusahaan asuransinya pada akhirnya akan merugi karena mereka hanya dijaminkan pada seorang pecundang gelap.

Mencoba mengenali area tempur macam apa yang sedang Yerin pijak hari ini, membaca dari sisi satu demi satu sudut yang memungkinkan menjadi tempat persembunyian.

Pada awalnya Yerin hanya menemukan satu dua bayangan di balik tembok pembatas itu, tetapi semakin ia mencoba mengamati, semakin kedua netranya menangkap lebih banyak manusia yang sepertinya memang Boram yang membawanya. Pasukan? Atau prajurit? Konyol sekali! Yerin mengira bahwa Boram sudah mengganti taktik klasiknya, tetapi ternyata masih sama saja. Maklum saja, pria tua mana tahu taktik perang modern. Yerin yakin yang Boram tahu hanya pasal bunuh membunuh, buru memburu, dan saling menyerang tanpa menggunakan isi kepala yang nyatanya lebih bisa diandalkan daripada hanya saling menodong pistol di dua kepala dengan netra yang sama-sama menggelap.

Emosi yang dituruti hanya akan merugikan pihaknya sendiri, Yerin tak akan menggunakan cara yang sama dengan yang Boram lakukan. Ia tidak memiliki pasukan sebanyak yang Boram miliki. Ia datang hanya bersama Taehyung. Benar-benar tidak ada yang lain. Ryu Yerin memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan manusia semacam Boram. Dengan caranya sendiri, Yerin harap ia tidak ditembak dari belakang. Ia tak memiliki pengaman apa pun, karena memang Yerin ingin bermain bersih kali ini. Bersih yang dimaksud jelas karena Yerin ingin menyelesaikannya dengan sebuah diskusi mendalam. Itupun jika Boram masih memiliki isi kepala yang bisa diajak berbicara dengan kepala dingin. Karena yang Yerin tahu, Boram adalah manusia paling panas isi kepalanya.

Menunduk sambil tersenyum, mencoba lagi untuk membuat dirinya sendiri terlihat sedikit takut. Jelas, jika Yerin menunjukkan dirinya yang terlalu kuat, justru itu akan membunuh dirinya sendiri. Boram akan memperkuat pertahanannya dan membiarkan Yerin dikepung. Sebaliknya, jika Yerin berpura-pura gentar dan terlihat takut, maka sedikit ada kemungkinan Boram akan lengah karena menganggap musuhnya hanyalah sebuah ancaman kecil saja. Hanya sebuah pion yang hanya perlu ditendang agar keluar dari papan hitam putih caturnya.

"Mau berdamai denganku?" tanya Yerin langsung pada poinnya. Tidak melebih-lebihkan dan tidak membuat pertanyaan itu seperti mengintimidasi.

"Memangnya apa gunanya aku berdamai denganmu? Acropolis memang tak pernah membuat hidupku tenang," ungkap Boram, entah sengaja atau tidak, nyatanya Yerin yang mendengarnya jadi ingin sekali tertawa.

Sweet Sinner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang